"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 25 Maret 2013

PBB Menyambut Perayaan Nowruz


Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam pesannya pada Hari Internasional Nowruz, menyatakan harapan bahwa semua orang dapat menggunakan kesempatan itu untuk merefleksikan keindahan alam, janji musim semi, dan kekuatan budaya untuk membangun kedamaian, kata kantor PBB di Tehran dalam rilis pada Selasa (19/3).


"Dengan menatap keindahan alam dan pembaruan musim semi, Nowruz dapat menginspirasi semua orang untuk sama-sama melatih diri dalam mengelola lingkungan yang lebih besar," ujar Ban, seperti dikutip IRNA.


Berakar dalam sejarah Persia, Nowruz dirayakan oleh lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia, yang menandai hari pertama musim semi dalam kalender Persia.

Seraya memuji inisiatif untuk mencatatkan Nowruz dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Ban mengatakan, upaya bersama oleh Republik Islam Iran, Azerbaijan, India, Kyrgyzstan, Pakistan, Turki, dan Uzbekistan, merupakan bukti dari nilai persatuan dalam keragaman.

Sementara itu, dalam upacara perayaan Nowruz di Markas Besar PBB pada Ahad lalu, Ban mengungkapkan rasa puas dengan kehadirannya dalam acara tersebut, dan mengatakan Nowruz merupakan tradisi kuno yang merekatkan orang-orang dari beragam budaya.

Duta Besar Iran untuk PBB Mohammad Khazaei juga menggambarkan Nowruz sebagai simbol persatuan di antara bangsa-bangsa.

Tahun baru Hijriah Syamsiah tidak hanya dirayakan oleh bangsa Iran, tapi dirayakan juga oleh bangsa Kurdi di sebagian wilayah Irak dan Turki, penduduk Afghanistan, Tajikistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan , Kyrgyzstan, dan Pakistan.

Perayaan Nowruz dimulai bersamaan dengan tibanya musim semi. Dalam ilmu astronomi, musim semi terjadi ketika pancaran sinar matahari bergerak dari garis tropis menuju bagian utara bumi. Tahun baru kalender solar Persia untuk tahun ini ditetapkan pada tanggal 20 Maret. 


Musim Semi dan Perayaan Tahun baru


Perayaan Tahun Baru Hijriyah Syamsiah (Nourouz) pada tahun 2010 dicatat PBB sebagai warisan berharga internasional dan hari pertama Nouruz (21 Maret 2013) dinamakan sebagai "Hari Nouruz Sedunia". Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh penjuru dunia.

Perayaan Nouruz merupakan perayaan yang telah berlangsung sejak dulu mengenai peradaban besar Iran dari India hingga Asia Tengah. Mengingat adanya nilai-nilai budaya dan tradisi spiritual di perayaan Nouruz maka perayaan spiritual ini kemudian dicatat oleh PBB sebagai warisan berharga dunia pada tanggal 23 Februari 2010.

Perayaan Nouruz yang digelar di Iran, Kaukasus, Asia Tengah dan negara-negara di Timur Tengah lainnya dapat menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat internasional untuk mengenal lebih mendalam tentang budaya Nouruz. Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh dunia.

Mengingat Nouruz sebagai tradisi spiritual tertua di dunia yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Iran maka tak ada salahnya kita akan menyinggung tentang tradisi Nouruz yang tak lama lagi akan dirayakan.

Sebagian tradisi Nouruz sejak dahulu hingga sekarang masih terjaga dengan baik dan memberikan aroma musim semi. Salah satu tradisi itu adalah membersihkan seluruh rumah atau disebut dengan "Khaneh Tekani" yang secara harfiah bermakna menggoyang rumah.Khaneh tekani adalah istilah bagi masyarakat Iran untuk membersihkan dan menata kembali rumahnya dengan rapi. Mulai dari membersihkan dinding rumah, mencuci seluruh karpet, sofa sampai membongkar dan merapikan lemari-lemari pakaian dan kabinet-kabinet dapur. Tradisi khaneh tekani ini dilakukan secara bersamaan oleh anggota keluarga. Dengan kondisi rumah dan perabot rumah dalam keadaan bersih dan rapi, bangsa Iran memulai tahun barunya dengan suasana yang baru.

Sebenarnya Khaneh Tekani dan pembersihan kota di akhir tahun merupakan simbol penghilangan kegelapan dan keusangan rumah dan menyiapkan ruang yang bersih untuk menyambut datangnya cahaya dan hal-hal yang baru di tahun baru. Hal itu selaras dengan penegasan Islam tentang kebersihan di mana Rasulullah Saw menilai kebersihan sebagai salah satu tanda dan bagian dari iman.

Persiapan untuk belanja di tahun baru seperti membeli pakaian, kacang-kacangan, buah-buahan, manisan, permen, kue dan bahkan sebagian peralatan rumah adalah salah satu tradisi lainnya di akhir tahun menjelang Nouruz. Oleh karena itu, di hari-hari akhir tahun, pasar-pasar di berbagai kota Iran dipenuhi oleh para pengunjung dan pembeli bahkan hingga berdesak-desakkan. Mereka memenuhi pasar untuk membeli segala kebutuhan di tahun baru.

Di tahun baru, semua keluarga menginginkan untuk memakai pakaian baru dan menyuguhkan makanan terbaik bagi tamu-tamu mereka. Sehingga mereka berusaha untuk membeli pakaian dan makanan yang terbaik. Hal ini tentunya akan menguntungkan para pedagang dan pengusaha.

10 hari atau tujuh hari menjelang Nouruz, mayarakat Iran mempunyai tradisi menanam benih seperti gandum dan kacang hijau di pot-pot kecil dan besar atau di guci-guci keramik supaya di hari pergantian tahun nanti benih-benih tersebut dapat diletakkan di Sufreh Haft Sin(Taplak Tujuh Sin).

Selain itu, berbagai pohon muda dan bunga yang sesuai dengan musim semi akan ditanam di kebun/taman rumah. Adanya hijau-hijauan dan bunga segar selain menandakan datangnya musim semi dan keindahan alam juga membawa keindahan dan kesegaran di sekitar rumah. Sementara lokasi-lokasi umum kota yang telah diperindah dengan ditanami berbagai bunga warna-warni dan pepohonan hijau akan membawa aroma baru suasana kota.

Membantu orang-orang yang tidak mampu merupakan bagian dari tradisi masyarakat Iran dalam menyambut tahun baru. Setiap tahun menjelang Nouruz, mereka berusaha membantu orang-orang yang membutuhkan. Masyarakat Iran meyakini bahwa membantu menyelesaikan masalah orang lain khususnya di hari-hari akhir tahun adalah perbuatan yang sangat bernilai, mulia dan tepuji di mana setiap Muslim melakukannya sesuai dengan kemampuannya.

Masyarakat Iran di akhir tahun berusaha membantu orang-orang tak mampu dan berbagi kebahagiaan dengan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat. Sebagai contohnya, sepekan sebelum tahun baru, masyarakat Iran merayakan pesta kasih sayang atau disebut dengan "Jashn Atefe".

Jashn Atefe diselenggarakan dengan cara membuka berbagai stand-stand di setiap bundaran kota dan perempatan jalan dengan menyajikan kotak-kotak bantuan bagi para dermawan. Para dermawan menyumbangkan uang dan pakaian untuk mustadhafin supaya mereka juga dapat merayakan tahun baru dengan bahagia. Sumbangan ini menjadi tanggung jawab "Komite Emdad Imam Khomeini", yaitu sebuah lembaga yang didirikan atas instruksi langsung Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini pada tanggal 5 April 1979. Komite Emdad inilah yang mengumpulkan sumbangan-sumbangan masyarakat Iran dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Di detik-detik dimulainya tahun baru, masyarakat Iran di seluruh penjuru dunia duduk mengelilingi Sufreh Haft Sindan memulai tahun baru dalam suasana bahagia dan kasih sayang. Membuka Sufreh Haft Sin adalah salah satu momen indah Nouruz dan simbol kegembiraan dan sekaligus sebagai alasan untuk berkumpulnya keluarga di detik-detik menjelang tahun baru.

Barang-barang yang disajikan di atasSufreh Haft Sin memiliki awal kata dengan huruf Sin yang terdiri dari:Sir (bawang putih), Sib (apel), Sabzeh (tumbuhan hijau), Senjed (sejenis buah semak),Serkeh (cuka), Samanu (makanan/bubur terbuat dari kuncupgandum ), Somagh (nama sebuah tanaman). Sufreh tersebut dihiasi puladengan al-Quran, cermin, lilin, bunga hidup, ikan emas, telur, kurma, dan uang logam. Masing-masing dari benda-benda ini memiliki simbol dan makna tertentu.

Cabang-cabang cemara, bunga lavender dan mawar adalah bagian lain dari Sufreh Haft Sin sebagai pengabar datangnya musim semi. Manis-manisan dan permen juga termasuk bagian dari sufreh tersebut. Sementara peletakkan kitab suci al-Quran di atas Sufreh Haft Sin memberikan suasana spiritual tersendiri.

Menjelang detik-detik pergantian tahun, masyarakat Iran membaca doa; 

"یا مقلب القلوب و الابصاریا مدبر الیل و النهار یا محول الحول و الاحوال حول حالنا الی احسن الحال".

"Wahai Yang membolak balikkan hati dan pandangan. Wahai Yang mengatur malam dan siang.Wahai Yang mengubah tahun dan keadaan. Perbaikilah keadaan kami menjadi lebih baik."

Setelah membaca doa tersebut, mereka kemudian membaca ayat-ayat al-Quran. Dan sudah menjadi tradisi dalam keluarga di Iran, setelah pergantian tahun, para anggota keluarga memberikan hadiah tahun baru dan semua anggota keluarga menyantap kue dan manisan seraya saling mengucapkan selamat tahun baru.

Sebagian masyarakat Iran memperingati pergantian tahun dengan berziarah ke tempat-tempat suci dan memanfaatkan keberkahan dari ziarah ini. Mereka berdoa dan bermunajat di sana supaya hati mereka dapat tersinari dengan cahaya spiritual. Di masa pergantian tahun, tempat-tempat suci seperti makam Sayidah Fatimah Maksumah sa di kota Qom dan Imam Ali al-Ridha as di Mashad dipenuhi oleh para peziarah.

Musim semi adalah masa-masa bahagia yang sangat diperlukan jiwa manusia. Berdasarkan tradisi di Iran, selain penampilan lahiriyah yang sangat rapi dan indah, batin manusia di musim semi juga harus indah dan ceria. Kebahagiaan, adalah hal penting yang memberikan makna dalam hidup. Musim semi dengan seluruh kesegaran dan keindahannya, kembali menyapa dan menyebarkan kebahagiaan, keceriaan, kepedulian, dan semangat. Musim semi adalah kebahagiaan milik semua, dan semua orang bersatu dalam mengawali tahun penuh berkah dan kebahagiaan. 



Mengenal Tradisi Nouruz di Asia Tengah


Nouruz merupakan tradisi perayaan awal musim semi masyarakat Persia kuno yang hingga kini masih bertahan. Tradisi ini diperkirakan telah berumur lebih dari 3 ribu tahun dan terbilang sebagai unsur kebudayaan lintasbangsa yang tertua di dunia. Nouruz dirayakan secara luas oleh bangsa-bangsa di seluruh ranah kebudayaan Persia mulai dari Barat China hingga pesisir Mediterania. Tradisi tersebut bahkan telah berbaur dengan kebudayaan dan kepercayaan lokal di setiap negara yang mendapat pengaruh kuat kebudayaan Persia. Meski masing-masing tradisi Nouruz di setiap tempat memiliki keunikan tersendiri namun semuanya memiliki akar budaya Persia yang sama. Tak heran jika Nouruz oleh sebagian pakar kebudayaan diyakini sebagai warisan kebudayaan tak benda umat manusia yang terbesar sehingga dicatat oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia.
Dalam sejarah dan kebudayaan Afghanistan, Nouruz adalah manifestasi penghargaan terhadap kehidupan, alam, dan nilai-nilai kemanusiaan yang berakar kuat pada tradisi sastra, adat-istiadat, seni, dan tradisi keluarga dan masyarakat di negara ini. Selama Nouruz berlangsung, masyarakat Afghanistan merayakannya dengan berbagai bentuk dan tradisi khas, seperti mengenakan pakaian baru, menyediakan berbagai masakan dan makanan khas Nouruz, dan bercengkrama dengan alam sambil berwisata. Pelbagai bentuk permainan seperti adu gulat, tarian dan nyanyian tradisional juga ramai digelar selama pesta perayaan tahun baru Nouruz.

Salah satu tradisi penting perayaan Nouruz di Afghanistan adalah ritus pengibaran bendera Imam Ali as yang terkenal dengan istilah pesta mawar merah atau Mileh gol-e Sorkh dalam bahasa lokal. Ritus ini terbilang sebagai tradisi Nouruz yang muncul pasca masuknya Islam ke Afghanistan. Ritus itu dinamakan pesta mawar merah karena digelar bersamaan dengan dimulainya musim semi dan tumbuhnya kuncup-kuncup bunga mawar merah.
Saat perayaan digelar, warga menyanyikan syair-syair bertemakan Nouruz. Acara itu digelar di makam keramat Mazar-e Sharif yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai makam Imam Ali bin Abi Thalib as. Bersamaan dengan itu sebuah bendera bertuliskan nama Imam Ali as dikibarkan. Bendera itu nantinya akan terus dikibarkan selama 40 hari. Masyarakat setempat meyakini bendera tersebut sebagai simbol kebahagiaan, kesejahteraan, kebaikan, dan kemudahan. Sambil memanjatkan doa dan harapan, para peziarah biasanya menggerak-gerakkan bendera Imam Ali karena diyakini hal itu akan mendatangkan berkah dan keberuntungan.

Di kota Herat, di barat laut Afghanistan, menjelang pergantian tahun baru, masyarakat datang berduyung-duyung ke masjid. Di sana, mullah masjid menyediakan wadah berisi air berkah. Air tersebut diberkati dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran dan doa. Kemudian sang mullah menulis sejumlah ayat di secarik kertas dengan menggunakan cairan safron berwarna kuning. Setelah pembacaan doa selesai, kertas bertuliskan ayat al-Quran itu ditaruh ke dalam air hingga tulisan dari cairan safron tersebut lebur dan bercampur dengan air berkah. Setelah itu, air tersebut dibagi-bagikan ke seluruh warga yang hadir di masjid untuk diminum sebagai berkah.

Pada tiga hari pertama tahun baru Nouruz, kaum perempuan di Herat tetap bertahan di rumah masing-masing untuk menyambut kedatangan para tamu. Selama masa itu, kaum lelaki bersilaturrahmi secara bergiliran ke kerabat yang lebih tua dan sahabat terdekat. Baru setelah hari keempat, giliran kaum hawa yang datang bersilaturrahmi. Warga Afghanistan memiliki penghormatan khusus terhadap hari Rabu pertama awal tahun. Mereka biasanya menghabiskan waktunya di sepanjang hari itu dengan mendatangi taman-taman di sekitar kota sambil berkumpul bersama-sama keluarga.
Tradisi perayaan Nouruz di negara-negara Asia Tengah juga memiliki latar belakang sejarah yang sangat tua. Selain di Iran dan Afghanistan, Nouruz juga dirayakan secara khusus di negara-negara lain yang mendapat pengaruh kuat kebudayaan Persia seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Tukmenistan, dan Kirgystan.

Di Uzbekistan, bersamaan dengan dimulainya awal musim semi, Tashkent, ibu kota negara ini berhias diri dengan berbagai pernak-pernak khas Nouruz. Sebagaimana warga di negara-negara Asia Tengah lainnya, warga Uzbekistan juga merayakan Nouruz setiap tanggal 21 Maret. Selama perayaan tahun baru berlangsung, warga mengenakan pakaian serba baru, bersilaturahmi ke sanak saudara dan banyak juga yang memilih untuk bertamasya ke tempat-tempat rekreasi.

Sebagaimana tradisi Nouruz masyarakat Iran, warga Uzbekistan juga memiliki tradisi "Sufreh Haft Seen" atau Taplak Tujuh S. Berdasarkan tradisi dan kepercayaan Iran kuno, pada detik-detik pergantian tahun, seluruh anggota keluarga mesti berkumpul di rumah masing-masing. Mereka duduk melingkari taplak Haft Seen. Di atas taplak itu ditata tujuh jenis makanan atau kacang-kacangan yang namanya diawali dengan huruf Seen atau S dalam bahasa Persia seperti, apel (sib), bawah putih (sir), cuka (serkeh) dan tunas gandum (sabzeh). Makanan-makanan ini merupakan simbol kesuburan dan berlimpahnya hasil pertanian. Selain itu, taplak Haft Seen juga dihiasi dengan kita suci al-Quran, cermin, lilin, wadah yang berisi air dan ikan hias, telur ayam yang berbalut lukisan, bunga yang berwarna ungu dan koin.

Tak berbeda jauh dengan tradisi Nouruz di negara-negara ranah kebudayaan Persia lainnya, warga Tajikistan juga menyambut kedatangan Nouruz semenjak beberapa hari menjelang datangnya tahun baru dengan menggelar berbagai perayaan dan acara khusus. Hari Raya Nouruz bagi warga Tajikistan terutama di daerah Badakhshan, di tenggara negara itu memiliki makna tersendiri dan terbilang sebagai hari raya nasional. Mereka menyebut Nouruz sebagai simbol kasih-sayang dan kelahiran ulang seluruh mahluk. Seperti kebiasaan masyarakat Iran, menjelang Nouruz warga Badakhshan menggelar acara "khaneh tekani" atau pembersihan rumah. Mereka juga memasak dan membuat hidangan khusus khas Nouruz dan menyelenggarakan berbagai pesta perayaan dan perlombaan permainan tradisional.

Warga Tajikistan mengawali tahun baru Nouruz dengan menyantap sarapan khusus berupa kue-kue bercitarasa legit dan manis. Dengan itu, mereka berharap kehidupannya di tahun-tahun yang akan datang senantiasa terasa manis dan dikarunia kebahagiaan. Setelah menyantap sarapan, mereka membentangkan kain merah di depan pintu masuk rumah sebagai simbol kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dengan penuh keceriaan warga Tajikistan mengenakan pakaian baru lantas saling bersilaturrahmi ke kerabat tertua. Satu hal yang unik adalah setiap kerabat yang lebih muda akan memberikan ucapan selamat tahun baru kepada yang lebih tua sambil memberikan setangkai mawar merah.
Sementara itu di Kazakhstan, warga meyakini Nouruz sebagai harmonisme musim semi. Mereka percaya pada hari itu, bintang-gemintang kembali pada titik awal perederannya, sehingga segala hal menjadi baru dan bumi dipenuhi keceriaan. Pada malam menjelang pergantian tahun, setiap rumah menyalakan sepasang lilin yang diletakkan di atas atap rumah.

Saat Nouruz tiba, para pemuda Kazakhstan menghiasai kuda liar dengan mengalungkan boneka dan rangkaian lonceng di leher kuda tersebut. Saat tengah malam, mereka membangunkan warga dengan melepas kuda tersebut melewati lorong-lorong perkampungan.

Nouruz bagi warga Kazakshtan adalah hari sakral. Jika pada hari itu hujan atau salju turun, maka merekanya meyakininya sebagai keberuntungan dan tahun yang dijelang pun bakal berjalan dengan lebih baik. Saat tahun baru tiba, warga mengenakan baju baru berwaran putih sebagai simbol kebahagiaan. Mereka juga saling bersilaturrahmi mengunjungi kerabat dan sahabat terdekat. Pada hari itu digelar pula perlombaan tradisional khas Nourus yang disebut Qal-Tozak yang dimainkan antara kelompok perempuan dan laki-laki. Warga setempat percaya, jika kelompok perempuan yang menang, maka tahun yang dijelang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan, namun jika kelompok lelaki yang menang maka tahun tersebut adalah tahun yang dipenuhi dengan cobaan. 

(irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar