"Kami ingin menyampaikan kepada dunia bahwa Bangsa Iran telah menjadi korban serangan. Perang di bulan Dzulqadah yang diharamkan [untuk perang] telah dipaksakan terhadap kami," demikian kata Presiden Iran Hassan Rohani, dalam pidatonya pada parade angkatan bersenjata 31 Sharivar (22 September) di kompleks makam Imam Khomeini ra, Tehran.
"Imam Khomeini ra telah mengajarkan kepada kita semua tentang keimanan, keyakinan dan perjuangannya menghadapi para agresor," tegas Rohani sebagaimana dikutip Tasnimnews.
"Saya menyampaikan salam sejahtera kepada para pahlawan syahid, cacat perang dan mereka yang dibebaskan dari tahanan, karena apapun yang kita miliki mulai dari independensi, integritas, hingga kemuliaan dan kehormatan, semuanya berkat pengorbanan mereka," tutur Rohani.
Presiden Iran menyatakan, "Kami ingin mengatakan kepada dunia bahwa rakyat yang di tahun-tahun pertama Revolusi [Islam] berupaya mengatur negara dan membentuk militr dan sebuah pasukan yang pada masa itu belum siap untuk menghadapi perang konvensional, dan agresi [rezim Saddam] itu dipaksakan terhadap kami di bulan haram Dzulqadah."
Menyinggung Perang Pertahanan Suci selama delapan tahun melawan agresi rezim diktator Irak Saddam Hossein, Rohani menjelaskan, "Perang delapan tahun itu harus ditelaah kembali baik oleh musuh dan kita sendiri. Musuh harus menelaah bahwa mereka beranggapan dapat menghancurkan sebuah revolusi besar rakyat dengan memprovokasi seorang diktator yang mereka dukung secara finansial dan militer. Mereka harus menelaah kembali kemana perginya seluruh sarana, uang, serta dukungan politik dan intelijen, dan bahkan senjata-senjata terlarang?"
"Apakah musuh mencapai tujuannya dan mampu memaksa bangsa Iran bertekuk lutut? Apakah mereka mampu mempertahankan bahkan satu sentimeter saja dari wilayah Iran yang mereka duduki? Apakah mereka berhasil menyimpangkan perjalan revolusionernya?" tanya Rohani.
Meski menimbulkan berbagai kerugian materi dan jiwa yang besar, namun musuh gagal mencapai tujuannya.
Rohani menjelaskan bahwa musuh ketika menelaah masalah penting ini harus mengetahui bahwa rakyat dan Angkatan Bersenjata Iran bukan pihak yang suka berperang, beragresi dan menyerang negara lain, tujuan angkatan bersenjata bukan menguasai atau menjajah kawasan. Akan tetapi pada saat yang sama tidak akan bertoleransi terhadap para agresor, dan dengan seluruh kekuatannya akan memperjuangkan independensi dan kehormatan negara, serta revolusi dan pemerintahannya.
Menurut Rohani, telaah Perang Pertahanan Suci selama delapan tahun ini sangat penting, karena selama delapan tahun berjuang kemenangan yang dicapai bukan hanya melawan satu kekuatan militer saja melainkan bagaimana Iran menang menghadai seluruh kekuatan dunia.(IRIB Indonesia/MZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar