Barusan saja dengar dari ahli pertempean, Dr Jonathan Agranoff MD, bahwa sebenarnya Indonesia bisa untuk swasembada kedelai. Dalam arti tidak mengimpor lagi dari Amerika. Cuma memang tinggal kemauan pemerintah saja yang mau mengajak kerjasama para peneliti kedelai. Ternyata menurut beliau, banyak ahli kedelai tersebar di Indonesia, di antaranya di daerah Grobogan Jawa Tengah dan daerah Anjasmoro Jawa Timur.
Jangan anggap enteng para ahli kedelai tersebut, mereka
saat ini sudah menciptakan kualitas bibit kedelai yang jauh lebih unggul dari
kedelai Impor. Tahukah, ternyata kedelai impor dari Amerika menurut
Beliau,adalah hasil dari rekayasa genetika agar kualitasnya tambah baik (tidak
murni lagi).
Selain itu, kedelai impor dari Amerika adalah hasil penyimpanan
berbulan-bulan di gudang. Ya sisa karena sudah tak terpakai lagi untuk makanan
ternak dan produksi minyak kedelai. Sedangkan kedelai yang berhasil
dibudidayakan oleh para ahli kedelai di
Indonesia,
merupakan kualitas yang memang sama dengan kualitas kedelai yang zaman dulu
pernah diproduksi di Indonesia.
Bahkan zaman dulu pernah swasembada.
Menurut Jonathan, impor kedelai dari Amerika sebenarnya hasil dari kesepakatan
“tersembunyi” antara IMF dengan pemerintah Indonesia pada tahun 1998. Dalam
salah-satu poinnya, IMF menyetujui untuk memberikan bantuan finansial setelah Indonesia
mengalami krisis asalkan kran impor kedelai dari Amerika dibuka bebas.
Sedangkan mengenai demo para pengrajin Tempe
hari ini, Beliau berpendapat bahwa ada agenda tersembunyi dari pihak importir
(swasta). Agenda itu adalah, kalau impor Kedelai dari Amerika macet segera buka
kran impor Kedelai dari negara lain. Jangan sampai kelas menengah ke atas di Indonesia
kehilangan konsumsi Tahu Tempe. Mereka (kelas menengah ke atas) sangat
membutuhkan Tahu Tempe dengan harga berapa pun daripada emas. Nah agenda ini
jelas-jelas merugikan masyarakat kecil, terutama para petani Kedelai di
Indonesia. Mereka yang demo hari ini bukannya mengagendakan swasembada Kedelai
di negeri sendiri malah menuruh impor Kedelai dari negara lain. Hal ini
terlihat dari perilaku demo hari ini yang membuang Tempe ke jalan.
Doctor Tempeh
Siapa Dr Jonathan agranoff MD? Dari situs lamannya www.doctortempeh.com, Beliau adalah ahli gizi
dariInggris yang kajiannya dikhususkan ke Tempe
(Kedelai). Dari kajiannya tersebut, Beliau menulis buku berjudul ‘A Concise
Handbook of Indonesian Tempe (Buku Pedoman Singkat Tentang Tempe Indonesia).’
Selain itu juga dari hasil kajiannya, Beliau akhirnya mempatenkan merk “Doctor
Tempeh.” Doctor Tempe adalah olahan Kedelai yang sudah dikemas menjadi Tempe mentah. Nah yang
mengherankan di saat pemerintah sibuk impor Kedelai dari Amerika, ‘Doctor
Tempeh’ diproduksi di Jawa untuk diekspors ke luar negeri. Keheranan di sini
terletak pada, ternyata ‘Doctor Tempeh’ dihasilkan dari standar tertinggi dalam
produktivitas maupun kebersihannya. Dan tahukah, Kedelai ‘Doctor Tempeh’ asal
produksinya dari para petani Jawa yang bersertifikat (maksudnya berstandar
tinggi).
Inilah yang dimaksudkan Dr Jonathan agranoff MD dengan perkataannya di awal
alinea. Dr Jonathan Agranoff MD saja bisa mencari kedelai kualitas tingkat
tinggi di tanah Jawa, kenapa pemerintah Indonesia masih impor Kedelai
kualitas makanan ternak dari Amerika?
Ahmed Tsar Blenzinky
(kompasiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar