"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 11 September 2012

Kenalkan, Ini Game Antikorupsi ala Bocah SMP


Satu per satu tikus memperlihatkan diri. Setelah itu, mereka berjalan dari kanan ke kiri. Tikus itu lalu memikul karung hitam bertulisan "dollar". Jumlah tikus cukup banyak, bahkan terus bertambah. Semuanya berwarna hitam dengan mulut berwarna putih. Tikus ini mengenakan dasi berwarna merah.


Mereka berjalan perlahan dari kanan ke kiri. Di sisi kiri terdapat alat tembak dengan peluru menyerupai bola kasti. Peluru ditembakkan ke arah tikus. Ketika kena, tikus itu mati. Skor di sudut kiri atas pada layar otomatis bertambah. Apabila ada tikus yang berhasil sampai di batas garis sebelah kiri, langsung game over.


Ini adalah aplikasi game karya Fahma Waluya Rosmansyah, siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung, Jawa Barat. Gameantikorupsi ini diberi nama Raid the Mice. Game ini sengaja dirancang oleh Fahma sejak tahun lalu.

Dia membuatnya selama sebulan. "Sebenarnya sudah 14 aplikasi gameyang saya buat," kata anak sulung dari pasangan Yusop Rosmansyah dan Yusi E.L. Siano itu. Satu aplikasi game hasil karyanya bahkan sudah berada di aplikasi salah satu merek telepon seluler.

Fahma menyatakan sengaja membuat aplikasi game itu untuk mendukung pemberantasan korupsi. Setelah jadi, pamannya, yang juga seorang pegawai di Komisi Pemberantasan Korupsi, Rufriyanto, menawarkan agar memperlihatkannya kepada pimpinan KPK.

Rufriyanto mengatakan aplikasi game itu dia ceritakan kepada pegawai dan pimpinan KPK dengan maksud agar dijadikan bagian dari pendidikan pencegahan korupsi sejak usia dini. Akhirnya, Ketua KPK Abraham Samad menyambut positif aplikasi game itu. Bahkan Abraham berharap game itu dapat menjadi sebuah cara pencegahan korupsi sejak dini.

Fahma mulai bermain game sejak usia 3 tahun. Awalnya ia belajar secara otodidak untuk membuat aplikasi game. Orang tuanya ikut mendukung dengan membelikannya buku aplikasi game. Untuk mengembangkan bakatnya, Fahma ikut kursus aplikasi game selama setahun di Sekolah Komputer Aku Cinta Indonesia. "Setelah itu, saya mulai membuat aplikasigame," katanya.

Fahma lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk membuat aplikasi game. Karena kebiasaannya ini, rekan sebaya Fahma menganggapnya aneh. Namun hal itu tidak membuatnya malu. Justru semangat Fahma terpicu untuk terus membuat aplikasi game baru. Bakatnya itu menular juga kepada adiknya, Haniah P. Rosmansyah. Haniah pun sudah mulai belajar membuat aplikasi game.

(tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar