Syahadah dan pengorbanan merupakan di antara poin budaya Asyura yang terindah. Pengorbanan dan syahadah Imam Husein as bersama para sahabat pilihannya di jalan Allah Swt telah menjadikan peristiwa Asyura sebagai semangat perjuangan yang abadi. Darah suci Imam Husein as telah menggerakkan masyarakat untuk terus berjuang.
Allah Swt telah menjadikan kemuliaan dan kejayaan ummat Islam di bawah naungan perjuangan di jalan Allah Swt. Selama faktor kemuliaan dan budaya kegigihan ada di tengah masyarakat, mereka akan berada di puncak kemuliaaan dan ketegaran. Namun jika ummat Islam tidak mempunyai semangat besar untuk melawan kezaliman, mereka pada dasarnya, tengah membentuk faktor-faktor yang akan menghasilkan dekadensi. Dalam kondisi krisis tersebut, Imam Husein as berkata, "Tidakkah kalian menyaksikan bahwa kebenaran diabaikan dan kebatilan tidak dilawan? Dalam kondisi seperti ini, seorang mukmin akan lebih memilih gugur syahid daripada harus hidup dalam kondisi hina."
Di hadapan Allah Swt, syahadah atau gugur syahid di jalan-Nya merupakan perbuatan yang termulia. Hal yang membuat kesyahidan berharga adalah memilih syahid berdasarkan keinginannya untuk menegakkan nilai-nilai sakral dan melawan kezaliman dengan keberanian. Dengan ungkapan lain, kesyahidan merupakan penyerahan hal yang paling berharga dalam kehidupan demi melindungi agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Kesyahidan Imam Husein as telah menerangi jalan di tengah kegelapan bagi ummat Islam. Pemikir Islam, Syahid Muthahari mengibaratkan syahid seperti lilin penerang yang rela terbakar untuk memberikan penerangan.
Pada hari Asyura, Imam Husein as ketika menyaksikan pengorbanan dan kesyahidan para sahabatnya, berdoa kepada Allah Swt menunjukkan kerinduannya yang luar biasa untuk gugur syahid di jalan kekasihnya. Dalam munajatnya, Imam Husein as berkata, " Ya Allah, saya ingin syahid sebanyak 70 kali, khususnya kesyahidan yang disebabkan membela agama dan menghidupkan jalan atau syariat-Mu."
Dalam tradisi agama, kesyahidan disebut sebagai puncak kesempurnaan dan tolak ukur penting untuk mengukur amal-amal manusia. Allah Swt dalam
Dalam kajian studi sejarah Asyura disebutkan bahwa Imam Husein as ketika diusulkan untuk berbaiat kepada Yazid, penguasa zalim saat itu, menyatakan, berbaiat kepada Yazid sama halnya dengan meninggalkan Islam. Imam Husein as tidak hanya menolak legalitas pemerintahan Yazid, tapi beliau juga mengungkap kedok kebatilannya. Melalui perjuangan dan keberaniannya, Imam Husein as menyampaikan pesan kepada seluruh manusia bahwa masyarakat yang ideal bergantung pada perlawanan terhadap kekuasaan yang lalim. Sebab, para pemimpin yang lalim senantiasa mengancam masyarakat yang sehat. Bahkan, para penguasa yang lalim terkadang memaksa masyarakat dunia supaya memenuhi dan melayani arogansi mereka.
Pada intinya, pengorbanan Imam Husein mempunyai nilai dan harga yang sangat mahal sekali. Keluarga suci Rasulullah Saww termasuk saudara-saudara perempuan dan anak-anak Imam Husein as dikepung oleh para musuh dalam kondisi kehausan. Lebih dari itu, Imam Huseian as, cucu kesayangan Rasulullah Saww dibantai dan kepala sucinya ditancapkan di ujung tombak. Akan tetapi pengorbanan mahal Imam Husein as dan keluarga sucinya mempunyai pengaruh dalam sepanjang sejarah manusia sejak terjadinya peristiwa Asyura di Karbala. Dapat disimpulkan bahwa perjuangan dan kegigihan Imam Husein as telah memperkokoh kesadaran dan kebangkitan ummat Islam untuk melawan orang-orang yang lalim. Sejak peristiwa Asyura, banyak pergerakan anti-kezaliman bermunculan dari masa ke masa. Setelah tragedi besar tersebut, perlawanan Imam Husein as terhadap Yazid terus terulang dalam sejarah di saat kebenaran dan kebatilan disejajarkan. Semangat perjuangan Imam Husein as berfungsi sebagai penggerak yang kuat bagi seluruh ummat manusia.
Terkait hal ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi
Dengan demikian, kegigihan ummat Islam dalam menghadapi kezaliman dan semangat perjuangan mereka dalam melawan para penguasa yang lalim, dapat disimpulkan terinspirasi dari budaya agung Asyura. Kini, kita sepatutnya menyaksikan tragedi yang saat ini terjadi di
Menyaksikan fenomena tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa selama manusia tidak terdidik dengan nilai-nilai mulia dan ilahi, meski itu terjadi di zaman modern saat ini, mereka mempunyai kebuasan yang sama seperti yang terjadi pada tahun 61 hijriah, tepatnya tragedi Karbala. Pada saat itu, pasukan-pasukan Yazid dengan perlengkapan senjata yang lengkap mengempung Imam Husein as dan para pengikutnya serta melarang perempuan dan anak-anak kecil untuk mendekati sungai. Mereka dibiarkan kehausan. Apa yang terjadi saat ini di
Perjuangan dan keberanian warga
Warga Gaza dengan kegigihan mereka menyatakan bahwa mereka tetap menghadapi kesulitan dalam melawan kebatilan dan menolak kehinaan seperti para pengikut Imam Husein as. Dengan cara kekerasan dan pembantaian massal, AS dan Rezim Zionis
Salam kepada Husein yang menumbuhkan semangat perjuangan dan kegigihan bagi para pejuang dalam sepanjang sejarah. Salam kepada para pejuang yang memilih gugur syahid daripada hidup di tengah kehinaan. Assalamualaika Ya
(IRIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar