"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 24 Agustus 2012

Tragedi Kemanusiaan di Seputar Idul Fitri


Coretan ini sebuah summaries. Rangkuman petaka. Kusebut dengan potret buram kemanusiaan. Dan berikut, 7 ‘keajaiban’ di zona mudik-idul fitri yang tak mudah terbantahkan:

1. Randis
Fakta penyalahggunaan kendaraan dinas, saat mudik dan lebaran. Sebagian pejabat me-mubah-kan penggunaan randis dengan alasan tak ada ruang parkir dan siapa yang menjamin keamanannya. Bisa saja hilang, bisa juga maling memreteli onderdilnya, saat ditinggal mudik. Alasan lain, sebagai kompensasi atas ketiadaan THR. Sebuah justifikasi yang tak logis.


2. Kecelakaan transportasi
Tabrakan maut itu menewaskan 17 orang, 3 kritis dan seorang bayi selamat, demikian sebuah sumber. Berita-berita tragis seperti ini, setiap tahunnya menghiasi televisi. Dalam kajian “Epidemiologi Gawat Darurat”, inilah disebut trend. Bahasa ringannya:Pola. Pola ini akan terjadi lagi di ajang mudik 2012, dipastikan terjadi tabrakan, kematian. Tinggal hitung berapa korban jiwa akibat kecelakaan transportasi mudik dan arus balik tahun ini. Beberapa Kompasianer telah mengulasnya.

3. Exhibition
Perilaku pameran kekayaan, kesuksesan. Ini kultur melekat sebagian pemudik. Ingin menyenangkan sanak famili dengan memaksakan rental mobil. Kerabatku beli mobil baru ber-DP: 20 juta, demi sebuah gengsi. Kesan dipaksakan memang, kutahu itu lewat rintihan cicilan perbulannya. Selorohnya, sepulang lebaran, akan over credit. Baginya, tak enak hati mudik tanpa kendaraan, perhiasan, tas bermerek, baju dan sendal KW1. Baginya, mudik dinisbahkan sebagai unjuk sukses, pameran materi dan show kemakmuran. Fakta ini juga pernah dituliskan seorang Kompasianer, tahun lalu.

4. Kelelahan, hipertensi, diare
Kata nutrisionit (ahli gizi), idul fitri adalah hari karbohidrat sedunia, idul adha hari protein se-jagat. Tak ada angka pasti yang terlaporkan, berapa prevalensi umat Islam yang terpapar diare, hipertensi dan kelelahan saat idul fitri. Subtansinya, mengapa mereka terpapar dengan penyaki-penyakit ini?. Salah satu jawabannya adalah tekanan emosional untuk melahap menu yang minim kendali.

5. Lonjakan harga tiket
Tikel mahal adalah sebuah ‘tradisi’ saat penumpang membutuhkan jasa transportasi, kenapa harus diselangitkan harga tiket dan karcis itukah?. Motif apalagi ini kalau bukan dorongan melipatgandakan pendapatan disebabkan banyaknya penumpang. Sebuah keanehan dan keunikan.

6. Zakat maut
Sebentar lagi kita akan menyaksikan kepiluan dan tragisnya distribusi zakat bagi orang miskin. Miskin yang berujung kematian atas nama memeroleh zakat. Cucuran keringat, anak-anak bahkan nenek-nenek. Berdesakan dan berjuang habis-habisan demi 3 liter beras.

7. Tinggalkan lapangan
Peng-khutbah masih setia di mimbarnya, satu persatu jamaah tinggalkan lapangan. Tiada lagi istilah satu paket ibadah (Imam, Khutbah dan Jamaah). Fenomena sederhana, dan jika dikaji dalam-dalam, maka akan muncul pertanyaan: mengapa jamaah tergesa-gesa meninggalkan lapangan saat khutbah Idul Fitri masih berlangsung?. Tiadakah sedikit rasa sabar untuk menunggui khutbah hingga selesai, seperti kesabaran mereka saat menanti buka puasa di bulan ramadhan?. Apakah ‘bahayanya’ jika menuntaskan khutbah itu?. Merasa rugikah jika mendengarkannya baik-baik sampai selesai?
* * *

Tujuh keunikan di atas saya rangkum sebagai tragedi kemanusiaan. Transportasi, zakat, lonjakan harga tiket dan seterusnya adalah teater manusia makan manusia…!!!
Tujuh fakta ini, bukanlah keajaiban versi ON THE SPOT, peristiwa ini adalah hal BIASA, dan menjadi LUAR BIASA ketika berbuah TRAGEDI ULANGAN. Kuanggap, semua itu adalah keajaiban yang sulit kudefenisikan.


*Muhammad Armand (kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar