"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 05 April 2013

Siapa Bilang Indonesia Tidak Bisa Buat Pesawat Sekelas Airbus dan Boeing


Tidak sedikit yang masih meragukan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dalam membuat pesawat sekelas Airbus dan Boeing. Padahal sebenarnya PT DI yang memiliki banyak ahli-ahli pesawat terbang sangat bisa membuat pesawat seperti Airbus dan Boeing. Pertanyaannya boleh apa tidak?


"Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti Airbus atau Boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat?
Siapa yang mau beli?," kata Vice President Corporate Communication PT DI, Sonni Ibrahim kepada detikFinance, di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Pertama, dulu Indonesia punya N250 banyak yang menentang keberadaanya. "Itu pesawat sangat bagus, irit, cepat, muat banyak orang. Tapi apa yang terjadi, tanpa alasan yang logis IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek tersebut sebagai salah satu syarat untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi," ucapnya.

Selain itu, pasar laris manis produk PT DI bukan disana. "Pasar kita sudah jelas, di kelas Medium-Heavy multi roles transport, medium multii roles transport, light, Far/CASR light. Belum sampai ke sipil," ujarnya.

Pasar pesawat PT DI di Asia Pasifik sangat luas. "Dan jika PT DI masuk ke pasar Airbus dan Boeing, apakah mereka diam saja? Tentu tidak," katanya.

Namun walau PT DI tidak membuat pesawat besar sekelas Airbus A380, A320 atau Boeing B747-200/400.

"Tetapi PT kami membuat komponen di pesawat-pesawat Airbus A380/A320/A321/A350. Ada pula kita buat komponen tooling dan airframe Boeing B 747/B-777/B-787, Euurocopter MK-II, Airbus Military di CN235/C295 dan C212-400," ungkap Sonni.

"Tidak hanya itu, kita juga melakukan providing maintenance, overhaul, repair, alteration di helikopter BELL 412, Boeing 737-200/300/400/500/A320.F100, F27 dan banyak lagi, so, bukan kita tidak bisa," tandasnya.



Ada Karya Indonesia di Lebih Dari 3.000 Pesawat Airbus


Indonesia memang belum dapat memproduksi pesawat sekelas Airbus, namun lebih dari 3.000 unit pesawat Airbus yang terbang di seluruh dunia, mengandung satu bagian penting yang dibuat PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

"Ada satu bagian pesawat yang dibuat oleh PT DI untuk pesawat Airbus, jumlahnya lebih dari 3.000 pesawat airbus A 230-21 dan A 231 yang terbang diseluruh dunia," kata Vice President Corporate Communications PT DI, Sonni Ibrahim, kepada detikFinance ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Kata Sonni, bagian tersebut sangat penting bagi sebuah pesawat yakni bagian pangkal sayap pesawat.

"Bukan sayap pesawat utuh, tapi pangkalnya, sayap bagian ini sangat penting untuk dapat menahan beban pesawat dan mengangkat pesawat ke udara, selain itu di dalamnya terdapat berbagai komponen yang mentransfer setiap data ke kokpit," ungkap Sonni.

Tidak hanya di pesawat A 231 dan 230 saja, tetapi di Airbus A380 berkapasitas 600-800 orang sayang bagian pangkal yang buat PT DI.

"Kita juga ada di A380, tapi bedanya dengan A 231 dan 230 ada perusahaan lainnya yang buat juga untuk suplai ke pesawat Airbus, tapi kalau yang A 380 hanya kita PT DI yang suplai ke Airbus," ucapnya.

Bukan berarti bagian pesawat lainnya hanya Airbus sendiri yang buat. "Tidak, sayap bagian tengah ada negara lain yang buat, sayap ujung, sayap tengah, moncong pesawat, mesin pesawat, bagian tengah itu beda-beda negara yang buat, Indonesia, Italy, Rusia, Spanyol, Prancis dan lainnya ikut andil dalam setiap pesawat Airbus," ungkapnya lagi.

Bahkan untuk bisa Airbus memilih suatu perusahaan untuk membuatkan salah satu bagian atau komponen dari Airbus itu tidaklah mudah.

"Butuh nama besar, kepercayaan tinggi dari suatu perusahaan yang dipilih Airbus dan PT DI membuktikannya. Pasalnya jika ada satu pesawat jatuh saja, itu semua bagian pesawat dipertaruhkan," tandas Sonni.

(detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar