"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 15 Agustus 2012

Yang “unik dan Langka” dari Peringatan Revolusi Islam Iran


Kalau dulu, Nasir Tamara, salah seorang Jurnalis kita yang ikut bersama rombongan Imam Khomeini dari Paris Perancis, ke Tehran Iran pada tahun 1979, melaporkan bagaimana jalannya Revolusi Islam Iran, juga mewawancara secara langsung Presiden Pertama Iran pasca Revolusi Islam, Bani Sadr, dalam bukunya yang sangat bagus (saya merekomendasikan teman teman untuk membacanya), berjudul Revolusi Iran, dterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan tahun 1980. 


Maka kali ini, saya akan melaporkan bagaimana hari kemerdekaan Iran melawan sang diktator bangsanya sendiri, penguasa dzalim, Reza Fahlevi, dirayakan dengan cara sederhana tetapi memukau dan membuat “bulu kuduk” merinding. Rakyat Iran merayakannya dengan cara “ala” mereka sendiri, yang berbeda dengan “ala” kita merayakan kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus. Saya hanya ingin menyoroti cara unik mereka yang semoga kalau ada manfaatnya bisa kita tiru nanti.


Dimulai dari malam tanggal 11 Februari 2012 atau bertepatan dengan 22 Bahman 1390 (Kalender Iran) berpusat di Azadi Tower (Azadi artinya Kebebasan. Menara ini sebagai simbol kebebasan dan pintu gerbang Tehran, sejak 40 tahun yang lalu, dengan tinggi 148 kaki di area komplek Azadi seluas 50,000 m²) dan Milad Tower (Menara tertinggi keenam di dunia, 435 meter, atau 1.427 kaki yang baru selesai awal tahun 2010 kemarin) kembang api dan petasan serta teriakan Allahu Akbar menyambut malam kemenangan Revolusi Islam Iran. Televisi menyiarkan secara langsung acara tersebut, sayang saya tidak bisa hadir kesana.

Acara acara Televisi yang menggugah
Di Iran, seluruh Televisi merupakan milik pemerintah, iklan iklan komersial untuk acara televisi tersebut juga tidak banyak. Pada detik detik kemerdekaan ini, biasanya 10 hari sebelum hari kemerdekaan tiba (kenapa 10 hari? Karena tepatnya setelah sepuluh hari kedatangan Imam Khomeini dari pengasingan di Paris, Iran berhasil melakukan Revolusi Islam), televisi menyiarkan acara acara yang berbau “perjuangan” baik itu Film dokumenter tentang bagaimana Imam Khomeini dan rakyat Iran dulu berjuang, bagaimana sang raja Reza Pahlevi terusir secara tidak terhormat, dialog, juga film film yang berbau sejarah dan perjuangan waktu dulu, termasuk pidato atau ceramah yang dilakukan oleh Imam Khomeini semasa beliau hidup, terus diputar dan diulang ulang.
Diumumkan pula pada malam hari tanggal 11 Februari, untuk acara “turun jalan”, jalur mana saja yang harus dilewati sampai akhirnya berkumpul di lapangan Azadi Tower. Juga ulama ulama terkenal di Iran menyerukan agar rakyat Iran semuanya turun ke jalan.

Peringatan kemerdekaan Iran tahun ini bertepatan juga dengan perayaan Maulid Nabi besar Muhammad Saw dan juga Maulid Imam Jakfar Shadiq (salah satu cucunda Rasulullah Saw yang merupakan Imam ke enam dalam Syiah Imamiyah yang lahir pada tanggal 17 Rabiul Awwal).
Berikut saya paparkan kegiatan “unik” pada acara penyambutan Kemenangan Revolusi Islam Iran.

Turun ke Jalan
Pagi pagi sekitar pukul 8 (udara Tehran tidak begitu dingin, sekitar 2 derajat, tidak sampai minus) semua rakyat Iran telah turun ke jalan sesuai dengan jalurnya masing masing. Termasuk daerah Maidun e Enghelab, daerahnya Universitas Tehran yang tidak ada sepinya, sampai acara selesai sekitar pukul 13 an. Saya pun tidak sampai ke tujuan akhir Azadi Tower, sebagai tempat utama perayaan tersebut, karena banyaknya massa juga stand stand di pinggir pinggir jalan yang notabene harus saya singgahi, sebagai keunikan tersendiri acara ini. oh iya perlu diketahui jarak antara Universitas Tehran ke Azadi Tower kira kira 15 Km. bayangin, jalan kaki pula, makanya niat kemarin menulis, batal, karena cape dan kaki pegal pegal, ditambah koneksi internet yang lambat, hehehe…
Coba anda perhatikan dengan seksama, setiap ada perhelatan acara apapun, rakyat Iran merayakan dan memperingatinya dengan turun ke jalan jalan, mereka tunjukkan kekompakan dan kebersamaannya, ini dilakukan tidak hanya sekarang, ketika Iran sedang disorot oleh dunia (kalau saya tidak salah, Iran dari dulu selalu disorot oleh dunia, betul apa betul..?), tetapi dilakukan sejak dulu.. dan semuanya menghasilkan. Seperti contohnya Acara kesedihan Ashura (Peringatan wafatnya Imam Husein, Cucu tercinta baginda Rasulullah Saw) dulu, dijadikan ajang perlawanan Syah Reza Fahlevi, dan berhasil. Juga Acara kebahagiaan seperti Hari Kemerdekaan kemarin. Rakyat tanpa diembel embeli apa apa, serentak turun ke jalan, tua muda, laki laki perempuan, normal cacat (karena saya melihat diantara mereka memakai kursi roda), semua turun ke jalan dan meneriakkan yel yel yang tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, Margh bar omriko, Margh bar Israel, Down With USA, Down Israel, dan hasilnya, bisa kita lihat sebentar lagi..

Stand Stand marak di Pinggir pinggir Jalan
Saya tidak menyangka sebelumnya, yang ada di fikiran saya hanya mereka turun ke jalan, teriak teriak sambil membawa poster Foto Imam Khomeini dan Rahbar Ayatullah Khamenei, sudah cukup. Tetapi ternyata tidak, di samping ada komando atau pimpinan dari setiap rombongan yang berorasi, juga di pinggir pinggir jalan itu terdapat stand stand unik, diantaranya stand konsumsi: yang terdiri dari kue, air mineral juga Osh (sejenis sup khas Iran, terdiri dari mie, kacang kacangan dan daging) yang diberikan secara gratis, stand buku: yang menjual buku buku dengan harga miring diskon sampai dengan 60 %, beberapa stand televisi dari berbagai saluran (mereka menayangkan acara acara yang membuat peserta pawai banyak yang tertarik dan mengikuti acara yang ditayangkan “live” tersebut, tetapi kebanyakan acara televisi itu khusus bagi anak anak), stand kebudayaan dari berbagai daerah di Iran, termasuk stand lukisan dan foto yang berisi tentang foto foto pahlawan atau “shahid” Iran dan lukisan tentang Revolusi Islam Iran, semua dilukis langsung di tempat tersebut.

Satu lagi yang unik, Kotak Amal selalu ada, dan dengan mudah ditemukan di jalan jalan raya


 Juga Foto foto para ‘shahid’ atau pahlawan Iran, membuat rakyat Iran terus mengingat dan mengenang para pahlawannya, termasuk para shahid ahli nuklir Iran yang baru saja dibunuh oleh agen CIA dan Mosad.

Shalat Berjamaah Dzuhur
Ketika waktu Shalat Dzuhur tiba, sekitar pukul 12 lebih sedikit, maka Azan dikumandangkan, dan semua hening sejenak, kemudian dilanjutkan dengan shalat berjamaah, maka sebagian dari peserta “pawai” berwudhu menggunakan air mineral yang dibagikan ketika acara, dan langsung melaksanakan shalat. Oh iya, kebanyakan masyarakat Iran melaksanakan ibadah shalat di mana saja. Anda jangan heran, kalau melewati taman atau tempat umum lain di Iran, melihat orang yang sedang melaksanakan shalat.


Presiden berbaur dengan rakyat
Jutaan rakyat yang turun ke jalan (walaupun masih saja ada media yang mengatakan ribuan, padahal anda bisa bayangkan, jalan raya sepanjang Universitas Tehran sampai Azadi Tower yang berjarak sekitar 15 Km itu penuh sesak dengan manusia, belum di komplek Azadi Tower nya yang seluas 50,000 m² yang sama sama penuh sesak). Di Azadi Tower inilah puncak acaranya, dimana Bapak Presiden Ahmadinejad, dan Perdana Menteri Palestina Hamas “Ismail Haniyah” berorasi dengan lantang dan berapi api, suara mereka dan pekikan takbir terdengar dengan jelas sampai Enghelab dimana saya berada, melalui pengeras suara yang diletakkan di sudut sudut jalan. Mereka pun berjalan di tengah tengah masyarakat Iran yang sudah berkumpul di halaman komplek Azadi Tower, dan tak tampak pengamanan ketat, juga nuansa yang bersifat atau berbau militer pada acara tersebut.


Orasi Presiden Ahmadinejad
Diantara orasinya Presiden Ahmadinejad menandaskan bahwa: Revolusi Islam tidak pernah didirikan untuk membentuk sebuah imperium yang mendominasi bangsa lainnya. Namun Revolusi Islam lahir demi merealisasikan cita-cita Ilahi, nilai-nilai universal seperti tauhid, keadilan, ilmu, kecintaan dan kebahagiaan bagi semua umat manusia. Dakwah pertama para Nabi Ilahi adalah mengajak manusia kepada tauhid dan penghambaan, sebab semua yang indah, nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan serta semua kebaikan dan keberkahan didapat di bawah naungan tauhid dan penghambaan kepada Tuhan Yang Esa. Presiden Iran juga menilai penghambaan dan kebebasan bak dua gambar dalam satu koin dan mengatakan, “Jika manusia belum sampai pada puncak penghambaan kepada Tuhan, maka ia belum pernah mengalami kebebasan.” Tanpa adanya keadilan maka hakikat manusia tidak akan berkembang dan tanpa itu kehidupan sejahtera tidak akan pernah terealisasi,” (Sumber: IRIB Indonesia).

Tidak lupa Presiden juga membahas tentang tidak akan menyerahnya Iran terhadap keangkuhan dan kesombongan musuh musuhnya yang terus gencar mencari cari kesalahan Iran. Iran juga akan terus mendukung perjuangan Palestina dalam mempertahankan negaranya.

Bandingkan dengan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang begitu meriah dan tentunya memakan uang banyak, tanpa orasi yang “greget” dari sang Presiden. Semuanya serba formalitas.
Saya secara pribadi, datangnya 17 Agustus, yang paling berkesan adalah ketika perlombaan perlombaan ramai diadakan, dan ketika saya begitu malas, karena harus melaksanakan upacara kemerdekaan yang hanya “lagi lagi” formalitas saja.

*Sifa Sanjurio (kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar