"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 10 November 2012

SBY-Ahmadinejad Lakukan Pertemuan Bilateral


Di sela kegiatan memimpin sidang Bali Democracy Forum (BDF) ke-V, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan serangkaian pertemuan bilateral termasuk dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Pertemuan dua kepala negara itu dilangsungkan di hari kedua atau hari terakhir BDF di Laguna Resort, Nusa Dua, Bali hari ini.



Pertemuan keduanya berlangsung tertutup yang pada intinya membahas peningkatan hubungan kedua negara. "Hubungan bilateral Indonesia-Iran, selama ini berlangsung cukup dan akan terus ditingkatkan di masa mendatang," ujar SBY sesaat sebelum menggelar pertemuan.


Dalam kesempatan itu, Ahmadinejad menekankan bahwa BDF akan memberi pengaruh luar biasa untuk pertumbuhan demokrasi kawasan. Bali Democracy Forum akan mendapat tempat tersendiri dalam pentas internasional. "Saya yakin akan hal itu," imbuhnya.

Sebelumnya saat menggelar konferensi pers di Hotel Ayodya, dia mengatakan bahwa peran Iran ke depan akan terus ditingkatkan dan siap berkontribusi dalam kegiatan BDF selanjutnya.

Dia memberi penilaian positif BDF yang dirintis Indonesia sejak tahun 2008. Meski baru pertama kali hadir di forum BDF, Ahmadinejad menyatakan forum pertemuan antar negara dan pemerintahan itu berkontribusi positif dalam membangun demokrasi kawasan.

Hari ini, sebelum bertolak ke Jakarta sore ini, selain menggelar pertemuan bilateral dengan Korsel, Iran, Afghanikstan dan Turki. SBY juga bertemu dengan PM Australia Julia Gillard serta menggelar pertemuan trilateral dengan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao yang difasilitasi Australia.
(okezone.com)


Ahmadinejad: Iran-Indonesia dapat Menangkal Unilateralisme

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Tehran dan Jakarta harus bergandengan tangan untuk menentang unilateralisme yang menekan semua bangsa independen.

"Hari ini, situasi internasional kacau dan unilateralisme yang ada di dunia ini menekan semua bangsa independen…dan untuk melawan situasi ini, Iran dan Indonesia dapat bekerja sama dengan baik di Asia maupun di arena internasional untuk menyelesaikan problem negara-negara Islam, " kata Ahmadinejad dalam pertemuannya dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela Bali Democracy Forum (BDF) ke-5 pada Jumat (9/11).

Dalam pertemuan tersebut, Ahmadinejad menyinggung hubungan bilateral yang sangat baik antara Iran dan Indonesia.

"Kerja sama antara kedua negara juga akan menguntungkan negara-negara Asia lainnya," imbuhnya.

Memperluas kerjasama antara Iran dan Indonesia, masih kata Ahmadinejad, sebagai dua lengan yang kuat di barat dan timur Asia, khususnya di era ketika struktur unilateral dunia telah mencapai akhir dan tatanan baru dunia harus menggantinya, tentu akan menguntungkan kedua negara sertanegara-negara lain di benua Asia.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih kepada Ahmadinejad atas kehadirannya di Bali Democracy Forum dan mengatakan bahwa negaranya berusaha memperluas kerjasama dengan Iran di semua tingkatan.

Bali Democracy Forum ke-5 di selenggarakan pada tanggal 8 dan 9 November, yang memfokuskan tema tentang keamanan, perdamaian, hak asasi manusia, dan pembangunan ekonomi.

Forum ini pertama kali digelar di Indonesia pada tahun 2008 dengan tujuan mengembangkan demokrasi di kawasan Asia-Pasifik. 
(IRIB Indonesia/RA)


RI-Iran Sepakat Tolak Intervensi Asing di Suriah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad memiliki kesamaan pandangan dalam menolak intervensi asing dalan penyelesaian kemelut di Suriah. 

"Indonesia peduli atas peristiwa yang terjadi di Suriah," ujar Presiden Yudhoyono saat jumpa pers di sela penutupan Bali Democracy Forum ke- V di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/11/2012).

Indonesia peduli atas peristiwa yang terjadi di Suriah sehingga dia berharap agar tragedi kemanusiaan itu bisa segera diatasi. Secara moral, bangsa di manapun di dunia ini akan peduli dengan situasi yang tengah berkembang di Suriah.

Menurutnya, yang bisa dilakukan dalam penyelesaiaan konflik Suriah adalah lewat proses politik di negara tersebut. Penyelesaian masalah itu agar diserahkan kepada bangsa Suriah. 

"Proses politik di suriah harus diserahkan kepada masyarakat di negara itu, masyarakat internasional harus memberi ruang untuk itu," tegasnya

Pandangannya serupa, kita ingin bersama-sama dengan bangsa manapun untuk membantu Suriah ke luar dari masalah itu," tuturnya.

Jangan sampai tragedi kemanusiaan ini, sambung dia seolah tidak bisa dihentikan. Secara moral, bangsa manapun di dunia akan peduli, demikian juga masyarakat internasional. Sejauh ini, Yudhoyono belum melihat ada tanda-tanda ke arah penyelesaian konflik di Suriah. 

"Belum ada tanda-tanda berakhir. Dan, dari hasil diskusi dengan Presiden Iran, pandangan kami serupa," tegasnya lagi.

Baik Yudhoyono maupun Ahmadinejad menginginkan agar konflik segera usai dan tidak ada ada lagi pertumpahan darah dan jatuhnya korban sipil. 

"Setelah itu harus ada proses politik. Kita serahkan kepada bangsa Suriah. Pandangannya serupa, kita ingin bersama-sama dengan bangsa manapun untuk membantu Suriah ke luar dari masalah itu," imbuhnya.

Kedua negara sangat peduli dengan apa yang terjadi di Suriah dan berharap agar tragedi kemanusiaan di negara tersebut bisa diakhiri. Sementara dalam pertemuan bilateral itu kata Yudhoyono dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kerjasama di antara kedua negara.
(okezone)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar