Para anggota
parlemen, pejabat, dan tokoh masyarakat Iran, berhasil mengembalikan sektor
industri perminyakan ke tangan bangsa ini. Pada hakikatnya, industri
perminyakan ini telah melalui berbagai proses dan liuk jalan yang sangat rumit,
yang akhirnya pengaruh tangan asing dapat direduksi.
Upaya tersebut tidak sederhana karena sebelum upaya tersebut
berhasil, jumlah pejabat atau karyawan lokal di sektor industri perminyakan Iran baik yang
bekerja di bidang administrasi maupun di lapangan, tidak lebih dari 30 orang.
Oleh karena itu, nasionalisasi minyak Iran
dapat dikatakan merupakan momentum bersejarah dalam upaya pengembalian sektor
ini ke tangan rakyat Iran.
Sektor industri yang sebelumnya sangat asing bagi bangsa ini.
Perlu digaris bawahi bahwa sektor industri dan
reduksi pengaruh perusahaan minyak Iran dan Inggris (Anglo-Persian Oil
Company) itu tidak terjadi secara mendadak dan lenyap tiba-tiba. Karena setelah
perusahaan gabungan Iran-Inggris itu tersingkir, terbentuk pula
perusahaan-perusahaan serupaya dan juga berbagai konsorsium baru seperti yang
terjadi pada tanggal 29 Oktober 1954. Pada hari itu ditandatangani kontrak
antara pemerintah Iran
di satu sisi dan sebuah konsorsium yang terdiri dari sejumlah perusahaan
perminyakan ternama.
Anggota konsorsium minyak Iran itu adalah Perusahaan Eksplorasi Minyak dan
Produksi Iran dan Perusahaan
Penyulingan Minyak Iran
yang membentuk sebuah konsorsium bernama Iranian Oil Participants Ltd (IOP).
Kedua perusahaan diberi ijin untuk melakukan
eksplorasi dan produksi minyak mentah dan gas alam di zona yang telah
ditentukan di selatan Iran
yang dinamanakan, "Zona Kontrak", serta menyuling minyak dan gas yang
diproduksi. Masing-masing perusahaan tersebut dibentuk berdasarkan
undang-undang Belanda dan diresmikan di Iran. Masing-masing perusahaan itu
juga membentuk sebuah perusahaan cabang perdagangan yang juga dicatat di Iran yang
beraktivitas secara independen. Perusahaan itu membeli minyak dan gas alam yang
diproduksi dari zona di kawasan selatan kemudian menjualnya ke luar negeri.
Kedua perusahaan minyak tersebut juga menyuling
minyak yang telah dibeli dan diekspor ke luar negeri. Komitmen finansial
perusahaan dagang yang merupakan cabang dari perusahaan anggota konsorsium
tersebut adalah membayar sebagian dari keuntungan dari penjualan minyak mentah
yang diekspor dan juga pajak dari hasil penjualan sesuai dengan harga saat itu.
Persentasenya mulai dari 23 persen meningkat hingga 55 persen.
- Tugas dan
Hak Perusahaan Minyak Nasional Iran
Sebelum Revolusi Islam.
Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran,
Perusahaan Minyak Nasional Iran bertanggung jawab mendistribusi dan menjual
produk minyak dan gas alam untuk digunakan di dalam negeri. Adapun Iranian Oil
Participants Ltd (IOP) bertugas menyerahkan minyak mentah yang dituntut oleh
pasar dalam negeri kepada Perusahaan Minyak Nasional Iran.
Perusahaan Nasional Minyak Iran juga
bertanggung jawab memenuhi, menjaga, dan mengatur sarana dukungan produksi
dengan istilah "jasa non-minyak". Sementara seluruh sektor industri
perminyakan sendiri secara eksklusif dipegang oleh pihak asing. Fasilitas
permanen industri minyak Iran dalam tahap ini meski secara resmi adalah milik
Perusahaan Nasional Minyak Iran, akan tetapi berdasarkan kontrak, perusahaan
anggota konsorsium, berhak menggunakannya secara eksklusif selama kontrak
berlaku.
Dengan dimulainya aktivitas konsorsium tersebut dan
meski menurut rencana sebelumnya undang-undang nasionalisasi minyak akan
diberlakukan, akan tetapi pada praktiknya, pemerintah dan Perusahaan Minyak Nasional
Iran memiliki wewenang yang terbatas dalam hal ini. Hingga September 1974, para
anggota konsorsium secara arbitrer menetapkan tingkat produksi dan harga minyak
yang menjadi faktor utama pendapatan negara, tanpa berkonsultasi dengan
pemerintah Iran.
Pada hakikatnya, pemerintah Iran
tidak memiliki hak dan wewenang apa pun dalam hal ini.
Pada sejak tahun 1974 dan pembentukan perusahaan
jasa perminyakan Iran OSCO, terjadi perubahan besar dalam mekanisme pengawasan
dan peran pemerintah dalam kinerja konsorsium. Akan tetapi pada faktanya adalah
bahwa sampai terjadinya Revolusi Islam, pemerintah Iran tidak memiliki hak penuh di
sektor paling vital ini.
- Revolusi
Islam dan Aksi Mogok Massal di Sektor Minyak.
Kemarahan rakyat terhadap rezim Shah Pahlevi, meluas
ke seluruh penjuru negeri. Minyak, yang industri utama dan sangat vital untuk
perekonomian negara, sudah tidak mampu lagi bersabar di hadapan pengaruh luas
pihak asing dan penistaan terhadap bangsa ini yang dimulai sejak
penandatanganan kontrak D'Arcy.
Akhirnya pada bulan Oktober 1978, percikan pertama
protes dan aksi mogok di wilayah-wilayah kaya minyak di selatan terpantik dan
dalam sebuah aksi terkoordinasi, para pegawai di sektor ini secara serentak
melakukan melakukan aksi mogok. Secara gradual aksi mogok dan protes terhadap
perusahaan OSCO meningkat yang juga dikontrol oleh pihak asing.
Dengan cepat gelombang protes dan aksi mogok meluas
ke berbagai kawasan. Sektor perminyakan Iran tengah mengambil langkah
historis. Para pegawai dan buruh pernyulingan minyak Tehran juga masuk ke jantung gerakan Revolusi
Islam di Tehran. Adapun di wilayah selatan, kondisinya tidak semudah itu.
Jumlah pegawai lokal di bidang administrasi dan lapangan di zona-zona minyak Iran, bertambah
seiring dengan pelaksanaan undang-undang nasionalisasi minyak. Selain di sektor
manajemen, nyaris semua bidang di sektor minyak Iran dipegang oleh pegawai lokal.
Oleh karena itu, pihak keamanan berusaha keras untuk menyeret para pegawai
tersebut kembali bekerja dan mereka melancarkan berbagai tekanan hebat yang
terus meningkat terhadap para pegawai dan buruh lokal.
Tersumbatnya kran minyak Iran semakin memperburuk kondisi
dan semakin mendekatkan gerakan Revolusi Islam kepada kemenangannya.
Dikhawatirkan, rezim akan berhasil mengakhiri aksi mogok tersebut dan dapat
kembali bernafas dengan dimulainya ekspor minyak. Jika hal itu terjadi maka
semangat Revolusi Islam akan terkoyak. Akan tetapi, para pegawai minyak di
selatan bertahan dalam menghadapi berbagai tekanan dan tetap melanjutkan aksi
mereka.
Pada tanggal 27 Desember 1978, para penguasa
negara-negara Barat dan Amerika Serikat, menggelar sidang singkat di Guadalupe,
guna membahas kondisi di Iran, dan dalam konferensi pers, media massa dunia
dikejutkan dengan pengumuman bahwa "Hari ini ekspor minyak Iran terputus
total."
- Keluarnya
Pihak Asing.
Akhirnya seluruh wewenang dan manajemen fasilitas
minyak Iran berada di tangan
para pegawai Iran dan para
pegawai asing untuk kedua kalinya bersiap-siap untuk meninggalkan Iran. Di
kawasan yang dihuni oleh warga asing di Ahwaz, Abadan, dan seluruh kawasan di
Iran, para analis Amerika dan Eropa dengan cepat mengemas seluruh perabotan
mereka serta menjual kendaraan, rumah, dan vila-vila mereka agar segera
hengkang dari Iran.
Bandara Ahwaz yang sebelumya digunakan untuk
mempermudah ketibaan para analis asing, pada hari-hari itu sibuk untuk melayani
penerbangan secara silih berganti ke luar negeri dalam rangka mempercepat
proses pemulangan para warga asing.
Di pintu terakhir terakhir sebelum menuju pesawat,
seorang insinyur asal Amerika Serikat yang sedang berjalan menuju pesawat
berpaling ke arah seorang pegawai bandaran lokal berkata; "Kita akan
segera bertemu lagi kawan! Kami akan segera kembali!"
Pegawai bandara itu dengan cepat menjawab:
"Tidak untuk kali ini! Saya kita kalian tidak akan kembali setelah ini!"
(Indonesian.irib.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar