Iran akan meluncurkan satelit produk putra bangsa "Fajar" ke orbit dalam waktu dekat. Kepala Badan Antariksa Iran (ISA) menyebut peluncuran ini menandai sebuah terobosan luar biasa di bidang teknologi ruang angkasa.
Satelit Fajar, yang
saat ini mengalami fase akhir, akan diluncurkan ke ruang angkasa pada 20 Maret
mendatang.
Hamid Fazeli Rabu (29/2) mengatakan, Satelit seberat
60-kilogram yang didukung oleh sel surya itu, akan mengelilingi Bumi pada
ketinggian sekitar 400 kilometer dan akan tinggal di orbit selama satu setengah
tahun.
"Satelit itu akan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan data pertanian, konservasi sumber daya alam dan hutan,
bencana alam dan data lainnya," kata kepala ISA.
Satelit Navid atau Gospel dirancang untuk mengumpulkan data tentang kondisi
cuaca dan memantau bencana alam. Satelit tersebut memiliki berat sekitar 110
pon (50 kilogram) dan akan mengorbit bumi di ketinggian hingga 234 mil (375
kilometer), mengitari planet ini 15 kali sehari. Satelit ini dari jenis yang
dikenal sebagai miniatur atau mikrosatelit, yang biaya produksi dan
peluncurannya jauh lebih murah.
Iran
meluncurkan satelit pertama hasil produk dalam negeri, Omid (Harapan), ke orbit
pada 2009. Satelit pengolahan data Omid dirancang untuk mengorbit Bumi sebanyak
15 kali setiap 24 jam dan mengirimkan data melalui dua band frekuensi dan
delapan antena untuk stasiun ruang angkasa
Iran.
Iran
adalah salah satu dari 24 anggota pendiri Komite PBB urusan Penggunaan
Antariksa secara Damai, yang didirikan pada
tahun 1959.
Iran berhasil meluncurkan satelit
orbitnya bernama Navid dan Gospel untuk mengumpulkan data tentang kondisi cuaca
dan memantau bencana alam. Satelit memiliki berat sekitar 110 pon (50
kilogram), mengorbit di ketinggian 234 mil (375 kilometer), dan mengelilingi
bumi sebanyak 15 kali dalam sehari.
Satelit diproduksi
sebuah Universitas Teknik di Iran. Satelit Navid merupakan satelit kecil ketiga
yang berhasil diluncurkan Iran
dalam beberapa tahun terakhir. Satelit ini diperkirakan mampu mengorbit selama
dua bulan. Satelit Navid dilengkapi teknologi kontrol maju, kamera resolusi
tinggi, dan photocells untuk menghasilkan tenaga. Navid diluncurkan menggunakan
rudal Safir yang berarti Duta Besar Persia. Sebuah situs Iran,
irannuc.ir, menyebutkan Safir merupakan rudal balistik yang dapat diubah
menjadi rudal jelajah antar benua.
Amerika Serikat
langsung gusar dengan kemajuan yang dicapai Iran. Departemen Luar Negeri
Amerika Serikat di Washington mengatakan pengembangan Roket Safir melanggar
resolusi PBB 2010, yang melarang Iran meluncurkan menggunakan
teknologi rudal balistik. Pelucuran Safir, menurut AS, merupakan krisis
pengembangan rudal balistik jarak jauh Iran.
(http://jakartagreater.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar