"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 06 April 2013

Model Privatisasi Iran


Selama beberapa dekade terakhir masalah privatisasi menjadi sorotan para ekonom dunia. Namun galibnya yang muncul selama ini selalu berada di pusaran dikotomi antara sentralisasi ekonomi model Sosialisme dan Liberalisme ekonomi ala Kapitalisme. tapi kini, di sejumlah negara Barat sendiri yang Liberal tetap saja sejumlah industri seperti baja, kereta api, pesawat terbang dan berbagai industri strategis lainnya berada dalam genggaman pemerintah.


Pengalaman delapan dekade ekonomi sentralistik di blok Timur menunjukkan bahwa model sentralisasi ekonomi tidak bertahan lama dan mulai ditinggalkan banyak negara dunia.
Sebab model perekonomian seperti itu tidak memberikan ruang bagi kompetisi. Selain itu, intervensi pemerintah yang terlalu besar dalam masalah ekonomi menyebabkan perekonomian berbiaya tinggi.

Di luar kedua faktor itu, para ekonom memandang ekonomi sentralistik menyebabkan terjadinya jurang yang sangat besar antara kesejahteraan dan teknologi dalam sistem ekonomi. Inilah yang menyebabkan tumbangnya Uni Soviet dan Cina pun memutar haluan.

Iran memilih cara lain, tidak ke Timur maupun ke Barat. Ekonominya, bukan Kapitalisme atau Sosialisme, tapi Islam. Prinsip perekonomian Iran dijelaskan dalam UUD Iran pasal 44. Spirit pasal 44 adalah reformasi ekonomi Iran melalui peningkatan produktivitas, pembukaan lapangan kerja demi kesejahteraan rakyat, dan menjadi kekuatan perekonomian di kawasan.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk mendorong terwujudnya tujuan tersebut adalah privatisasi. Namun model yang diterapkan di Iran berbeda dengan privatisasi ala Kapitalisme. Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, penerapan pasal 44 UUD Iran secara benar dan tepat menutup jalan bagi Kapitalisme dalam keputusan makro Iran. Meski demikian, Rahbar mengingatkan supaya pemerintahan tidak terpengaruh pemikiran Sosialisme. Bagi Rahbar, prinsip ekonomi adalah keadilan yang sangat ditegaskan dalam ajaran Islam.

Pemimpin besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuandengan ribuan aktivis mahasiswa menegaskan ekonomi Iran harus berjalan berlandaskan prinsip keadilan. Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei mengingatkan supaya tidak terjebak dalam Kapitalisme maupun Sosialisme. Sebab Islam memiliki model perekonomian sendiri yang berbeda dari dua kutub besar itu.

Dalam undang-Undang Dasar Republik Islam Iran, terdapat tiga faktor utama ekonomi yaitu pemerintah, koperasi dan swasta. Privatisasi di Iran dijalankan bukan mengikuti model privatisasi Kapitalisme yang melepaskan segalanya pada sektor swasta berdasarkan mekanisme pasar. Dalam Islam sebagaimana diterapkan di Iran, equilibrium terjadi melibatkan ketiga faktor yaitu rakyat, pemerintah dan swasta. Peran ketiganya diatur dalam sebuah mekanisme yang meletakkan keadilan ekonomi sebagai pijakannya.

(irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar