Serikat adalah musuh bersama semua negara Muslim.
"AS dan Israel adalah musuh. Musuh-musuh menginginkan negara-negara
kita runtuh, hancur, tidak maju, penuh konflik, dan tidak stabil,"
kata Ahmadinejad di Teheran, seperti dilansir media Press TV, kemarin,
dalam pidato yang disampaikan di depan kalangan duta besar dan
perwakilan negara-negara Muslim untuk Iran.
Menurut Ahmadinejad, kekuatan hegemoni global ingin melihat semua
negara di wilayah tersebut hancur. "Mereka ingin kita berada di bawah
dominasi mereka. Mereka ingin mengambil kekayaan kita dan membangun
sesuatu yang lain di negara-negara kita," ucap Ahmadinejad.
"Untuk memperbaiki perekonomian mereka yang bangkrut, musuh-musuh
ingin menghancurkan perekonomian kita semua," tuturnya.
Ahmadinejad mengingatkan, siapa pun yang tengah mengejar evolusi
sosial, harus mewaspadai apakah Zionis akan menarik untung dari
situasi tersebut.
Ahmadinejad akan digantikan oleh presiden terpilih Hassan Rowhani,
yang memenangkan Pemilihan Presiden Iran yang digelar 14 Juni lalu.
Rowhani akan dilantik pada 3 Agustus mendatang.
Sementara itu, Rowhani mengatakan, Israel tidak akan pernah melakukan
serangan terhadap Iran. "Musuh tahu benar bahwa jika terjadi aksi
militer, Iran akan bangkit, lebih tegas dan berani daripada
musuh-musuhnya," katanya.
Pernyataan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu kembali mengulangi ancaman perangnya terhadap Iran. Pemimpin
negeri Yahudi itu pun mendesak pemimpin dunia untuk meningkatkan
sanksi terhadap Iran terkait program nuklirnya.
Rowhani berhasil memenangkan Pemilihan Presiden Iran yang digelar 14
Juni lalu. Dia akan mulai menggantikan Mahmoud Ahmadinejad sebagai
Presiden Iran pada 3 Agustus mendatang.
Netanyahu mengutarakan, kemungkinan negaranya akan bertindak jauh
lebih cepat terhadap Iran dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Menurut Netanyahu, tindakan yang akan dilakukan oleh Israel adalah
mengamankan kawasan serta membela diri terhadap program nuklir yang
saat ini sedang digalakkan oleh Iran.
"Mereka (Iran) mulai mendekati garis merah. Mereka memang belum
melewatinya. Mereka makin dekat dan makin dekat dengan bom. Dan,
mereka harus diberitahu dengan tegas bahwa hal itu tidak akan
dibiarkan terjadi," ujar Netanyahu saat wawancara dengan CBS News,
awal pekan ini.
Netanyahu menambahkan, Israel memiliki jadwal yang lebih "ketat"
daripada sekutunya AS terkait senjata nuklir Iran. Netanyahu
menyiratkan, kemungkinan aksi sepihak yang akan dilakukan Israel untuk
menghentikan program nuklir Iran.
"Jam kami berdetak pada kecepatan yang berbeda. Kami lebih dekat dari
Amerika Serikat. Kami lebih rentan. Karena itu, kami akan menjawab
pertanyaan soal bagaimana menghentikan Iran, mungkin sebelum Amerika
Serikat menjawabnya," ucapnya.
Menurut Netanyahu, program nuklir Iran dijalankan dengan ritme yang
lebih cepat dan dimungkinkan akan selesai lebih cepat beberapa minggu
dari yang diperkirakan selama ini. Meskipun Iran memiliki presiden
baru, yakni Hassan Rouhani, Israel menilai bahwa kebijakan nuklir Iran
tidak akan banyak berubah. Rowhani yang merupakan mantan perunding
nuklir Iran ini, akan dilantik pada 3 Agustus mendatang dan
menggantikan Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran.
"Dia (Rowhani--Red) mengkritisi pendahulunya (Ahmadinejad--Red) karena
menjadi serigala berbulu serigala. Strateginya sendiri adalah menjadi
serigala berbulu domba. Tersenyum dan ciptakan bom," tutur Netanyahu.
(suarakarya-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar