Di hadapan lebih dari seratus pelajar Indonesia yang belajar di Iran, Prof.Umar Shihab menyatakan, "Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan melagakan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka menentang Allah (s.w.t) yang menghendaki umat ini bersatu."
Pemimpin Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof. DR. Kiyai Haji Umar Shihab beserta beberapa anggota rombongan dalam kunjungan ke
DR. Khalid Walid, wakil ketua Suruhanjaya Ukhuwah Islamiyah MUI memberikan sambutan pengantarnya dengan menjelaskan kedatangan rombongan MUI ke
Lebih lanjut beliau menjelaskan,"Di antara bentuk kerjasama yang disepakati adalah pengiriman para peneliti dan ulama
"Semoga dengan adanya kesepakatan dan kerjasama tersebut ukhuwah Islamiyah dapat terjalin dengan baik dan kedua belah pihak dapat saling memahami." Harapnya.
Perpecahan dan Kebodohan, Ujian bagi Umat Islam Saat Ini.
Selanjutnya, KH. Prof. DR. Umar Shihab menyampaikan nasihatnya di hadapan pelajar. Beliau menyatakan bahawa hidup di dunia ini penuh dengan cabaran, ujian dan kesulitan-kesulitan. "Tidak ada seorangpun yang hidup ini di dunia ini tidak lepas dari ujian, di antara ujian tersebut adalah fitnah, kekurangan harta, kelaparan dan kematian. Namun dalam konteks kehidupan kita sekarang kata para ulama, ujian paling besar yang dihadapi kaum muslimin saat ini ada dua. Yang pertama, adalah ujian perpecahan. Betapa sulitnya kita menjalin perpaduan. Perpecahan begitu mudah terjadi, antara keluarga, sesama pengikut agama, antara Negara dan sebagainya. Ujian yang kedua adalah kebodohan. Majoriti umat Islam sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kebodohan, karena pura-pura tidak tahu atau memang sama sekali tidak mahu ambil tahu."
Selanjutnya beliau menjelaskan, "Masyarakat
"Yang kedua, kelompok pemecah daripada kalangan umat Islam sendiri. Tidak sedikit dari kelompok umat Islam yang secara langsung memecah belah umat. Mereka mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memicu perpecahan umat, mereka misalnya menyebut maulid itu bid'ah, mengucapkan shalawat di setiap kegiatan itu bid'ah sehingga dengan pemahaman yang seperti itu mereka menyesatkan dan memusuhi kelompok Islam yang mengamalkannya. Kita harus berwaspada terhadap kelompok pemecah dari dalam ini, mereka bahkan sampai menggunakan banyak dana demi gigihnya untuk memecah belah umat ini."
"Ujian yang kedua adalah kejahilan. Pelajari dan tuntutlah ilmu agama ini dengan benar dan dari sumbernya yang asli. Al-Qur'an menyebutkan, yang manakah lebih layak kamu ikuti, orang yang memiliki pengetahuan atau orang yang tidak memiliki pengetahuan?. Dan Nabi Muhammad (s.a.w) dalam hadisnya menyebutkan, Aku adalah
Lebih spesifik mengenai ujian kejahilan ini, Prof Umar Shihab menasihati para hadirin, "Selama di Iran belajarlah dengan sungguh-sungguh, timbalah ilmu sebanyak-banyaknya di sini, dan ketika kembali ke tanah air, sampaikanlah argumen-argumen yang benar mengenai Islam. Tanggung jawab menjaga Islam berada di bahu kalian, para penuntut ilmu. Jauhilah kejahilan! Kerana kejahilan adalah musuh kita bersama. Salah seorang ulama terkemuka Sunni berasal dari Kaherah, Syaikh Mutalawid Sayhrawi pernah mengatakan, perpaduan umat Islam tidak akan tercapai jika umat Islam masih terbelenggu dalam kejahilan. Perpaduan umat Islam hanya boleh dicapai jika umat Islam ini pandai. Mereka yang berhak untuk memberikan kritik atas pemahaman orang lain adalah mereka yang pandai dan berilmu, yang memiliki argumen-argumen yang kuat. Namun bukan bererti harus menyalahkan pemahaman yang berbeza. Ketika kalian kembali ke tanah air, silakan ingin bermazhab apa, selama mazhab tersebut mendapat pengakuan dan pengiktirafan dari Islam. Sebagaimana MUI telah menyatakan bahwa Sunni dan Syiah sebagai mazhab yang benar. Maka dibenarkan umat Islam di Indonesia untuk memeluk salah satunya. Dan tidak dibenarkan saling menyalahkan satu sama lain, yang dapat memecah belah perpaduan."
"Satu hal yang mesti ditanamkan dalam benak fikiran saudara-saudara semua adalah, umat Islam hanya akan kuat dengan perpaduan, dan menjadi lemah dengan perpecahan. Dan perintah Al-Qur'an umat Islam harus menjalinkan perpaduan dan melarang kita untuk berpecah. Alhamdulillah, kita bersyukur dengan kedudukan Republik Islam
Di penghujung ceramah beliau, Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab kembali mempertegaskan pesan beliau kepada para pelajar
Prinsip MUI: Sunni dan Syiah Bersaudara
Setelah Prof. Umar Shihab menyampaikan nasihatnya, pertemuan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan. Beberapa pelajar kemudian mengajukan soalan. Di antara pertanyaan yang diajukan, bolehkah MUI wilayah di daerah mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI Pusat?. Prof Umar Shihab memberikan jawaban, MUI wilayah jika berkaitan khusus dengan persoalan umat di daerahnya dibenarkan untuk mengeluarkan fatwa sendiri, namun jika berkaitan dengan kepentingan nasional, maka yang berhak mengeluarkan fatwa hanya MUI Pusat yang harus diikuti oleh MUI-MUI di daerah. Dan MUI di daerah tidak memiliki autoriti untuk mengeluarkan fatwa yang telah dikeluarkan MUI Pusat. "Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara perlembagaan, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada pemimpin MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi." Jelas beliau.
Ketika ditanya mengenai langkah-langkah MUI Pusat yang akan dilakukan untuk mewujudkan perpaduan umat dan menyelesaikan perselisihan Sunni-Syiah, Prof. Umar Shihab menjelaskan bahawa MUI akan menjadi penyelenggara seminar Antarabangsa Persaudaraan umat Islam di bulan Desember akhir tahun ini. "MUI akan mengundang ulama-ulama dari berbagai Negara, dari Mesir, Iran bahkan dari Arab Saudi termasuk Syaikh Yusuf Qardawi untuk hadir sebagai pembicara.
Setelah memasuki waktu maghrib, dilakukan shalat maghrib berjama'ah. Yang diimami oleh Sayyid Farid, dan Prof. Umar Shihab menjadi jama'ah di shaf pertama. Acara pertemuan tersebut diakhiri dengan makan malam bersama, dan do'a bersama dipenghujung acara dipimpin oleh KH. Prof. DR. Umar Shihab.
Pertemuan Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab dengan pelajar Indonesia di Qom
(abna.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar