"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 27 Juli 2012

Kemajuan Iran di Bidang Industri Otomotif


Dewasa ini, Industri otomotif menjadi salah satu parameter pembangunan industri yang memainkan peran strategis bagi perekonomian nasional. Kini, industri otomotif menjadi sektor strategis yang diperebutkan antarnegara dunia.

Sejumlah analis ekonomi berkeyakinan bahwa industri otomotif merupakan motor penggerak industri, sekaligus lokomotif industri negara-negara besar dunia. Mereka menilai sebuah masyarakat yang mencapai tahap industri otomotif berarti telah mencapai fase inovasi dan pembangunan ekonomi yang bisa mengaktifkan cabang industri lainnya.


Saat ini, setidaknya 80 cabang industri yang berkaitan dengan industri otomotif. Hal ini menunjukan peran vital industri otomotif di tingkat dunia. Studi industri menunjukkan bahwa sekitar lebih dari 150 disiplin ilmu dari elektronik, petrokimia, baja, ban, minyak olahan, kaca, tekstil hingga kulit berkaitan erat dengan industri otomotif. Kemajuan masing-masing bidang ini berbanding lurus dengan kemajuan industri otomotif.
Tingkat produksi otomotif dunia di tahun 2010 sekitar 77 juta unit, dan lebih dari 600 juta otomotif digunakan setiap hari di tingkat dunia. Diprediksi hingga tahun 2025 nanti, industri otomotif akan mengisi 25 persen perdagangan dunia.

Industri otomotif Iran mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir. Sebelum kemenangan revolusi, Industri otomotif Iran hanyalah industri yang 100 persen rakitan dengan tingkat produksi terbatas. Namun kerja keras tanpa kenal waktu bangsa Iran di bidang ini membuahkan hasil signifikan. Industri otomotif Iran mengamai beberapa tahapan, dari fase impor kemudian rakitan, kini berhasil merancang dan memproduksi sendiri dengan memanfaatkan potensi putra bangsa. Padahal, negara ini berada dalam tekanan sanksi internasional. Perubahan besar industri otomotif Iran dimulai dengan diratifikasinya undang-undang produksi otomotif pada tahun 1992.

Untuk pertama kalinya, Iran berhasil memproduksi mobil nasional bernama "Samand" yang merupakan capaian besar industri otomotif Iran dengan bersandar pada potensi dalam negeri. Meski demikian, Iran tetap menjalin kerjasama di bidang industri otomotif dengan perusahaan otomotif dunia seperti Peugeot, Renault, Saipa, Mazda, Proton, dan Nissan.

Pada Mei tahun lalu, Iran meresmikan pembukaan pabrik otomotif generasi kedua dengan nama ‘Tiba" dan memasarkannya di pasar lokal dan dunia. Industri otomotif Iran secara bertahap membuka pasar baru dunia. Salah satunya membuka pabrik produksi otomotif di Suriah. Mulai tahun depan, mobil nasional diproduksi atas kerjasama Suriah dan Iran dengan nama dagang "Runna".

Pertumbuhan industri otomotif Iran menjadi perhatian Bank Pembangunan Islam (IDB). Pada tahun 2009, wakil keuangan IDB, pasca kunjungan ke pabrik otomotif Iran menyatakan bahwa perusahaan otomotif Saipa, menunjukkan kemajuan otomotif Iran yang menjadi kebanggaan Organisasi konferensi Islam (OKI). Khalid Aboudi, pejabat bidang pembangunan sektor swasta IDB mengusulkan kepada perusahaan otomotif, Saipa Iran menanam investasi di sejumlah negara Afrika Utara, termasuk Aljazair dan Nigeria, serta negara Asia Tengah seperti Uzbekistan.

CEO Peugeot, Jean-Marc Gales dalam statemennya baru-baru ini menyinggung kontribusi Iran sebesar 20 persen di pasar global Peugeot. Tidak hanya itu, pemimpin perusahaan otomotif raksasa Perancis ini menyerukan kerjasama dan partisipasi Iran dalam produksi otomotif di berbagai negara dunia. Gales dalam statemennya menekankan bahwa sanksi Barat atas Iran tidak mempengaruhi hubungan antara Peugeot dan Tehran. 

Menyinggung potensi suku cadang industri otomotif Iran, Gales menegaskan penggunaan potensi Iran di bidang suku cadang otomotif, dan peningkatan kerjasama kedua pihak untuk meningkatkan perannya di pasar global.

Iran dalam beberapa tahun terakhir berhasil memproduksi mobil nasional dengan standard internasional, Samand. Mobil ini menggunakan mesin kualitas tinggi buatan dalam negeri yang kompetitif di tingkat dunia. Kini, Iran Khodro memproduksi mesin berkualitas tinggi dan mengekspornya ke negara lain. Untuk mewujudkan tujuan itu, industri otomotif Iran terus meningkatkan kualitasnya dan memproduksi mesin hemat energi.

Berdasarkan Rencana Pembangunan 20 tahun Republik Islam Iran, industri otomotif Iran berada di peringkat pertama di kawasan Timur Tengah, posisi kelima di Asia, dan kesebelas di dunia pada tahun 2025.

Tampaknya target itu cukup relistis bagi Iran. Pasalnya, tahun lalu, industri otomotif Iran berhasil memproduksi 1,6 juta unit, dan menempatkannya menjadi posisi pertama di kawasan, keenam di Asia serta 13 di dunia.

Koran The Independent baru-baru ini menurunkan laporan khusus mengenai pertumbuhan industri otomotif Iran. Harian terkemuka Inggris ini menulis, "Iran bertengger di posisi 13 negara industri otomotif besar dunia." Posisi ini merupakan keberhasilan besar bagi negara yang mengawali industri otomotifnya sebagai industri rakitan pada tahun 1957, di saat negara itu berada dalam tekanan sanksi Barat.

The Independent mengungkapkan, mobil nasional Iran, Samand Soren senilai 6000 pound, bersama sejumlah produk otomotif Iran lainnya seperti Tondar-90 merambah pasar otomotif dunia. Kini produk otomotif Iran mulai dipasarkan di Afrika Utara, Rusia, Cina, Irak dan Afghanistan. Mobil Soren diproduksi di Cina, Belarusia, Suriah dan Venezuela. Saat ini, produk otomotif Iran menembus pasar 20 negara dunia. Hal ini menunjukkan keberhasilan Iran menjalin kerjasama dengan berbagai negara dunia di bidang otomotif.

Keberhasilan Iran di bidang industri otomotif, dari posisinya sebagai konsumen kemudian menjadi produsen rakitan terbatas hingga memproduksi sendiri tidak bisa dilepaskan dari tekad baja rakyat dan pemerintah dengan dukungan para ahli dalam negeri.
Tahun lalu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam kunjungannya ke Iran Khodro menyatakan bahwa kemajuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ilmu pengatahuan dan produksi sains dan teknologi. Rahbar menilai kemajuan di bidang industri otomotif, terutama produksi mesin nasional menunjukkan kemampuan bangsa Iran.

Seraya menegaskan urgensi penggunaan sains dan teknologi terbaru, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan, "Meskipun mencapai berbagai kemajuan, namun kita perlu kerja ekstra untuk mengejar ketertinggalan selama ini dengan mengoptimalkan potensi putra bangsa, demi mewujudkan posisi mulia Iran di dunia."

(indonesian.irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar