Dewasa ini,
Industri otomotif menjadi salah satu parameter pembangunan industri yang
memainkan peran strategis bagi perekonomian nasional. Kini, industri otomotif
menjadi sektor strategis yang diperebutkan antarnegara dunia.
Sejumlah analis ekonomi berkeyakinan bahwa industri otomotif
merupakan motor penggerak industri, sekaligus lokomotif industri negara-negara
besar dunia. Mereka menilai sebuah masyarakat yang mencapai tahap industri
otomotif berarti telah mencapai fase inovasi dan pembangunan ekonomi yang bisa
mengaktifkan cabang industri lainnya.
Saat ini, setidaknya 80 cabang industri yang
berkaitan dengan industri otomotif. Hal ini menunjukan peran vital industri
otomotif di tingkat dunia. Studi industri menunjukkan bahwa sekitar lebih dari
150 disiplin ilmu dari elektronik, petrokimia, baja, ban, minyak olahan, kaca,
tekstil hingga kulit berkaitan erat dengan industri otomotif. Kemajuan
masing-masing bidang ini berbanding lurus dengan kemajuan industri otomotif.
Tingkat produksi otomotif dunia di tahun 2010
sekitar 77 juta unit, dan lebih dari 600 juta otomotif digunakan setiap hari di
tingkat dunia. Diprediksi hingga tahun 2025 nanti, industri otomotif akan
mengisi 25 persen perdagangan dunia.
Industri otomotif Iran mengalami perkembangan pesat
dalam dua dekade terakhir. Sebelum kemenangan revolusi, Industri otomotif Iran hanyalah
industri yang 100 persen rakitan dengan tingkat produksi terbatas. Namun kerja
keras tanpa kenal waktu bangsa Iran
di bidang ini membuahkan hasil signifikan. Industri otomotif Iran mengamai
beberapa tahapan, dari fase impor kemudian rakitan, kini berhasil merancang dan
memproduksi sendiri dengan memanfaatkan potensi putra bangsa. Padahal, negara
ini berada dalam tekanan sanksi internasional. Perubahan besar industri otomotif
Iran
dimulai dengan diratifikasinya undang-undang produksi otomotif pada tahun 1992.
Untuk pertama kalinya, Iran
berhasil memproduksi mobil nasional bernama "Samand" yang merupakan
capaian besar industri otomotif Iran
dengan bersandar pada potensi dalam negeri. Meski demikian, Iran tetap
menjalin kerjasama di bidang industri otomotif dengan perusahaan otomotif dunia
seperti Peugeot, Renault, Saipa, Mazda, Proton, dan Nissan.
Pada Mei tahun lalu, Iran meresmikan pembukaan pabrik
otomotif generasi kedua dengan nama ‘Tiba" dan memasarkannya di pasar
lokal dan dunia. Industri otomotif Iran secara bertahap membuka pasar
baru dunia. Salah satunya membuka pabrik produksi otomotif di Suriah. Mulai
tahun depan, mobil nasional diproduksi atas kerjasama Suriah dan Iran dengan
nama dagang "Runna".
Pertumbuhan industri otomotif Iran menjadi
perhatian Bank Pembangunan Islam (IDB). Pada tahun 2009, wakil keuangan IDB,
pasca kunjungan ke pabrik otomotif Iran
menyatakan bahwa perusahaan otomotif Saipa, menunjukkan kemajuan otomotif Iran yang
menjadi kebanggaan Organisasi konferensi Islam (OKI). Khalid Aboudi, pejabat
bidang pembangunan sektor swasta IDB mengusulkan kepada perusahaan otomotif,
Saipa Iran menanam investasi di sejumlah negara Afrika Utara, termasuk Aljazair
dan Nigeria, serta negara Asia Tengah seperti Uzbekistan.
CEO Peugeot, Jean-Marc Gales dalam statemennya
baru-baru ini menyinggung kontribusi Iran sebesar 20 persen di pasar
global Peugeot. Tidak hanya itu, pemimpin perusahaan otomotif raksasa Perancis
ini menyerukan kerjasama dan partisipasi Iran dalam produksi otomotif di
berbagai negara dunia. Gales dalam statemennya menekankan bahwa sanksi Barat
atas Iran tidak mempengaruhi
hubungan antara Peugeot dan Tehran.
Menyinggung potensi suku cadang industri otomotif Iran, Gales menegaskan penggunaan potensi Iran di bidang
suku cadang otomotif, dan peningkatan kerjasama kedua pihak untuk meningkatkan
perannya di pasar global.
Iran dalam beberapa tahun terakhir berhasil memproduksi mobil
nasional dengan standard internasional, Samand. Mobil ini menggunakan mesin
kualitas tinggi buatan dalam negeri yang kompetitif di tingkat dunia. Kini,
Iran Khodro memproduksi mesin berkualitas tinggi dan mengekspornya ke negara
lain. Untuk mewujudkan tujuan itu, industri otomotif Iran terus meningkatkan kualitasnya
dan memproduksi mesin hemat energi.
Berdasarkan Rencana Pembangunan 20 tahun Republik
Islam Iran, industri otomotif Iran berada di peringkat pertama di kawasan Timur
Tengah, posisi kelima di Asia, dan kesebelas di dunia pada tahun 2025.
Tampaknya target itu cukup relistis bagi Iran. Pasalnya,
tahun lalu, industri otomotif Iran berhasil memproduksi 1,6 juta unit, dan
menempatkannya menjadi posisi pertama di kawasan, keenam di Asia serta 13 di
dunia.
Koran The Independent baru-baru ini menurunkan
laporan khusus mengenai pertumbuhan industri otomotif Iran. Harian
terkemuka Inggris ini menulis, "Iran bertengger di posisi 13 negara
industri otomotif besar dunia." Posisi ini merupakan keberhasilan besar
bagi negara yang mengawali industri otomotifnya sebagai industri rakitan pada
tahun 1957, di saat negara itu berada dalam tekanan sanksi Barat.
The Independent mengungkapkan, mobil nasional Iran,
Samand Soren senilai 6000 pound, bersama sejumlah produk otomotif Iran lainnya
seperti Tondar-90 merambah pasar otomotif dunia. Kini produk otomotif Iran mulai dipasarkan di Afrika Utara, Rusia,
Cina, Irak dan Afghanistan.
Mobil Soren diproduksi di Cina, Belarusia, Suriah dan Venezuela. Saat
ini, produk otomotif Iran
menembus pasar 20 negara dunia. Hal ini menunjukkan keberhasilan Iran menjalin
kerjasama dengan berbagai negara dunia di bidang otomotif.
Keberhasilan Iran di bidang industri otomotif,
dari posisinya sebagai konsumen kemudian menjadi produsen rakitan terbatas
hingga memproduksi sendiri tidak bisa dilepaskan dari tekad baja rakyat dan
pemerintah dengan dukungan para ahli dalam negeri.
Tahun lalu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran,
Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam kunjungannya ke Iran Khodro menyatakan
bahwa kemajuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ilmu pengatahuan dan produksi
sains dan teknologi. Rahbar menilai kemajuan di bidang industri otomotif,
terutama produksi mesin nasional menunjukkan kemampuan bangsa Iran.
Seraya menegaskan urgensi penggunaan sains dan
teknologi terbaru, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan,
"Meskipun mencapai berbagai kemajuan, namun kita perlu kerja ekstra untuk
mengejar ketertinggalan selama ini dengan mengoptimalkan potensi putra bangsa,
demi mewujudkan posisi mulia Iran
di dunia."
(indonesian.irib.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar