"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 17 Desember 2012

UMI Makassar Gelar Seminar Internasional Tentang Persatuan Islam


UMI Makassar Hadirkan Ulama Sunni dan Syi’ah Dalam Seminar Persatuan Islam

Senin 5 November 2012, Universitas Muslim di Makassar Sulawesi Selatan membuat tonggak sejarah penting dalam sejarah persatuan mazhab-mazhab Islam di Indonesia. Universitas swasta terbesar di Indonesia Timur ini melaksanakan seminar internasional persatuan Islam dengan menghadirkan beberapa ulama dari mazhab Sunni dan Syiah. 


Seminar in
i juga diakhiri dengan penandatanganan deklarasi bersama untuk persatuan mazhab-mazhab Islam. Kami menerima laporan dan foto berikut ini langsung dari Akbar Hamdan di Makassar. Sebagian besar laporan ini telah dimuat di Harian Fajar 6 November 2012 di halaman 1 [majulah-ijabi.org]

Indonesia sebagai negeri berpenduduk Islam terbesar di dunia seharusnya mengambil peran sentral dalam tugas-tugas pengembangan Islam. Negeri ini dipandang mampu untuk mengambil alih tugas yang selama ini melekat pada negara-negara Timur Tengah karena ditunjang oleh banyak faktor. Diantaranya Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan jauh dari Israel yang menjadi pusat konflik.
Namun untuk mewujudkan hal itu, muslim di Indonesia harus bersatu padu. Perselisihan pendapat dalam mazhab jangan dibesar-besarkan. Sebaliknya, persamaan yang jauh lebih banyak lah yang harus ditonjolkan. Dua kubu terbesar dalam Islam, Sunni – Syiah harus menciptakan suasana yang saling menghargai dan menghilangkan fanatisme. Dan tokoh-tokoh panutan pada kedua mazhab tersebut yang semestinya dijadikan acuan dalam menilai ajaran kedua mazhab, bukannya dari kelompok-kelompok radikal atau sempalan.

Demikian menjadi poin penting yang disampaikan para pemateri dalam Seminar Internasional Persatuan Umat Islam Dunia, di Auditorium Al Jibra, Universitas Muslim Indonesia, Senin 5 November. Para pemateri yang hadir adalah Wakil Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar yang sekaligus membuka seminar, Sekretaris Jenderal Majma’ Taqrib Baynal Madzahib (Lembaga Pendekatan Antar Mazhab) Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri, Ulama Sunni yang menjadi penasehat Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, Syekh Maulawi Ishak Madani, Ketua MUI Pusat Prof Dr KH Umar Shihab, Ketua Dewan Pakar dan Cendikiawan Muslim Dunia Prof Dr KH Hasyim Muzadi serta Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Din Syamsuddin. Seminar tersebut turut dihadiri Duta Besar Republik Islam Iran Mahmoud Farazandeh beserta sejumlah atasenya, tokoh-tokoh Islam di Sulsel dan para aktivis muslim Sunni mau pun Syiah.

Rektor UMI, Prof Dr Masrurah Mukhtar di awal seminar berharap seminar itu akan menjadi momentum untuk merekatkan kembali kelompok-kelompok Islam yang selama ini berselisih. Jika umat Islam sudah bersatu, maka cita-cita tertinggi Islam sebagai Rahmatan lil Alamin bakal terwujud.
“Impian kami dan impian kita semua adalah terciptanya dunia Muslim yang bersatu dan menjadi kekuatan yang membawa kedamaian kepada dunia,” katanya.

Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi dan kekuatan dahsyat untuk mengembalikan kejayaan Islam, seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Namun dia mengingatkan kekuatan itu tidak akan pernah terwujud jika sesama muslim sendiri masih berkubang dalam suasana saling menyalahkan dan mengkafirkan.

Umar Shihab juga menyerukan pentingnya kelompok-kelompok Islam yang berbeda untuk saling mempelajari khazanah mazhab masing-masing. Menurutnya, hanya dengan saling belajar, maka akan tercipta saling memahami.
“Ada dua masalah yang menyebabkan Islam terpecah, yakni kebodohan dan fanatisme. Itu yang harus kita lawan,” kata kakak kandung Prof Dr KH Quraish Shihab ini.

Umar juga meluruskan bahwa MUI pusat pernah mengeluarkan fatwa bahwa Syiah adalah ajaran sesat. Dia mengakui pada tahun 1984 lalu pernah ada rekomendasi dari MUI untuk mewaspadai ajaran Syiah karena berbeda dengan Sunni yang dianut mayoritas muslim Indonesia. Tetapi rekomendasi itu bukan lah fatwa sesat. Itu pun rekomendasi tersebut dianggap sudah tidak sesuai dengan konteks saat ini.

Dia mengingatkan, ulama-ulama sedunia sudah sejak lama dan masih terus menggagas persatuan Sunni-Syiah. Diantara yang paling terkenal adalah Amman Message di mana Indonesia ikut terlibat di dalamnya.
“Kalau Syiah sesat, maka seminar semacam ini pasti akan dilarang (oleh negara),” tegasnya.

Syekh Maulawi Ishak Madani mengatakan dalam Mazhab Sunni dan mazhab Syiah masih terdapat oknum atau bahkan kelompok yang seringkali mengklaim kebenaran mazhabnya. Namun yang disayangkan, pendapat dari kelompok ini yang seringkali dijadikan sandaran untuk menilai sebuah mazhab.

Dia mencontohkan, Syiah seringkali dituding memiliki ajaran yang mencaci sahabat Nabi saw atau memiliki Alquran yang berbeda. Syekh Maulawi yang merupakan Ulama Sunni di Iran ini pun mengatakan semua itu hanya propaganda dari orang-orang yang disebut Ahmaq (bodoh).

“Iran adalah representasi negara Syiah terbesar di dunia. Tapi 30 tahun saya tinggal di sana sebagai Sunni, tak pernah sekali pun saya melihat televisi atau mendengar radio yang menyebarkan kebencian terhadap Sahabat Nabi Muhammad saw. Dan kami (Sunni) diperlakukan secara terhormat oleh mayoritas Syiah di sana,” kuncinya.

Sementara Din Syamsuddin mendorong perlunya dialog antara mazhab. Pasalnya, persamaan di dalam kelompok-kelompok Islam sesungguhnya jauh lebih banyak dibandingkan perbedaannya.


Kebangkitan Islam
Adapun Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri dan Hasyim Muzadi lebih menggambarkan situasi dunia Islam dewasa ini. Ali Taskhiri yang juga penasehat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Al Udzma Sayyid Ali Khamanei mengatakan saat ini telah terjadi gejala kebangkitan Islam di negara-negara berpenduduk Muslim.
Menurutnya, era kebangkitan Islam sudah berada di depan mata. Masyarakat muslim di dunia juga sudah menyadari bahwa Barat lah yang selama ini berperan dalam memecah belah Islam, baik dari luar mau pun dari dalam. “Tujuan mereka memisahkan kita, dan memisahkan urusan agama dan urusan umum. Tetapi kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” kata Taskhiri.

Hasyim Muzadi juga mengingatkan kapitalisme sudah mulai mengalami kegoyahan. Di Amerika dan Eropa, masyarakatnya sudah menyadari betapa buruknya sistim kapital itu sendiri. Dan di Timur Tengah, tengah terjadi suksesi kepemimpinan dari pemimpin-pemimpin yang pro barat, kini digantikan oleh pemimpin-pemimpin dari kelompok Islam.

Hanya saja, kata dia, yang perlu diwaspadai oleh negara ini adalah pemikiran Barat yang mulai meracuni seluruh sendi, mulai ekonomi, politik, hukum hingga budaya. Untuk menanggulangi problematika tersebut, maka umat Islam perlu tampil untuk melakukan pembenahan
Dia mencontohkan, ekonomi Indonesia yang cenderung memisahkan kekayaan alam dengan rakyat harus diubah dengan keadilan ekonomi. Politik yang kini transaksional dijadikan politik yang amanah. Hukum juga harus berlandaskan keadilan bagi seluruh elemen masyarakat. Dan yang tak kalah pentingnya adalah budaya, di mana kaum muslim harus membentengi masyarakat dari budaya Barat yang dapat merusak akhlak.



Rekomendasi Seminar Internasional Persatuan Umat Islam Dunia UMI Makassar

Bahwa merujuk pada Deklarasi Amman atau The Amman Message (9-11-2004) yang dideklarasikan bersama oleh 200 ulama dari lebih 50 negara, yang dikukuhkan kembali oleh pernyataan bersama lebih dari 500 ulama dan cendekiawan Islam dari seluruh dunia pada tahun 2006, yang menyatakan bahwa Siapapun pengikut salah satu dari empat mazhab hukum Islam Suni (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali), dua mazhab hukum Islam Syiah (Ja’fari dan Zaidi), mazhab hukum Islam Ibadhi serta mazhab hukum Islam Zahiri adalah seorang Muslim. Maka hendaknya umat Islam dengan mazhab-mazhab yang disebutkan di atas semakin memperkokoh ukhuwah Islamiah untuk menunjukkan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

Bahwa Rasulullah Muhammad saw diutus oleh Allah swt sebagai nabi dan rasul untuk seluruh umat manusia, menyampaikan ajaran Islam yangrahmatan lil alamin.

Setelah melakukan seminar internasional dengan tema “ISLAMIC WORLD UNITY(Persatuan Umat Islam Dunia)”,dengan ini seminar merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1.Bahwa hendaknya umat Islam di berbagai belahan bumi dengan penuh kesadaran terus membangun dan menjaga persaudaraan sebagai sesama umat Islam dengan menampilkan Islam yang damai dan penuh kasih sayang.

2.Bahwa umat Islam yang menurut realitasnya terdiri atas penganut beberapa mazhab hendaknya tidak menjadikan perbedaan mazhab sebagai kendala atau hambatan untuk menjalin ukhuwah islamiah dan kerjasama dalam berbagai kegiatan keduniaan dan keagamaan.

3.Bahwa merujuk pada Deklarasi Amman atau The Amman Message (9-11-2004) yang dideklarasikan bersama oleh 200 ulama dari lebih 50 negara, yang dikukuhkan kembali oleh pernyataan bersama lebih dari 500 ulama dan cendekiawan Islam dari seluruh dunia pada tahun 2006, yang menyatakan bahwa salah satu dari empat mazhab hukum Islam Suni (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali), dua mazhab hukum Islam Syiah (Ja’fari dan Zaidi), mazhab hukum Islam Ibadhi serta mazhab hukum Islam Zahiri adalah seorang Muslim. Maka hendaknya umat Islam dengan mazhab-mazhab yang disebutkan di atas semakin memperkokoh ukhuwah Islamiah untuk menunjukkan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

4.Bahwa umat Islam Indonesia dari berbagai mazhab hendaknya dapat menjadi role model bagi umat Islam dunia, yang dapat saling menerima untuk hidup berdampingan dalam ikatan persaudaraan yang kuat.

5.Ormas dan lembaga-lembaga keislaman serta para da’i, muballig dan cendekiawan muslim agar mengambil peran aktif untuk selalu mengupayakan kokohnya persaudaraan Islam, dan menghindari dakwah yang berakibat lemahnya ukhuwah Islamiyah.

6.Pemerintah diharapkan ikut menciptakan iklim yang kondusip bagi terwujudnya persaudaraan diantara penganut berbagai mazhab dalam Islam dan persaudaraan diantara sesama pemeluk agama.

7.Agar perbedaan (ikhtilaf) dikalangan umat Islam disikapi dengan mendahulukan etika dan akhlaqul karimah demi kemaslahatan umat. (IRIB Indonesia)

Tokoh Umat Islam:
1. Prof.Dr.H.Nasaruddin Umar, MA
(Wakil Menteri Agama R.I)
2. Grand Ayatollah Syekh Muhammad Ali Taskhiri
(Presiden of High Council of Islamic School of Thought)
3. Syekh Maulawi Ishaq Madani
(Advisor to the Presiden of the Islamic Republic of Iran
For Ahlussunnah Wal-Jamaah)
4. Dr.Mazaheri
(Deputy of open University of The Islamic Republic of Iran)
5. Prof.Dr.KH.Umar Shihab,MA
(Ketua MUI Pusat)
6. Prof.Dr.KH.Din Syamsuddin,MA
(Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah)
7. Prof.Dr.KH. Hasyim Muzadi, MA
(Presiden Ikatan Cendekiawan Muslim Dunia)
8. Prof.Dr.H.M.Ghalib,MA
(Wakil Koordinator KopertaisWil.VIII)
9. H.Muh.Mokhtar Noer Jaya
(Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI)
10.Prof.Dr.Hj.Masrurah Mokhtar, MA
(Rektor UMI)

Makassar, 5 Nopember 2012
Steering Committee
Ketua, Sekretaris,
Dr.Ir.H.Fuad Rumi, MS Drs.KH.M.Zein Irwanto, S, MA
Organizing Committee
Ketua, Sekretaris,
Dr.H.M.Arfah Shiddiq,MA Dr.H.M.Ishaq Shamad,MA


sumber: http://satuislam.wordpress.com/2012/11/07/umi-makassar-gelar-seminar-internasional-tentang-persatuan-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar