Oleh: Zannuba Arifah Chafshoh/Yenny Wahid*
Catatan kecil ketika Presiden Hugo Chavez berkunjung dan bertemu dengan Gus Dur di Istana NegaraJakarta .
Catatan kecil ketika Presiden Hugo Chavez berkunjung dan bertemu dengan Gus Dur di Istana Negara
WAFATNYA Presiden Hugo Chavez tentu membuat dunia terperangah, kaget dan sekaligus terkagum-kagum karena presiden Venezuela tersebut merupakan sosok yang berani melawan ketidakadilan Barat dan khususnya Amerika Serikat ketika dipimpin Presiden George W Bush. Dan, terbukti Venezuela kemudian menjadi negara yang mandiri, kuat, dan disegani oleh dunia internasional. Karena itu, wajar jika dunia berkabung atas wafatnya sang pejuang keadilan tersebut.
Di Indonesia, Hugo Chavez hadir dalam pertemuan puncak G-15 yang dihadiri seluruh negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Group 15 (KTT G-15 ke-11), dan mendukung usulan Indonesia untuk mengeluarkan deklarasi yang berisikan hasil-hasil penting KTT serta proyeksi kerja sama antar negara G-15 mengenai pemanfaatan teknologi informasi di negara-negara berkembang.
Demikian diungkapkan Makarim Wibisono, Wakil Ketua Delegasi Indonesia dalam Meeting of The Personal Representatives 11 th G-15 Summit di Jakarta Convention Center, Sabtu (26/5/2001) siang, atau dua belas tahun silam.
Dalam pertemuan itu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai
- Bunyi pesan Chavez itu adalah: Zannuba, Estos trazos fueron hechos, porti y tu angel, mienuos oramos y discutiamos acerca de los principales problemos
- Artinya : Zannuba, gambar yang engkau buat ini dengan talentamu, ketika kita sedang mendiskusikan masalah-masalah besar dunia, biarlah gambar itu menjadi testamen atas mimpi kita akan keadilan. Hugo Chavez Frias.
- Yenny diminta Hugo Chavez untuk terus melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, khususnya ketika berhadapan dengan penguasa negara yang dzolim. Dan, dalam perjuangan itu jangan sampai berputus asa sampai akhir hayat. Kepentingan rakyat adalah segalanya. Hugo Chavez Frias.
"Bagi saya, pesan itu sangat berarti sekali, dan akan selalu menjadi pengingat untuk selalu berjuang bagi keadilan, seperti yang dicita-citakan Hugo Chavez dan juga Gus Dur, ayah saya,” tutur Yenny.
Jadi, Chavez adalah pemimpin yang berani melawan hegemoni Barat. Terlepas dari benar atau tidak caranya yang dilakukan dalam melawan Barat itu, dia melihat ada ketidakadilan yang terjadi akibat sistem superkapitalis yang hanya menekankan pada akumulasi kapital bagi kepentingan diri dan kelompoknya saja, sementara sebagian besar masyarakat dunia hanya bisa menjadi penonton bahkan korban ketidakadilan tersebut.
Yenny pun berjanji untuk memperjuangkan pesan itu demi martabat, harkat, dan kedaulatan rakyat dan negara
*Direktur The Wahid Institute (WI)
(tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar