"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 01 Agustus 2012

Kepemimpinan yang Baik akan Jadikan Indonesia Negara Adidaya


Kemiskinan dan sejumlah masalah sosial masih menjadi momok di negeri ini. Namun bukan berarti tak ada optimisme. Buktinya masih banyak orang yang optimistis Indonesia akan menjadi negara adidaya jika memiliki kepemimpinan yang baik.



Berdasarkan survei yang digelar Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) diketahui 80,7 persen dari 2.192 responden percaya bahwa dengan kepemimpinan yang baik Indonesia akan menjadi negara adidaya.
"Sementara 9,9 persen mengaku tidak percaya, 9,1 persen tidak tahu, dan 0,3 persen tidak menjawab," ujar Komandan Survei SSS, M Dahlan, di Hotel Four Seasons, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (6/6/2012).

Sedangkan putri mantan Presiden Gus Dur, Yenny Wahid, menilai hasil survei itu menunjukkan optimisme rakyat Indonesia. Menurut dia, masyarakat Indonesia masih punya kepercayaan dan kegairahan, serta tidak apatis.

"Jika dibandingkan dengan Eropa dan Amerika, kita masih lebih aktif. Jadi kalau orang-orang bilang revolusi, Indonesia masih jauh dari itu. Rakyat masih percaya bahwa pemilu masih bisa menjadi jalan keluar," tutur Yenny di tempat yang sama.

Dia mensinyalir rata-rata pemilih mencari pemimpin yang merupakan antitesa dari pemimpin sebelumnya. Misalnya sosok Bung Karno di kursi presiden yang tegas tapi hingar bingar. Lalu naik Soeharto yang dinekal diktator. Kemudian naik Gus Dur yang demokratis namun dinilai banyak omong.

"Lalu naiklah Bu Mega yang kalem. Tapi Bu Mega dinilai tidak terlalu pandai, padahal sebenarnya dia punya kecerdasan politik. Kalau tidak, tidak munngkin bisa bertahan hingga saat ini. Lalu naiklah SBY yang dinilai pintar, PhD-lah tapi ternyata sulit membuat keputusan. Sehingga sekarang muncullah Prabowo yang dinilai tegas," papar Yenny.

Dalam kesempatan yang sama hadir pula politikus Marwah Daud Ibrahim. Menurut dia yang menarik dari survei ini adalah pertanyaan 'Kalau kita memilih pemimpin yang baik, yakinkah negara ini bisa menjadi negara yang adidaya?'.

"Ini membandingkan negara tidak hanya tentang kekinian tapi juga tentang peradaban. Kalau Indonesia suatu saat nanti akan jadi negara adidaya? Ya bisa. Nusantara, puncak peradabannya pada abad ke-7. Saat itu Sriwijaya sudah punya armada laut yang besar, saat itu Eropa belum ada apa-apa. Lalu 700 tahun kemudian ada Majapahit yang kita bisa lihat di Trowulan, bagaimana Gadjah Mada bicara tentang Palapa," terang Marwah.

Pada tahun 1957, imbuhnya, Malaysia baru merdeka. Sedangkan RI dan Korea saat itu pendapatan per kapitanya rata-rata sama. Namun sekarang bedanya luar biasa.

"Saya tanya ke mereka, bedanya apa. Mereka bilang harus ada pemimpin yang kuat, mereka yang berintegritas, jujur dan berkarakter. Dan yang paling penting adalah mereka yang punya mimpi dan mewujudkannya dalam visi. Kelebihan mereka adalah kita memang tidak bisa menyentuh semuanya. Tapi mereka menyentuh satu hal yang jika itu disentuh, hal-hal yang lain ikut tersentuh," papar Marwah.

Survei ini dilakukan SSS di 163 kabupaten di 33 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan pada 14-24 Mei 2012 dengan metode pengambilan sampel survei stratified random sampling. Responden diwawancarai tatap muka, termasuk survei pemetaan capres 2014.


(detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar