Institut Teknologi Bandung meluncurkan mobil balap kecil buatan mahasiswanya. Mobil bernama Mushika itu akan menjajal ketangguhannya dalam lomba perdananya di ajang Society Automotive Engineering (SAE) di Jepang pada 3-5 September 2012.
Mesin mobil balap Mushika sebesar 600 cc dan berbobot sekitar 220 kilogram. "Biaya pembuatan mobilnya Rp 230 juta," kata ketua tim formula Mushika, Tri Aghna Satria, di kampus ITB. Mobil tersebut telah diberangkatkan ke Jepang pada Senin, 27 Agustus 2012 lalu.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjanji memberi dana Rp 100 juta kepada tim mobil formula ITB. "Pembuatan mobil balap ini membuktikan mahasiswa tidak hanya belajar sastra engineering atau teori kuliah saja," kata Rektor ITB Akhmaloka.
Dosen pembimbing tim, Indra Nurhadi, mengatakan kendala pembuatan mobil ini adalah hal teknis dan pendanaan. "Pembuatan mobil ini tidak mudah, karena selain harus kuat juga ringan dan aman," ujarnya. Dari studi desain, manufaktur, dan uji kendaraan, karya 40 mahasiswa ini masih ada plus dan minusnya.
Salah satu hal yang penting, menurut Indra, adalah berat kendaraan. Bobotnya masih bisa diturunkan pada pembuatan mobil balap berikutnya. "Tenaga mobil tergantung bobot, masih ada komponen yang berat dan bahannya bisa diganti," katanya.
Ajang lomba internasional itu khusus bagi mahasiswa. Tujuannya menguji karya rancangan mobil yang layak dipakai penggemar otomotif. Di Jepang, pesertanya akan berdatangan dari negara di wilayah
Adu kecepatan mobil itu tidak dilakukan dengan balap bersama melainkan satu per satu. Hal ini untuk mencegah risiko kecelakaan, seperti tabrakan antar mobil. Uji kecepatan sekaligus keandalan mobil itu lewat tes slalom, melahap sirkuit berbentuk angka 8, dan huruf S. Tes lain berupa ketahanan mobil (endurance) mendapat porsi nilai terbesar, yaitu 300 dari total 1.000 poin.
Namun, sebelum berlaga, setiap tim harus lolos syarat
(tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar