Menceritakan apapun tentang Iran, cenderung dicurigai membawa misi tertentu. Namun saya merasa terpanggil untuk menceritakannya, terutama karena banyaknya hal yang bisa menjadi pelajaran bagi bangsa kita.
Iran, sebuah negeri fenomenal yang mendapat simpatik,
pujian, pembelaan, dan hujatan sekaligus. Negeri yang lewat CNN, Amerika
menyebutnya sebagai bangsa yang keras kepala, yang oleh sebagian kaum Muslimin
menjadikan Iran
sebagai kebanggaan baru. Kiblat alternatif pergerakan dan perlawanan terhadap
hegemoni Amerika namun sebagiannya lagi tetap juga memasang wajah permusuhan
dan kecurigaan.
Iran dengan mazhab Syiah mayoritas rakyatnya, tetap dinilai
sebagai musuh di luar Islam. Apapun yang berasal darinya dicurigai sebagai
kedok semata untuk memberangus dan menghancurkan Islam dari dalam. Apapun yang
berasal darinya, fiqh, hadits, tradisi, teologi, filsafat bahkan
penemuan-penemuan mutakhirnya diisolasikan dan dipinggirkan dari dunia Islam.
Syiah sering mendapat tuduhan dan fitnah sebagai
agama tersendiri dan bukan bagian dari Islam. Namun, bagai pepatah, anjing
menggonggong, kafilah tetap berlalu, Iran dengan masyarakatnya yang
mayoritas Syiah menjawab segala tuduhan-tuduhan dan berbagai tudingan miring
dengan kerja-kerja positif yang nyata.
Membela Palestina
Iran menjadi negara terdepan dan paling aktif memberikan
pembelaan atas penindasan yang masih juga dirasakan rakyat Palestina. Tidak
sekadar melalui diplomasi politik, Pemerintah Iran juga memberikan bantuan secara
nyata dengan menjadikan Palestina tidak ubahnya salah satu provinsi yang
menjadi bagian negaranya, dengan menanggung gaji pegawai di tiga departemen.
Menanggung hidup 1.000 pengangguran senilai 100
dolar setiap bulannya. Membiayai total pembangunan gedung kebudayaan,
perpustakaan serta renovasi 1.000 rumah yang hancur dengan total biaya 20 juta
dolar. Belum lagi bantuan lainnya yang diberikan tanpa persyaratan apapun.
Pembelaan dan dukungan Iran
atas perlawanan rakyat Gaza menghadapi agresi
militer Israel akhir tahun
2012, membuat pimpinan HAMAS mewakili rakyat Gaza
menyampaikan rasa terimakasihnya secara terbuka kepada Iran.
Dengan keberhasilan meluncurkan roket pembawa
satelit "Safir Omid" dan sebuah maket satelit percobaan di orbit
bumi, Iran
menjadi negara regional pertama yang mandiri tanpa bantuan asing, baik dalam
membuat satelit maupun dalam meluncurkan dan mengontrolnya. Semakin diserang
dengan propaganda negatif dari berbagai arah, ulama-ulama, ilmuan-ilmuan,
olahragawan, sampai seniman mereka seakan berlomba-lomba untuk menunjukkan
prestasi dan menampakkan kecemerlangan Islam.
Lihat saja apa yang dilakukan ilmuan mereka, hampir
dalam hitungan hari, ada yang mematenkan penemuan-penemuan baru mereka.
Perkembangan sains di Iran
dapat dilihat dari perkembangan publikasi ilmiah yang mereka hasilkan. Dalam
penelitian 'string teory', kimia dan matematika, Iran merupakan nomor 15 di
dunia, bersaing ketat dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Dalam artikel D A King yang dipublikasikan di
Nature (15/7/2004) berjudul The scientific impact of nations yang analisisnya
menyatakan bahwa Iran merupakan satu-satunya negara Islam yang termasuk ke
dalam negara memiliki The scientific impact of nations tertinggi di dunia.
Bahkan Jurnal Newscientist terbitan Kanada menyebutkan kemajuan ilmu
pengetahuan di Negara Iran
sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya didunia.
Jenius Dunia
Daftar 100 orang jenius dunia yang masih hidup yang
dikeluarkan oleh firma konsultan global Creators Synectics, Ali Javan pakar
teknik (penemu gas laser) dan Pardis Sabeti ahli biologi anthropologi yang
keduanya berkebangsaan Iran
termasuk di antaranya.
Kaum perempuan Iran tidak ketinggalan dari saintis
yang umumnya laki-laki. Dalam Festival Internasional Para Penemu Perempuan yang
pertama kali digelar di Korea Selatan tahun 2008, Republik Islam Iran ikut
bersaing dalam ajang kompetisi tersebut dan berhasil menggondol 12 medali emas,
lima perak dan enam perunggu. Maryam Islami dari Iran
menyandang gelar sebagai penemu perempuan terbaik tahun 2008, padahal saat itu
Maryam Islami masih mahasiswa tingkat lima
fakultas kedokteran.
Lebih dari itu, kita juga mengenal Shirin Ebadi
Muslimah pertama peraih Nobel juga berasal dari Iran. Hal inilah yang 'memaksa'
Rektor Universitas al Azhar Mesir, Syaikh Thantawi menyatakan, "Kemajuan
ilmiah yang telah dicapai Republik Islam Iran merupakan kemajuan dunia Islam
dan kebanggaan bagi seluruh umat muslim."
Pada bidang seni kaligrafi, kaligrafer Iran Roin
Abar Khanzadeh berhasil membuat Al-Qur'an terkecil yang memecahkan rekor dunia.
Yang menarik Al Quran terkecil ini ditulis dengan mata telanjang oleh
penulisnya dan bila dijejer hanya menempati ukuran kertas A3. Saat ini sudah
ada 1000 pusat lembaga kegiatan berbasis Al Quran di seantero kota
Iran
yang sedang aktif dan ada seribu perpustakan dan Bank CD Qurani di pusat-pusat
kegiatan Al Quran di Iran.
Telah berkali-kali Iran menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Pameran Al Quran Internasional. Dengan tingkat apresiasi yang
tinggi terhadap Al Quran wajar jika Iran menghasilkan banyak Mufassir
terkemuka dalam dunia Islam, diantaranya Allamah Mohammad Husain Thabatabai,
penulis tafsir Al Mizan.
Dalam dunia perbukuan dan penerbitan, dibanding
negara-negara Islam lainnya, Republik Islam Iran bisa ditetapkan sebagai yang
terdepan. Pameran Buku Internasional Teheran merupakan program pemerintah Iran setiap tahunnya
yang mendapat posisi istimewa dalam kalender para penerbit internasional.
Berdasarkan data yang dirilis, Pameran Buku Internasional Tehran adalah pameran
buku terbesar dunia Islam dan menjadi fenomena budaya terbesar negara-negara di
Timur Tengah.
Hasil-hasil karya dan apresiasi mereka menunjukkan
minat mereka yang demikian tinggi terhadap ilmu pengetahuan, wajar jika
kemudian Iran
termasuk dalam deretan negara-negara maju. Inilah yang membuat Amerika gentar
dan khawatir, lewat propaganda-propaganda negatif, melalui tekanan dan embargo
ekonomi, mereka berusaha menghambat pertumbuhan dan kemajuan Iran.
Sayang, hanya karena beda mazhab, di antara
propaganda miring itu, juga disebar dan gencar dilakukan oleh sebagian kaum
muslimin sendiri. Kalau hanya karena mazhabnya berbeda, Syiah dianggap agama
lain, dan Iran
keluar dari Dunia Islam, kebanggaan apa yang dimiliki Dunia Islam hari ini?
Negeri mana-selain Iran-yang dianggap paling mewakili semangat keilmuan dan
kedigdayaan Islam?. Selamat atas dirgahayu ke-34 kemenangan Revolusi Islam
Iran.***
Oleh;
Ismail Amin
Mahasiswa Mostafa International University
Republik Islam Iran
(tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar