Ahad, 18 Maret 2012
Hari ini diagendakan pertemuan antara rombongan GMJ (Global March to Jerusalem) dari berbagai negara yang sudah berkumpul di Tehran dengan Presiden Iran , mr. Mahmoud Ahmadinejad.
Maka sejak pagi kami sudah bersiap-siap, jam 09 waktu lokal rombongan mulai bergerak menuju kompleks kepresidenan.
Maka sejak pagi kami sudah bersiap-siap, jam 09 waktu lokal rombongan mulai bergerak menuju kompleks kepresidenan.
Diumumkan di dalam bus
bahwa barang elektronik dan logam agar ditinggalkan/ disimpan di bus agar
pemeriksaan berjalan dengan lancar, karena kompleks kepresidenan dijaga dengan
sangat ketat,
Rombongan harus berjalan
kaki lebih dulu sejauh kira-kira 100 meter melewati beberapa pos pemeriksaan
sebelum akhirnya memasuki Shahid Beheshti Hall di kompleks President Office.
Saya sengaja
berjalan kaki agak cepat untuk mendahului rekan-rekan yang lain dan berharap
memperoleh tempat duduk yang strategis agar dapat berjabat tangan dengan sang
presiden. Saya pilih lokasi sayap kiri panggung deretan bangku kedua.
Presiden
Mahmoud Ahmadinejad hadir pada pukul 11 waktu setempat disambut yel-yel gegap
gempita dari seluruh delegasi.
“Free
free Palestine ”
“OneAsia ..united
asia ”
“Birruh..bidham…Nabdika ya Aqsha…”
“One
“Birruh..bidham…Nabdika ya Aqsha…”
Berikut kutipan pidato
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dihadapan delegasi GMJ dari Indonesia,
Filipina, Malaysia, Pakistan, India, Iran, Iraq, Azerbaijan, Afghanistan,
Tajkishtan, Syiria (1 orang) dan Palestina (1 orang):
“Isu Palestina adalah isu yang
penting dan harus jadi fokus utama seluruh umat Islam, karena hakikat konflik
Palestina bukanlah perang agama, atau perlawanan antar ras bangsa, bukan pula
sekadar penjajahan dan perebutan tanah oleh Israel. Melainkan tindakan
inkonstitusi Zionis dalam upayanya mendominasi dunia. Hal ini yang harus
ditentang.
Siapa yang memulai tindakan
inkonstitusi tersebut? Tentu saja Barat, merekalah yang menggulirkan
kolonialisme.
Ketika
berkunjung ke Indonesia, yeng merupakan negara Muslim terbesar itu, saya
mendapat informasi bahwa negara tersebut telah dijajah selama 350 tahun oleh
sebuah negara kecil di wilayah Eropa (Belanda.red). Gerakan kemerdekaan pun
muncul. Demikian halnya di India ,
atau negara-negara lain. Jadi sebenarnya Kolonialisme digerakkan oleh Barat.
Ketika berkunjung ke Indonesia , yang
merupakan negara muslim terbesar itu, saya mendapat informsi bahwa negara tersebut
telah dijajah 350 than oleh sebuah negara kecil di wilayah Eropa (Belanda.red).
Gerakan kemerdekaan pun muncul. Demikian halnya di India , atau negara-negara lainnya.
Jadi sebenarnya kolonialisme digerakkan oleh Barat.
Di era sekarang mereka hendak menciptakan
neo-kolonialisme dengan membangun rezim zionis dan memimpin terorisme global.
Mereka berupaya mencampuri urusan
pemerintahan semua negara. Mereka telah mengontrol dan menyetir semua
rezim pemerintahan, tida hanya di Eropa, tetapi juga asia ,
dan Afrika. Zionis mengadu domba Iran-Arab Saudi, Iran Indonesia, Iran-India,
dan Iran dengan negara lainnya.
Tetapi, ternyata mereka gagal
untuk menguasai dunia. Masyarakat internasional kini sadar. Zionis kini dibenci
oleh dunia. Saatnya, kebangkitan global dan mengembalikan keadilan dan
kemerdekaan. Hal itu bisa terwujud dengan persatuan dan kebersamaan. Arogansi
pun akan binasa”
Acara
diakhiri dengan berfoto bersama dan jabat tangan. Bisa dibayangkan betapa
hadirin saling berebutan saat itu.
Sore hari tanpa
ada kegiatan saya berinisiatif mengajak Jasim, teman dari India asal Kashmir untuk berjalan-jalan di pusat
kota Iran . Beruntung ada Zarif Hushang
bersama kawannya yang ternyata hafal seluk beluk Tehran .
Penyelundup
kecil ini, berlari-lari menyusuri jalanan di Tehran, naik Kereta Bawah tanah (Railway), hingga akhirnya di Tehran Bazaar hanya untuk
melihat padatnya kawasan pasar murah meriah di Tehran.
Hari ini mengurus visa masuk ke negara Turki yang masih belum juga berhasil diperoleh. Sedangkan rombongan yang lain meluangkan waktu dengan mengunjungi musium Sa’d Abad di Tajrish dan rumah imam Khomeini, tokoh revolusi Iran yang sangat dikagumi oleh seluruh rakyat Iran.
Imam Khomeini adalah
pemimpin revolusi Iran
yang sangat disegani. Gelar Ayatollah adalah gelar tertinggi ulama Syiah,
dimana ulama tersebut dianggap sudah benar-benar mengaplikasikan ilmu dan
akhlaknya dengan baik. Mirip gelar Genghis Khun yang merupakan Blogger semesta
tanpa batas… (kamsud?)
Para Ayatollah bermusyawarah
untuk menentukan satu Ayatullah sebagai pemimpin utama muslim Syiah. Inilah
konsep Wilayatul Fakih yang
diperkenalkan oleh Imam Khomeini sebagai wakil dari Imam Mahdi yang masih
ghaib. Pro kontra hal ini di kalangan Muslim Syiah tentu saja ada :)
Saat ini pemimpin tertinggi
adalah Ayatollah Ali Khamenei yang sayangnya tidak sempat kami temui.
Menuju rumah Imam Khomeini,
kami menyusuri jalanan sempit sebelum akhirnya tiba di sebuah rumah kecil tanpa
kursi dan hanya beralaskan karpet. Sayangnya pemandangan ini dikotori oleh
adanya lukisan besar seorang pemuda, yang menurut Mustofa adalah ‘our prophet’;
alias lukisan wajah Nabi Muhammad SAW ketika masih muda!
Siapakah
oknum yang melukis dan menaruh lukisan tersebut? Bukankah Nabi tidak
membolehkan dirinya untuk digambar?
Atau bolehkah wajah Nabi Muhammad digambar ketika beliau masih belum diangkat menjadi Nabi?
Kalau boleh digambar tentu sayalah yang paling aktif untuk menggambar sang nabi :)
Atau bolehkah wajah Nabi Muhammad digambar ketika beliau masih belum diangkat menjadi Nabi?
Kalau boleh digambar tentu sayalah yang paling aktif untuk menggambar sang nabi :)
Terlepas dari
itu semua, ada hal-hal baru yang bisa saya lihat dan pelajari secara langsung
perbedaan-perbedaan dari teman-teman syiah sebagai berikut:
- Mereka
rajin membaca Al Quran, Al Quran seperti yang kita punyai. (Rajin artinya bila
dibandingkan dengan saya hehe..)
- Wudhlu hanya mengutamakan membasuh tangan dan wajah. Kaki tidak dibasuh. Oleh karena itu tempat wudhlu dibuat seperti wastafel.
- Saat shalat, Saat berdiri takbiratul ihram tangan tidak bersedekap alias lurus ke bawah.
- Pada waktu sujud; menggunakan alas untuk dahi. Alas terbuat dari semacam kayu/ gip berbentuk pipih berukuran 3 kali mata uang yang dukir dengan bahasa arab.
- Gerak I’tidal dan duduk diantara dua sujud sangat cepat.
- Kurang mementingkan kerapian shaf. (sepertinya bagian ini kita yang sunni juga sama hehe…)
- Kurang mementingkan Sutrah (sepertinya bagian ini kita yang sunni juga sama hehe…)
- Seperti telah diuraikan sebelumnya, tidak pernah melakukan shalat duduk di kendaraan.
- Shalawat atas nabi diucapkan dengan aksen yang jelas dan khas; “Allahumma Shalli ala Muhammad wa ali Muhammad”
- Wudhlu hanya mengutamakan membasuh tangan dan wajah. Kaki tidak dibasuh. Oleh karena itu tempat wudhlu dibuat seperti wastafel.
- Saat shalat, Saat berdiri takbiratul ihram tangan tidak bersedekap alias lurus ke bawah.
- Pada waktu sujud; menggunakan alas untuk dahi. Alas terbuat dari semacam kayu/ gip berbentuk pipih berukuran 3 kali mata uang yang dukir dengan bahasa arab.
- Gerak I’tidal dan duduk diantara dua sujud sangat cepat.
- Kurang mementingkan kerapian shaf. (sepertinya bagian ini kita yang sunni juga sama hehe…)
- Kurang mementingkan Sutrah (sepertinya bagian ini kita yang sunni juga sama hehe…)
- Seperti telah diuraikan sebelumnya, tidak pernah melakukan shalat duduk di kendaraan.
- Shalawat atas nabi diucapkan dengan aksen yang jelas dan khas; “Allahumma Shalli ala Muhammad wa ali Muhammad”
Malam hari,
tatkala memasuki kamar hotel yang dihuni bersama Baba Haj dari
Filipina yang saya panggil Datuk, saya terkejut karena menjumpai ada Kue Ulang
Tahun dan Sebuah Kado yang diletakkan di atas tempat tidur….
Yup!! Baba
Haj memesankannya untuk saya. Betapa terharunya saya. Hari itu adalah hari
Ulang tahun saya yang ke-34. Dirayakan di sebuah hotel mewah di Tehran , Iran !!
Sebenarnya ada 2 orang lagi yang berulang tahun di hari yang sama yaitu Fadel Abbas dari Filipina dan seorang perempuan lagi saya lupa namanya.
Sebenarnya ada 2 orang lagi yang berulang tahun di hari yang sama yaitu Fadel Abbas dari Filipina dan seorang perempuan lagi saya lupa namanya.
Kado perlahan
saya buka, terciumlah aroma wangi dari sebuah Al Quran yang dicetak lux. Terima
kasih Datuk…
Selasa,
20 maret 2012
Hari ini rombongan GMJ melanjutkan perjalanan menuju ke Perbatasan Iran-Turki walaupun belum mendapatkan visa masuk ke Turki. Namun diharapkan visa segera diperoleh seiring berjalannya waktu dengan pergerakan rombongan GMJ menuju perbatasan Iran-Turki.
Hari ini rombongan GMJ melanjutkan perjalanan menuju ke Perbatasan Iran-Turki walaupun belum mendapatkan visa masuk ke Turki. Namun diharapkan visa segera diperoleh seiring berjalannya waktu dengan pergerakan rombongan GMJ menuju perbatasan Iran-Turki.
Semua
rombongan GMJ memutuskan tetap melalui jalur darat, kecuali delegasi dari Pakistan
karena mereka menghendaki perjalanan udara menuju Damaskus.
Kira-kira pukul 19 waktu lokal kami berhenti dikota Zanjan. Gubernur Zanjan, mr. Abbas
Rashad, menyambut kami dengan meriah di depan Grande Hotel. Tiupan terompet dan
gemuruh drum band membahana di halaman Grande Hotel. Masing-masing delegasi
mendapatakan setangkai bunga mawar dari panitia penyambutan. selanjutnya
seluruh rombongan menuju ruang pertemuan untuk jamuan makan malam.
Kira-kira pukul 19 waktu lokal kami berhenti di
Usai acara di
Zanjan, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Tabriz yang akan ditempuh dalam waktu
kira-kira 5 jam.
Rabu,
21 maret 2012
Pukul 3 dini hari, bus-bus rombongan GMJ memasuki pelataran Mojtameh Varzeshi, semacam apartemen/ bungalow di daerah Takhti, kota Tabriz. Tempat beristirahat yang telah disiapkan untuk Seluruh delegasi.
Kebanyakan delegasi malah tidak tidur lagi karena telah tidur dalam bus. Seusai melaksanakan shalat tahajud, sebagian mulai asyik dengan laptop untuk menulis laporan atau ngobrol sambil minum teh hangat.
Pukul 3 dini hari, bus-bus rombongan GMJ memasuki pelataran Mojtameh Varzeshi, semacam apartemen/ bungalow di daerah Takhti, kota Tabriz. Tempat beristirahat yang telah disiapkan untuk Seluruh delegasi.
Kebanyakan delegasi malah tidak tidur lagi karena telah tidur dalam bus. Seusai melaksanakan shalat tahajud, sebagian mulai asyik dengan laptop untuk menulis laporan atau ngobrol sambil minum teh hangat.
Sedangkan saya
sendiri asyik mengamati langit dini hari, seperti biasa, menyapa bintang Polaris,
bintang yang terletak persis di arah utara (sebagai petunjuk arah utara).
Bintang yang tidak pernah terlihat dari Jawa/ belahan bumi selatan inilah yang
selalu memandu saya untuk menentukan arah kiblat shalat dengan mudah. Arah
kiblat makin hari makin ke arah selatan, karena rute perjalanan kami di sebelah
utara Mekkah agak ke timur.
Seusai shalat
subuh seorang panitia memberitahukan bahwa mulai tanggal 21 maret, di Iran memberlakukan Daylight
Saving Time, yaitu waktu yang dimajukan 1 jam.
Ini bisa dimaklumi karena pada tanggal tersebut matahari telah mencapai garis equator/ khatulistiwa (vernal equinox), untuk memulai “pengembaraannya” menuju belahan bumi utara. Artinya, musim dingin telah selesai, akan digantikan musim semi dan siang hari akan dilalui lebih lama daripada malam hari.
Ini bisa dimaklumi karena pada tanggal tersebut matahari telah mencapai garis equator/ khatulistiwa (vernal equinox), untuk memulai “pengembaraannya” menuju belahan bumi utara. Artinya, musim dingin telah selesai, akan digantikan musim semi dan siang hari akan dilalui lebih lama daripada malam hari.
Pukul 09
waktu lokal seusai sarapan pagi kami mendapat kunjungan dari gubernur Tabriz beserta para
stafnya.
Berikut
poin-poin sambutan dari pak Gubernur, mr. Parvaz Azada:
“Pembelaan atas bangsa Palestina adalah pembelaan thadap kebenaran dan keadilan, yang bisa menyatukan seluruh bangsa yang ingin mendapatkan pengakuan mulia. Sebagaimana yang telah difirmankan dalam alQuran,bahwa kita harus membela bangsa tertindas dan melawan penindas. Saat ini, penindas tersebut adalah negara-negara barat. Kita harus melakukan segala cara untuk melawan para penindas tersebut.
“Pembelaan atas bangsa Palestina adalah pembelaan thadap kebenaran dan keadilan, yang bisa menyatukan seluruh bangsa yang ingin mendapatkan pengakuan mulia. Sebagaimana yang telah difirmankan dalam alQuran,bahwa kita harus membela bangsa tertindas dan melawan penindas. Saat ini, penindas tersebut adalah negara-negara barat. Kita harus melakukan segala cara untuk melawan para penindas tersebut.
Semoga suatu saat nanti
Palestina bisa mendapatkan kebebasannya”
Tengah hari, usai tergelincirnya
matahari, rombongan GMJ kembali melanjutkan perjalanan menuju perbatasan
Iran-Turkey. Menyempatkan mampir ke dataran tinggi Kandovan untuk makan siang.
Di daerah ini sisa-sisa salju masih banyak menutupi atap-atap rumah dan
jalanan. Bukit berbatu cadas yang dilubangi dan dijadikan rumah oleh penduduk
asli menjadi yang pemandangan mempesona tersendiri.
Tentang
daerah ini, Wikipedia menulis:
“Kandovan (also spelled Candovan[citation needed]) is a tourist village in theprovince of East
Azarbaijan , near Osku and Tabriz , Iran .
Its fame is due to its troglodyte dwellings.[1] Some of the houses are at
least 700 years old and are still inhabited. Kandovan is also known for its
scenic beauty. A popular resort, it offers hotels and restaurants to serve
tourists. Its mineral water is also popular with visitors and is believed to be
a cure for kidney disease.”
“Kandovan (also spelled Candovan[citation needed]) is a tourist village in the
Anak-anak
kecil, yang tengah berlibur bersama keluarganya untuk merayakan tahun baru Iran , terlihat
asyik bermain lempar salju bersama teman-temannya. Demikian pula kami, untuk
pertama kalinya memegang bongkahan salju untuk dilemparkan ke seseorang, pak
Asikin awass….. bukk…pyarr !! :)
Menjelang
sore rombongan kembali melanjutkan perjalanan.
Pukul 21.30 waktu lokal berhenti dikota
Koshkaray untuk memberi kesempatan bagi rombongan untuk melaksanakan shalat.
Pukul 21.30 waktu lokal berhenti di
Kamis,
22 Maret 2012
Dinihari, pukul 01.00 waktu lokal, rombongan berhenti di Custom of Bazargan,kota Bazargan untuk
menghadiri jamuan makan malam. Panitia masih terlihat segar menyambut kami,
para rombongan GMJ yang lusuh dan terkantuk-kantuk turun dari bus karena baru
bangun tidur.
Usai makan malam rombongan bergerak menuju Shaheed Dasteghib, tempat beristirahat yang merupakan suatu asrama dalam kompleks sekolahan di daerah Maku,kota
Bazargan.
Di tempat ini arah kiblat shalat sudah hampir menghadap selatan.
Dinihari, pukul 01.00 waktu lokal, rombongan berhenti di Custom of Bazargan,
Usai makan malam rombongan bergerak menuju Shaheed Dasteghib, tempat beristirahat yang merupakan suatu asrama dalam kompleks sekolahan di daerah Maku,
Di tempat ini arah kiblat shalat sudah hampir menghadap selatan.
Pagi hari,
sesudah shalat subuh, membersihkan badan dan sarapan pagi, seluruh delegasi GMJ
mengisi waktu luang dengan bermain bola antara delegasi Indonesia melawan delegasi Iran sebelum berangkat menuju ke
perbatasan.
‘kesebelasan’
Indonesia ,
yang jumlah pemain sebenarnya hanya enam orang, dengan kiper tangguh H. Asikin
harus merelakan diri kebobolan gol 2-0.
Kira-kira pukul 10 waktu
lokal bus kecil sewaan mulai berdatangan. Rombongan tidak lagi menggunakan bus
besar yang selama ini digunakan di Iran karena akan memasuki
perbatasan Turki untuk nantinya berganti lagi dengan bus-bus Turki.
Tidak sampai setengah jam rombongan memasuki area perbatasan Iran-Turki.
Rombongan dariIndonesia
dan Filipina sempat tertahan lama karena, menurut petugas jaga, ada masalah
dengan pengurusan pajak visa yang belum dibayarkan.
Tidak sampai setengah jam rombongan memasuki area perbatasan Iran-Turki.
Rombongan dari
Alhamdulillah,
menjelang pukul 14 waktu Iran ,
semua urusan selesai setelah pajak visa dibayarkan sebesar $ 25 per delegasi.
Kami semua
bergerak meninggalkan perbatasan untuk memasuki wilayah Turki dengan
menggunakan 3 bus besar Mercedes Benz dengan fasilitas multimedia di setiap kursinya.
Tak lupa mengkalibrasi waktu dengam zona waktu lokal Turki, yaitu GMT +2, Selisih waktu 5 jam dengan zona waktuIndonesia . Jadi, saat itu bukan
pukul 14, tapi masih pukul 12 waktu Turki.
Tak lupa mengkalibrasi waktu dengam zona waktu lokal Turki, yaitu GMT +2, Selisih waktu 5 jam dengan zona waktu
(http://genghiskhun.com/gmj-4-kenangan-paling-indah-di-iran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar