"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 30 Agustus 2013

Bantahan Berita, Rezim Suriah Gunakan Senjata Kimia




Menurut Kantor Berita ABNA, Media-media asing dan Arab memuat berita pernyataan pemimpin kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah, George Sabra, yang mengklaim sebanyak 1.300 orang tewas akibat serangan senjata kimia oleh militer Suriah ke pangkalan militan di Ain Tarma, Zamalka dan Jobar di pinggiran Damaskus Rabu (21/8).

Diwakili Menteri Penerangan, Omran Al-Zaaby, Pemerintah Suriah telah membantah tudingan dan pengklaiman tersebut dan menyatakan video-video dan foto-foto yang disebar mengenai korban senjata kimia adalah infaktual dan rekayasa. Dalam wawancaranya dengan Alalam (21/8), Al-Zaaby mengatakan, laporan yang beredar di sejumlah jaringan pemberitaan Arab dan Barat yang tendensius tentang penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah di Rif Dimashq, merupakan propaganda yang memang telah disiapkan untuk merongrong pemerintah Suriah dan militernya.

Ditambahkannya, tidak terjadi serangan dengan menggunakan senjata kimia di Suriah dan militer negara ini melainkan hanya menggelar operasi di berbagai wilayah guna memberantas para teroris.

Al-Zaaby mengatakan, klaim infaktual tersebut dikemukakan pada hari pertama aktivitas tim PBB untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah. Sementara tim tersebut diundang langsung oleh pemerintah Suriah untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di negara ini.

Lebih lanjut dijelaskannya, militer Suriah beroperasi di wilayah Al-Ghoutah di Rif Dimashq serta terlibat bentrokan dengan para anasir teroris, oleh karena itu tidak mungkin militer Suriah menggunakan senjata kimia di area operasinya.

Berikut beberapa analisa membantah berita penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah:
1. Sudah lama pemerintah Suriah dituding memiliki senjata kimia. Karenanya pemerintah Suriah mengundang tim PBB untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di negara tersebut untuk membersihkan diri dari tuduhan. Anehnya, kalau memang benar, yang menggunakan serangan senjata kimia adalah pemerintah Suriah logiskah itu dilakukan justru di hari pertama tim investigasi PBB melakukan tugasnya di Suriah? Apa keuntungannya? Bukankah itu justru memberikan bukti di depan mata pada tim PBB bahwa pemerintah Suriah memang memiliki senjata kimia dan menyalahgunakannya untuk membunuhi rakyat sipil? Logiskah pemerintah Suriah melakukan tindakan konyol itu untuk membuat diri sendiri semakin tersudutkan dimata internasional?

2. Militer Suriah banyak meraih kemenangan gemilang dalam menghadapi kelompok oposisi bersenjata dukungan asing, lantas sangat gegabah menggunakan senjata kimia dalam kondisi yang tidak terdesak dan tidak begitu penting.

3. Yang diuntungkan oleh penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah jika benar adanya adalah pihak pemberontak, apalagi yang terbunuh konon lebih banyak dari kalangan sipil Suriah sendiri. Lantas logiskah melakukan hal yang dapat memberi keuntungan pada pihak musuh?

4. Senjata kimia yang berupa gas atau virus tidak dapat digunakan di tempat terbuka, atau berada dikawasan pemukiman penduduk. Sebab senjata kimia penularannya dapat melalui udara yang dapat menjangkau puluhan kilometer dari lokasi pengeboman. Bagaimana mungkin senjata tersebut digunakan di atas kawasan Moadamiah yang terletak kurang dari 5 kilometer dari kawasan Mezzeh, yang penduduknya dari kalangan sipil dan militer Suriah dan sedang dalam kondisi aman?.

5. Kawasan yang kononnya diserang oleh senjata kimia itu tidak mungkin dapat dimasuki dengan segera melainkan setelah beberapa jam lamanya, minimal antara 12 dan 36 jam dan maksimal memerlukan 4 hingga 7 hari. Kecuali jika dimasuki dengan menggunakan pakaian khusus. Karenanya sulit diterima, jika hanya dalam beberapa menit pasca penyerangan senjata kimia telah beredar foto dan video-video amatir para korban yang diambil oleh orang-orang yang tidak menggunakan pakaian khusus anti senjata kimia.

6. Menurut kesaksian pejabat Suriah. Militer Suriah beroperasi di wilayah Al-Ghoutah di Rif Dimashq serta terlibat bentrokan dengan para anasir teroris, oleh karena itu tidak mungkin militer Suriah menggunakan senjata kimia di area operasinya.

7. Satu fakta yang tidak bisa dibantah, diantara video yang konon menceritakan kondisi korban penggunaan senjata kimia justru diupload pada tanggal 20/8, sehari sebelum kejadian. Berikut link video yang terpublish justru sehari sebelum kejadian: http://www.youtube.com/watch?v=MVUGow5atNg&bpctr=1377159809

Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa berita mengenai militer Suriah menggunakan senjata kimia menyerang kelompok pemberontak yang menyebabkan jatuhnya seribuan korban dari warga sipil Suriah adalah tidak benar dan merupakan rekayasa pemberontak untuk memperburuk citra pemerintah Suriah di mata internasional.

********************

Bukti-bukti Kuat Penggunaan Senjata Kimia oleh Teroris Suriah


Menurut Kantor Berita ABNA, laporan, saksi mata dan bukti-bukti kuat menunjukkan bahwa kelompok teroris Suriah menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyat dan militer negara itu. Masalah ini telah membongkar kebohongan klaim negara-negara Barat yang menuduh militer Bashar Assad, Presiden Suriah menggunakan senjata kimia untuk menumpas kelompok pemberontak.

Sekaitan dengan hal ini, militer Suriah mengumumkan laporan ditemukannya gudang penyimpanan bahan kimia milik teroris di wilayah Jubar, Rif, Damaskus. Mereka menegaskan, penemuan bahan kimia ini membuktikan bahwa para teroris memang menggunakan senjata kimia terhadap rakyat dan militer Suriah.

Panglima Angkatan Bersenjata Suriah mengatakan, sejumlah operasi yang sukses dilakukan di wilayah Jubar, Rif, Damaskus dan bahan kimia milik teroris yang ditemukan di wilayah itu menunjukkan bahwa gerombolan teroris terbukti menggunakan senjata kimia. Keberadaan bahan kimia semacam ini di tangan para teroris bersenjata adalah bukti tak terbantahkan bahwa mereka menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyat dan militer Suriah, selain itu jelas bahwa pihak asing terlibat dalam upaya mempersenjatai para teroris dengan senjata kimia.

Dalam statamennya, militer Suriah menjelaskan, aksi kotor kelompok teroris dengan menggunakan senjata kimia untuk membantai rakyat sipil tidak berdosa merupakan bukti kekalahan akibat pukulan telak pasukan pemerintah Suriah, sekaligus menunjukkan kejahatan mereka dalam melanggar aturan internasional dan kemanusiaan.

Pada saat yang sama, salah satu anggota parlemen Suriah mengumumkan, militer negara itu tidak memerlukan senjata kimia untuk menghadapi kelompok teroris. Sharif Shahada, anggota parlemen Suriah seraya menyinggung pulihnya keamanan di Damaskus dan wilayah-wilayah sekitarnya mengatakan, "Sekalipun jika militer Suriah memiliki senjata kimia di wilayah ini, mereka tidak perlu menggunakannya untuk melawan kelompok bersenjata."

Terkait kejahatan terbaru yang dilakukan kelompok bersenjata di Suriah bersamaan dengan kedatangan delegasi PBB ke negara itu, Shahada mengatakan, "Setiap kali Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan membahas Suriah atau sebuah komite internasional berkunjung ke Suriah, kelompok teroris selalu meningkatkan pembunuhan dan kejahatannya di negara itu."

Anggota parlemen Suriah itu membantah penggunaan segala bentuk senjata pembunuh massal oleh militer Suriah. Ia menegaskan, kelompok-kelompok teroris menjalankan sejumlah konspirasi dan instruksi-instruksi pihak asing sehingga pengiriman dan pemindahan senjata kimia dengan mudah dapat dilakukan.

Sementara itu dilaporkan, pemerintah Suriah terus melanjutkan kerjasama jujurnya dengan PBB dan Komite investigasi untuk menyingkap realitas yang sebenarnya terjadi di Suriah. Masalah ini telah membuktikan bahwa kebenaran ada di pihak pemerintah Suriah yang berulang kali mengumumkan tidak pernah sekalipun menggunakan senjata kimia.

Sehubungan dengan hal ini, Kementerian Luar Negeri Suriah juga mengumumkan, Damaskus, Ahad (25/8) menyepakati dilakukannya investigasi cepat para ahli PBB untuk mengungkap klaim penggunaan senjata kimia pekan lalu di dekat ibukota Suriah. Dalam statemennya Kemenlu Suriah mengatakan, sebuah nota kesepahaman telah ditandatangani antara pemerintah Suriah dengan PBB di Damaskus, Ahad (25/8).

Senjata kimia yang digunakan teroris untuk membantai militer dan rakyat Suriah, Rabu lalu telah merenggut ratusan korban jiwa di sekitar Damaskus. Sehubungan dengan ini, Omran Al Zoubi, Menteri Informasi Suriah menegaskan bahwa Damaskus tidak akan pernah mundur dalam perang melawan terorisme, sekalipun Amerika Serikat menggunakan dalih senjata kimia untuk meningkatkan tekanannya terhadap Suriah.

Zoubi menambahkan, serangan ke Suriah bukanlah hiburan bagi salah satu pihak tertentu, pasalnya masalah ini akan berdampak sangat berbahaya dan lebih dari itu dipastikan akan menambah intensitas perang yang akhirnya akan menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah.

Menteri Informasi Suriah menegaskan, pemerintah Suriah tidak pernah menggunakan senjata kimia di negaranya, dan Damaskus terus melakukan kerjasama penuh dengan komite investigasi internasional, dan ini telah membuktikan kebohongan tuduhan terhadap Suriah.


(abna.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar