"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 05 Oktober 2012

AS Yakin Bisa Runtuhkan Iran


Iran tak gentar karena masih memiliki cadangan mata uang asing 

WASHINGTON - Bangsa Iran tengah dihadapkan pada sanksi-sanksi internasional terkait program nuklirnya. Gedung Putih Ameriksa Serikat (AS) yakin rakyat Iran pasti akan menyalahkan pemerintahannya sendiri atas kondisi tersebut.


Terlebih lagi dalam beberapa hari ini, perekonomian Iran memburuk dengan penurunan drastis nilai mata uang Iran. Saat ini nilai mata uang Iran telah terpang
kas lebih dari 80 persen dibandingkan setahun lalu.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, situasi drastis yang telah memicu kenaikan harga bahan-bahan pokok itu merupakan tanda bahwa pemerintah Iran tengah dalam tekanan hebat.


“Tak diragukan lagi, seperti yang kita lihat dalam 36 jam terakhir. Sanksi-sanksi yang diterapkan telah menimbulkan dampak negatif yang signifikan atas perekonomian Iran seperti yang diharapkan,” tutur Carney seperti dilansir AFP, Kamis (4/10).

“Presiden Barack Obama yakin dan mitra-mitra kami yakin bahwa sanksi-sanksi itu merupakan pendekatan yang tepat,” tandas Carney.

Sementara itu, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menegaskan, bahwa Iran tidak akan menyerah soal program nuklirnya, meskipun negara itu tengah merasakan dampak sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh negara barat.

“Kami bukan orang-orang yang akan mundur soal isu nuklir. Jika orang-orang mengira mereka bisa menekan Iran, mereka tentunya keliru dan mereka harus memperbaiki perilaku mereka,” tegas Ahmadinejad.
Pernyataan Ahmadinejad itu disampaikan di tengah penurunan drastis nilai mata uang Iran, yang saat ini telah kehilangan lebih dari 80 persen nilainya dibandingkan setahun lalu.

Bahkan pada Senin, 1 Oktober lalu, mata uang rial Iran terpangkas nilanya sebesar 17 persen. Kemudian pada Selasa, 2 Oktober, rial Iran kembali turun empat persen.

Dicetuskan Ahmadinejad, penurunan itu merupakan bagian dari perang ekonomi yang dilancarkan Barat terhadap negara republik Islam itu dan perang psikologis di pasar uang. Namun Ahmadinejad tidak gentar, karena Iran masih memiliki cadangan mata uang asing yang cukup.

Dipihak lain, pemerintah Israel menganggap, sanksi-sanksi internasional terhadap Iran dalam dua tahun terakhir berdampak pada negara tersebut.” Ada jam sanksi-sanksi, dan program nuklir Iran semakin dekat dan lebih dekat ke garis merah,” cetus Menteri Urusan Strategis Israel, Moshe Yaalon.

Israel, AS dan negara-negara Uni Eropa menuding Iran diam-diam mencoba mengembangkan senjata nuklir lewat program nuklir yang dijalankannya. Namun Teheran berulang kali membantah hal tersebut. Ditegaskan Iran, program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi bagi kepentingan sipil.

Belakangan, Israel kian gencar melancarkan retorika perangnya terhadap Iran jika negara Republik Islam itu tidak menghentikan aktivitas nuklirnya. Namun sejauh ini, AS selaku sekutu kuat Israel tidak mendukung rencana aksi militer tersebut. 

(surabayapost.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar