"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 30 November 2012

Quraish Shihab: Syiah dan Sunni Bersaudara


Mantan Menteri Agama Muhammad Quraish Shihab mendorong para ulama untuk mendidik masyarakat agar tidak terjebak isu aliran Syiah dan Sunni. Ulama seharusnya menginformasikan bahwa pengikut kedua aliran ini mempunyai ikatan persaudaraan dan persatuan. 

"Kita bersaudara, tidak perlu saling tegang. Surga itu terlalu luas sehingga tidak perlu memonopoli surga hanya untuk diri sendiri. Jadi jangan saling menistakan," kata Quraish dalam  acara peluncuran Buku Putih Mazhab Syiah, di Jakarta, Selasa (18/9). 
Menurut Direktur Pusat Studi Alquran ini, buku yang diluncurkan Dewan Pimpinan Pusat AhlulBait Indonesia bisa menjadi alat untuk memperkaya khazanah pengetahuan masyarakat mengenai Islam. Quraish berharap buku tersebut dapat menciptakan kesepahaman dan persatuan di kalangan masyarakat, terutama umat Islam. 

"Tidak bisa ada persatuan jika tidak ada kesepahaman. Tidak bisa ada kesepahaman jika tidak ada upaya untuk memahami diri kita sendiri dan memahami pihak lain," ujarnya. 

Menurutnya, selama ini penyebab utama perselisihan antara satu mazhab dengan yang lainnya dalam Islam karena kesalahpahaman dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki masing penganut. 

"Kesalahpahaman orang-orang Syiah terhadap mazhabnya, dan kesalahpahaman orang-orang Sunni terhadap mazhabnya," tuturnya. 

Padahal, tambahnya, setiap mazhab mengalami dinamika dan perkembangan dimana pemikiran tidak hanya berhenti pada pendapat tokoh besarnya. 

"Pemikiran tokoh-tokoh besar mazhab itu juga mengalami perkembangan di kalangan pengikutnya. setiap pemikiran dipengaruhi banyak faktor," katanya. 

Karena itu, adalah hal yang keliru apabila merujuk mazhab hanya pada pendapat lama tanpa pertimbangkan mazhab baru. Selain itu, rujukan pendapat pun harus kepada ulama yang diakui keilmuannya. 

"Bedakan pendapat ulama dan pendapat awam. Seringkali kita ukur pendapat suatu kelompok tidak merujuk pada pendapat ulama. Jika begitu sangat mungkin kesalahpahaman terjadi," pungkasnya. 
(mediaindonesia.com)





Buku Putih Mazhab Syiah untuk Redam Konflik Umat Islam


Perbedaan definisi mengenai ajaran Syiah sering kali menimbulkan perselisihan antarumat Islam yang berujung kepada pertumpahan darah. 

Permasalahannya adalah definisi yang muncul sekarang ini adalah Syiah yang didefinisikan oleh pihak-pihak yang tidak mengerti Syiah itu apa. Bahkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap Syiah dinilai sebagai pemicu kekerasan sesama umat Islam.

Dewan Pimpinan Pusat Ahlulbait Indonesia meluncurkan Buku Putih Mizhab Syiah yang bertujuan untuk menjembatani perbedaan mengenai Syiah dari sudut pandang Syiah. 

"Sesuai dengan namanya, putih berarti sebuah buku yang mencoba memberikan klarifikasi, menjelaskan apa itu Syiah dan sebagainya, kata Umar Shahab, Ketua Dewan Syuro Ahlul Bait, dalam seminar sehari dan peluncuran Buku Putih Mazhab Syiah di Jakarta, Selasa (18/9).

"Persoalannya, ada dua definisi Syiah yang muncul yang menyebar di kalangan kita, baik di dalam buku, internet, atau para Ustaz dan Kyai, pertama Syiah menurut Syiah dan kedua Syiah menurut yang tidak tahu tentang Syiah," sambungnya.

Buku ini memberikan infomasi kepada pembaca yang ingin tahu seperti apa Syiah sebenarnya. 

Umar menilai munculnya kesalahpahaman mengenai definisi Syiah yang berujung kepada pertumpahan darah sebagai hal yang ironis. 

Menurut dirinya, negara ini adalah negara yang ramah dan damai. Orang luar pun berpendapat sama terhadap orang muslim di Indonesia.

"Yang terjadi di Sampang dan beberapa tempat, berita yang dibilang Majelis Ulama Indonesia (MUI), itu adalah (dakwah tentang) Syiah menurut orang yang tidak tahu tentang Syiah," ungkap Umar menyayangkan. 

Dua orang tewas dan lima orang lainnya terluka dalam penyerangan terhadap komunitas Syiah di Sampang, yang terjadi pada Minggu 26 Agustus lalu.

Kejadian tersebut berasal saat pagi hari sebanyak 30 anak-anak, termasuk lima orang putra-putri Tajul Muluk, pemuka Syiah, dan lima kemenakannya, akan berangkat ke Pesantren Bangil di Pasuruan, dari tempat mereka di Desa Nangkrenang, Kecamatan Omben Sampang, Madura diserang oleh ribuan orang. 

Benturan yang terjadi mengenai konflik mengenai Syiah dan Sunni, ini sebetulnya bukan benturan yang tidak disengaja, kata Umar, tetapi benturan yang diciptakan. 

"Apa sih resistensi Syiah di Indonesia? Tahun 1984 MUI mengeluarkan fatwa yang isinya untuk mewaspadai Syiah. Alasannya apa? Alasannya karena Syiah menanut ideologi Imamah?" tutur Umar keheranan. 

Umar pun berpendapat, tidak ada perbedaan antara orang Syiah atau orang Sunni di Indonesia. Filosofi Indonesia, yaitu setia kepada negara kesatuan, setia kepada Undang-Undang, dan setia kepada Pancasila. 

"Di Indonesia, kita punya prinsip-prinsip. Prinsip kesatuan. Syiah dan Sunni tidak ada resistensi. Bedanya secara ideologis, tapi bukan hal mendasar," lanjut Umar. 

Pembicara lain, Guru Besar UIN Jakarta Prof Dr Zainun Kamal pun memberikan pandangannya. Saat dirinya berkunjung ke Sampang, hakim memvonis terdakwa dan menyatakan Syiah itu menyimpang, 

"Tidak tahu tentang Islam, tapi sudah memvonis. Kemudian saya jelaskan apa itu Islam," kata Zainun. 

Ia juga menjelaskan kepada hakim kasus Tajul Muluk perbedaan Syiah di dalam Islam. 

"Syiah adalah aliran tertua dalam Islam. Islam masuk secara terbuka, dan Islam masuk ke Indonesia secara damai," katanya. 

Zainun menduga fatwa-fatwa dari majelis ulama soal Syiah ajaran sesat inilah yang memicu kekerasan terhadap penganut Syiah. 

Menurutnya, sebelum MUI membuat sebuah fatwa, dijelaskan dulu mengenai fatwa tersebut dan harus ada keterbukaan kepada semua pihak. 

"Seharusnya sudah ada keterbukaan untuk berbicara mengenai agama. Sekarang adalah berbicara tentang hati. Kalau kita mikirin Islam agama yang terbaik, kita kenapa takut?" tanya Zainun. 
(beritasatu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar