"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 17 November 2012

Fajar 5, Simbol Persatuan Sunni-Syiah


Serangan militer kembali dilancarkan Israel terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza. Operasi militer yang dilakukan melalui serangan udara ini selain membunuh anggota kelompok perlawanan Palestina, Hamas, juga menelan korban sipil baik orang tua, wanita dan anak kecil dari yang cedera sampai kematian.


Serangan militer Israel atas Palestina yang kesekian kalinya ini menjadi sebuah simbol kebiadaban rezim Zionis, sekaligus menyingkap topeng Amerika Serikat yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia, penegak demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Selama ini setiap serangan militer Israel selalu mendapat lampu hijau dari Washington.


Tindakan kontra-produktif dukungan Gedung Putih atas setiap serangan militer Israel yang menimbulkan korban warga sipil menodai nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi dan terutama sekali HAM. Serangan militer Israel terhadap Palestina melanggar konvensi Jenewa yang bertujuan melindungi warga sipil, Namun sekali lagi tak ada sekalipun sanksi Internasional terhadap Israel yang benar-benar diterapkan.

Namun aksi militer Israel terhadap Jalur Gaza kali ini diluar prediksi Tel Aviv. Kekuatan Hamas dan para pejuang Palestina kali ini mampu memberikan tindakan serangan balasan (retaliation) yang kuat, bahkan serangan Rudal muqawama Palestina berhasil mencapai Tel Aviv. Brigade Izzuddin Qassam menyatakan bahwa dua rudalnya telah mencapai ibu kota Israel sebagai sasarannya. Hal ini baru terjadi semenjak tahun 1991. Tentu saja, serangan balasan para pejuang Palestina ini menyulut ketakutan besar bagi warga Israel. Serangan tersebut juga memicu unjuk rasa menolak agresi militer Israel ke Jalur Gaza oleh rakyat Israel sendiri, dan desakan gencatan senjata trehadap Tel Aviv. Selain dampak strategis seperti kerusakan instalasi listrik, peralatan militer dan kematian di pihak Israel sendiri.

Kemampuan serangan rudal para pejuang Palestina yang meningkat dan mampu mencapai sasaran-sasaran penting Israel tidak bisa dilepaskan dari peran rudal-rudal Fajr-5 buatan Iran. Bahkan Sekjen Hezbollah Lebanon, Sayyid Hasan Nasrallah menilai penembakan roket Fajr-5 ke Tel Aviv menunjukkan ketegaran dan kekuatan pasukan pejuang palestina.

Di sisi lain, penggunaan rudal Fajr 5 oleh para pejuang Palestina ini menunjukkan berapa hal. Pertama, Iran sebagai negara Islam yang bermazhab Syiah itu memberikan bantuan riil kepada saudaranya di Palestina yang bermazhab Sunni dalam membela tanah airnya dari agresi Israel. Kedua, para pejuang Palestina yang mayoritas Sunni menerima bantuan dan seruan persatuan oleh saudara Syiah di Iran dalam memerangi kebiadaban Israel. Ketiga, persatuan Islam, Sunni-Syiah merupakan malapetaka terburuk bagi Israel. 


Muhammad Dudi Hari Saputra
(IRIB Indonesia / PH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar