"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 25 Maret 2013

Nouruz, Momentum Perubahan Dalam Budaya Iran


Nouruz merupakan hari raya bangsa Iran dan wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh budaya Iran. Nouruz juga perayaan datangnya musim semi dan tahun baru Iran. Festival yang dirayakan sejak ribuan tahun lalu di Persia ini merupakan perayaan musim semi terbesar di dunia. Sebuah festival yang hingga kini masih dirayakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.


Tujuan penciptaan adalah kesempurnaan dan kebahagiaan dari alam materi menuju alam ruhani dan mendekat menuju Tuhan. Salah satu jalan menuju Tuhan adalah merenungi alam semesta. Keindahan jagat raya membimbing manusia menuju wujud tidak terbatas. Sejak awal penciptaan manusia hingga kini, keagungan alam semesta senantiasa menjadi perhatian para ilmuwan untuk menemukan hukum keseimbangan alam.

Perubahan musim merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah swt yang paling nyata. Berbagai ajaran agama ilahi menyinggung kebaruan dan keindahan musim semi sebagai pelajaran bagi manusia. Berkah, pencerahan, keselamatan, perdamaian dan segala sesuatu yang menunjukkan kebaikan dan kebersihan tercermin dalam musim semi.

Dalam literatur Islam, alam semesta adalah ciptaan Allah swt dan manifestasi rahmat-Nya yang tidak terbatas. Pada surat an-Nahl ayat 65 kita membaca, "Allah menurunkan dari langit air hujan dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah mati. Sesungguhnya pada yang demikian ini benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mendengarkan pelajaran."
Merenungi perubahan alam semesta merupakan pelajaran besar dan bermanfaat bagi manusia. Keindahan alam mengajak manusia merenungi jati dirinya. Imam Ali as berkata, "Rugilah orang yang sama antara hari ini dengan kemarin."

Sejatinya, perayaan Nouruz pada awal musim semi merupakan salah satu manifestasi tertinggi kehidupan umat manusia. Karena melalui Nouruz, jasmani dan ruhani bergerak dan berganti. Selain itu, Nouruz memperhatikan hakikat manusia. Tahun baru Nouruz bersama datangnya musim semi menghadirkan kehidupan baru bagi manusia. Perubahan ini akan terwujud melalui tekad kuat dan kerja keras.

Bersama perubahan alam semesta, manusia berada menuju esensi perubahan. Dengan hati nan bersih, kita meningkatkan keimanan, dan kecintaan. Selain itu, dengan ihsan dan membantu orang lain kemanusiaan diri kita pun meningkat.

Tekad manusia berperan vital dalam perubahan. Setiap orang harus memulai perubahan dari dirinya sendiri, jika ia menghendaki perubahan kondisi masyarakat dan negara. Perbaikan moral, perubahan diri menuju kemanusiaan dan penghambaan akan menjamin kebahagiaan manusia.

Dengan demikian, musim semi adalah musim pembaruan. Nouruz adalah manifestasi kebaruan dan perbaikan serta kebangkitan untuk meraih marifah yang lebih tinggi. Rasulullah saw bersabda, "Orang yang lalai adalah orang tidak menyadari perubahan di dunia dari satu kondisi ke kondisi lainnya."
Allamah Thabathabai, mufasir besar Iran menulis, Allah swt memberikan tamsil hari kiamat dan hidupnya kembali orang yang mati dengan ibarat hidupnya kembali tanah di saat musim semi agar kita memahami siklus kehidupannya. Setelah menjalani kehidupan di dunia ini, manusia mati dan dibangkitkan kembali di alam akhirat. Untuk itu, dianjurkan mengingat kehidupan akhirat ketika melihat musim semi.

Manusia akan mengalami perubahan dalam kehidupannya, jika ia mengambil pelajaran dari keindahan alam semesta ini. Bersama perubahan musim, kita pun merayakan perubahan dalam diri kita.

Nouruz merupakan manifestasi dari penciptaan alam semesta atau dengan kata lain lahirnya kembali manusia. Perayaan kuno yang dirayakan pada setiap permulaan tahun baru Hijriyah Syamsiah ini memberikan berita gembira berupa perdamaian, rasa optimisme dan kebahagiaan kepada jutaan manusia di seluruh dunia. Perayaan ini memperlihatkan sekelumit dari kultur, tradisi dan adat istiadat warga yang berada di bawah pengaruh budaya Iran.
Perayaan tradisi Nouruz oleh bangsa-bangsa di kawasan ditujukan untuk mendemonstrasikan solidaritas dan persatuan kuno dan historis mereka. Pada hari Nouruz, warga berkumpul untuk membagi kebahagiaan mereka dan menghilangkan kebencian dan kedengkian. Mereka menyambangi para sesepuh masyarakat untuk mengucapkan rasa terimakasih dan mengapresiasi jasa-jasa mereka. Pada dasarnya rahasia kelanggengan Nouruz dalam budaya bangsa Iran dikarenakan ide dan tata krama yang terdapat dalam tradisi kuno tersebut.

Tradisi perayaan Nouruz di Iran dimulai sejak beberapa hari menjelang pergantian tahun dan berakhir pada hari ke-13 musim semi yang ditandai dengan kehadiran warga di alam terbuka. Meski mengalami pasang surut, seluruh tradisi perayaan Nouruz tetap langgeng sepanjang sejarah. Kendati bangsa Iran terdiri dari berbagai suku dan etnis seperti Fars, Kurd, Lord, Turk, Baluch, Turkmen dan Arab yang memiliki adat istiadat masing-masing, namun Nouruz termasuk tradisi dan perayaan yang merekatkan seluruh suku dan etnis di Iran. Seluruh suku dan etnis di Iran merayakan Nouruz tanpa memperhatikan perbedaan agama, letak geografis, bahasa, dan sejarah.

Salah satu kebiasaan rutin pada hari-hari akhir menjelang pergantian tahun adalah membersihkan dan merapikan rumah dan tempat tinggal atau khoneh tekani. Kebersihan dan kerapian senantiasa dianggap baik oleh bangsa Iran. Menjelang pergantian tahun, seluruh warga berupaya membersihkan rumah dan seluruh isinya dan bahkan tempat-tempat umum. Pada dasarnya, khoneh tekani merupakan simbol menghilangkan noda dan kotoran dari rumah-rumah dan mempersiapkan lingkungan yang bersih dan asri untuk menyambut tahun baru.

Selain membersihkan rumah-rumah mereka, rakyat Iran juga membeli baju baru dan membuat kue untuk menyambut Nouruz. Memperhatikan semangat keakraban dan persahabatan rakyat Iran, maka pada hari-hari terakhir menjelang pergantian tahun, kita menyaksikan lingkungan yang ramah dan bersahabat di seluruh penjuru Iran. Semua warga berupaya membantu orang-orang yang tak mampu dan menghibur mereka agar dapat merayakan Nouruz.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan membantu fakir miskin dilaksanakan dalam bentuk seruan umum lewat kerjasama sejumlah lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat seperti Pesta Amal atau "Jashn-e-Niku Kari". Pesta ini digelar setiap tahun menjelang tahun baru kalender Persia. Warga dapat memberikan apa saja yang mereka miliki baik itu berupa uang, pakaian, buku, pensil, peralatan dapur. Tujuan utama Pesta Amal adalah membantu warga yang tidak mampu menjelang tahun baru.

Salah satu tradisi lain Nouruz yang masih diperingati hingga sekarang adalah menggelar taplak Haft Seen (7 S). Berdasarkan tradisi dan kepercayaan kuno, pada detik-detik pergantian tahun, seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah-rumah mereka duduk melingkari taplak Haft Seen. Dalam taplak Haft Seen ditata tujuh jenis makanan atau kacang-kacangan yang namanya diawali dengan huruf Sin dalam bahasa Persia seperti, apel (sib), bawang putih (sir), cuka (serkeh) dan tunas gandum (sabzeh). Makanan-makanan ini merupakan simbol kesuburan dan berlimpahnya hasil pertanian. Selain itu, taplak Haft Seen juga dihiasi dengan kitab suci al-Quran, cermin, lilin, wadah yang berisi air dan ikan hias, telur ayam yang berbalut lukisan, bunga yang berwarna ungu dan koin.

Saat pergantian tahun, seluruh anggota keluarga membaca doa pergantian tahun dan al-Quran, lalu kepala keluarga memberikan uang atau kado sebagai hadiah Nouruz kepada seluruh anggota keluarganya. Kemudian memanjakan lidah mereka dengan kue-kue yang lezat dan sambil mengucapkan selamat tahun baru kepada satu sama lain. Sebagian keluarga religius memilih masjid dan tempat-tempat ziarah sebagai tempat memperingati detik-detik pergantian tahun.

Hadir di tempat-tempat suci menjelang pergantian tahun dan membaca doa dan zikir di tempat tersebut akan menerangi dan menentramkan jiwa. Oleh karena itu, setiap tahunnya, makam suci Imam Ali Ridha as di kota Mashad dan makam suci Fatimah Maksumah as di kota Qom dan tempat-tempat suci lainnya dipadati oleh warga yang ingin mengisi dahaga spiritual. Meski demikian, seluruh rakyat Iran seiring datangnya musim semi, berupaya membersihkan dan mensucikan diri dari noda dan dosa.

Kegiatan ramah tamah dan silaturahim dimulai setelah pergantian tahun. Tradisi baik ini ditujukan untuk mengikis kedengkian dan mengisi hati dengan cinta dan kasih sayang. Kalangan muda mengunjungi orang-orang yang lebih tua dan biasanya tradisi ini berlanjut dengan kegiatan saling kunjung. Sebagian warga juga menghabiskan waktu libur tahun baru dengan mengunjungi berbagai tempat wisata dan alam terbuka. Pada hari ke-14 musim semi, seluruh rakyat Iran kembali memulai aktivitas dan rutinitas sehari-hari mereka.


Nouruz, Momentum Perbaikan Diri



"Wahai Dzat yang membolak balikkan hati dan pandangan, Wahai yang mengatur malam dan siang, Wahai yang mengubah tahun dan keadaan, Perbaikilah keadaan kami menjadi lebih baik!"

Hari ini adalah tahun baru Hijriah Syamsiah, tepat tanggal 1 Farvardin 1392 atau bertepatan dengan 21Maret 2013. Tahun baru ini tidak hanya dirayakan oleh bangsa Iran, tapi dirayakan juga oleh bangsa Kurdi di sebagian wilayah Irak dan Turki, penduduk Afghanistan, Tajikistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan , Kyrgyzstan, dan Pakistan. Perayaan Nouruz atau tahun baru dalam kalender Persia, telah berlangsung sejak dahulu kala. Peringatan Nouruz dimulai bersamaan dengan tibanya musim semi. Dalam ilmu astronomi, musim semi terjadi ketika pancaran sinar matahari bergerak dari garis tropis menuju bagian utara bumi. Tahun baru kalender solar Persia untuk tahun ini ditetapkan pada tanggal 20 Maret.

Dalam sejarah disebutkan bahwa peringatan Nouruz menyebar di Iran pada tahun 538 Sebelum Masehi, yakni ketika serangan Kourosh ke Babil dan penaklukannya. Raja Kourosh II yang membentuk Imperium Achaemenid dan mengumumkan peringatan Nouruz pada tahun itu pula. Pada hari itu, sang raja menetapkan berbagai macam acara seperti peningkatan pangkat tentara, pembersihan tempat-tempat publik dan rumah-rumah, dan pengampunan bagi para tahanan. Kebiasaan itu dilakukan oleh seluruh raja Imperium Achaemenid setiap tahun dan akhirnya menjadi tradisi.

Pada era Islam, meski peringatan Nouruz mengalami perubahan dan pergeseran, akan tetapi prinsip dari peringatan tersebut tetap dijaga oleh bangsa Persia. Munculnya dinasti Samani dan Ali Buyeh juga membuat peringatan Nouruz kembali bersemarak meski dengan bentuk yang berbeda. Setiap tahun di awal musim semi, bangsa Persia tetap merayakan Nouruz. Bangsa Iran juga tetap melestarikan peringatan Nouruz itu di berbagai masa dan dengan nuansa Islami. Di era modern, Nouruz sebagai warisan budaya dan spiritual Iran masih menjadi perhatian bukan hanya bagi bangsa Iran, tapi juga sebagian besar negara di kawasan. Bahkan negara-negara anggota UNESCO juga mengakui peringatan Nouruz sebagai warisan budaya dunia.

Peringatan Nouruz tetap digelar dengan meriah mengawali musim semi. Semangat perdamaian, harapan, kebahagiaan, dan pesan persahabatan juga disebarkan ke dunia pada peringatan Nouruz. Peringatan Nouruz merefleksikan tradisi dan kebudayaan bangsa-bangsa yang terpengaruh oleh budaya Persia. Seluruh bangsa yang terpengaruh dengan budaya Iran, menunjukkan solidaritas dan persatuan sejarah mereka pada peringatan Nouruz.

Setiap tahun di awal musim semi, bangsa Iran di seluruh dunia duduk berkumpul mengelilingi Sufrah Haft Sin (Taplak Tujuh S) dan mengawali tahun baru dengan suasana penuh keakraban dan keceriaan. Sufrah Haft Sin itu merupakan simbol kegembiraan dan menjadi alasan untuk berkumpul merayakan tahun baru. Seperti namanya, Haft Sin atau Taplak Tujuh S itu adalah Sabzeh atau tunas gandum yang menjadi simbol kehidupan dan dimulainya hidup baru. Samanoo atau makanan yang terbuat dari biji gandum sebagai simbol panen tumbuh-tumbuhan. Sib atau apel sebagai simbol kesegaran dan keindahan. Senjed atau buah semacam kurma yang menjadi simbol kelahiran dan kecintaan, Somaq, nama sebuah tanaman, dan Sir atau bawang putih, sebagai simbol kesehatan dan penggerak keceriaan dalam hidup. Serkeh atau cuka sebagai simbol kesabaran.

Selain itu, rakyat Iran menambah beberapa item dalam Sufrah Haft Sin itu dengan al-Quran sebagai kitab pedoman hidup, telur sebagai simbol penciptaan, cermin sebagai simbol kejujuran, air sebagai simbol berkah dan kecerahan, ikan merah sebagai simbol kehidupan dan dinamisme, koin emas sebagai simbol limpahan rezeki, dan lilin, sebagai simbol cahaya dan kehangatan dalam hidup. Setelah pergantian tahun, warga Iran membaca doa dan ayat-ayat al-Quran bersama anggota keluarga mereka. Sudah menjadi tradisi dalam keluarga di Iran, setelah pergantian tahun, para anggota keluarga memberikan hadiah tahun baru dan semua anggota keluarga menyantap kue dan manisan seraya saling mengucapkan selamat tahun baru.

Musim semi adalah masa-masa bahagia yang sangat diperlukan jiwa manusia. Berdasarkan tradisi di Iran, selain penampilan lahiriyah yang sangat rapi dan indah, batin manusia di musim semi juga harus indah dan ceria. Kebahagiaan adalah hal penting yang memberikan makna dalam hidup. Faktor penting yang membantu manusia dalam perjalanannya mencapi tujuan hidup yaitu kesempurnaan. Dalam perjalanan tersebut, manusia memerlukan semangat dan kebahagiaan. Agama-agama langit juga menekankan masalah kebagiaan duniawi manusia sebagai elemen penting dalam kehidupan. Dalam Islam, kebahagiaan menjamin kesehatan jiwa dan meningkatkan semangat manusia dalam berupaya mencapai tujuan hidupnya.

Dalam ajaran Islam, kebahagiaan individu saja tidak cukup, melainkan juga membagikan kebahagiaan itu kepada sesama. Bahkan membahagiakan orang lain dalam Islam termasuk nilai-nilai akhlak dan kemanusiaan. Pasalnya, kebahagiaan dan keceriaan masyarakat, akan menjamin kebahagiaan dan keceriaan setiap individu dalam masyarakat. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang menyenangkan hati seorang mukmin, maka dia telah membuatku senang, dan orang yang menyenangkan hatiku, akan mendapat keridhaan dari Allah Swt."

Musim semi dengan seluruh kesegaran dan keindahannya, kembali menyapa dan menyebarkan kebahagiaan, keceriaan, kepedulian, dan semangat. Musim semi adalah kebahagiaan milik semua, dan semua orang bersatu dalam mengawali tahun penuh berkah dan kebahagiaan.

Sebagian besar keluarga Iran berdasarkan keyakinan agamanya melewati detik-detik pergantian tahun di tempat-tempat ziarah. Hal ini dilakukan agar cahaya makrifat dan kemuliaan manusia yang dimakamkan di situ dapat dimanfaatkan oleh mereka menjadi contoh dalam kehidupannya. Berada di tempat-tempat ziarah semacam ini memberikan kekuatan batin saat melewati tahun baru yang diisi dengan pembacaan doa dan munajat. Oleh karenanya, setiap tahun tempat-tempat ziarah, khususnya komplek suci makam Imam Ridha as di kota Mashad, Sayidah Maksumah di kota Qom dan Ahmad bin Musa di Shiraz menjadi kawasan paling ramai yang dikunjungi warga Iran untuk melewati pergantian tahun.

Setelah tahun berganti, dimulailah tradisi silaturahmi yang berlangsung mulai dari tanggal 1 hingga 13 bulan Farvardin. Tentu saja antara sahabat dan keluarga dekat, silaturahmi Nouruz terkadang berlanjut hingga akhir bulan Farvardin. Dalam budaya Iran, orang tua dan mereka yang ditokohkan memiliki tempat khusus, setiap keluarga menjadikan satu kewajiban bagi mereka untuk mengunjungi orang tua dan tokoh masyarakat. Dalam tradisi silaturahmi ini, warga berusaha menghilangkan rasa dengki dan menggantikannya dengan kasih sayang. Bila salah satu dari keluarga ditinggal mati oleh anggota keluarganya, pada hari Nouruz, keluarga dan sahabatnya akan mengunjungi keluarga itu sambil menyatakan bela sungkawa dan penghormatan. Mereka akan mendoakan anggota keluarga yang baru meninggal dan memohon ampun atas dosanya.

Sebagian lain tidak melupakan sanak keluarga mereka yang menderita sakit di rumah sakit. Dengan kunjungan ini mereka berusaha untuk tidak membiarkan mereka yang sakit merasa sendirian. Itulah mengapa di hari Nouruz, rumah-rumah sakit dan panti jompo dipenuhi oleh warga yang mengunjungi sanak keluarganya di sana. Akhirnya, tempat yang biasanya sepi ini menjadi ramai dipenuhi kasih sayang dan keakraban.

Pada dasarnya, Nouruz tidak terbatas pada pergantian tahun, musim, dan bulan. Karena Nouruz juga berarti alam menjadi baru, begitu juga manusia. Pergantian tahun berarti juga perubahan dalam perilaku manusia dan hubungan sosialnya. Segala bentuk perubahan ini sangat berarti bagi rakyat Iran. Kegembiraan dan semakin lembutnya jiwa merupakan dampak penting dari perubahan ini. Kegembiraan yang berarti terciptanya motivasi dan keceriaan tidak hanya terbatas pada satu komunitas. Penelitian membuktikan keceriaan sebuah masyarakat akan meningkatkan kinerja mereka. Menurut sosiolog, keceriaan tidak hanya teraktualisasi di bidang ekonomi, tapi juga merata di sektor politik, budaya, dan pendidikan. Pada hakikatnya, keceriaan menjadi pondasi bagi banyak kemajuan dan mesin penggerak keluarga dan masyarakat.

Allah Swt dalam al-Quran berfirman, "Katakanlah! Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." Berdasarkan ayat ini, hubungan dengan Allah Swt dan percaya akan rahmat-Nya mempersiapkan jiwa menjadi ceria. Ketika seorang muslim memulai tahun barunya dengan mengingat Allah, membaca al-Quran dan doa, maka kondisi spiritual seperti ini akan memberikan kesejukan tersendiri dalam jiwa manusia. Bermunajat selain mendekatkan manusia kepada Allah Swt, juga menguatkan rasa percaya diri.

Setiap orang yang melakukan perbuatan dosa pada dasarnya ia senantiasa diliputi kegelisahan. Tapi Islam membuka pintu lebar-lebar bagi mereka untuk meraih ketenangan hidup dengan taubat. Seseorang yang bertaubat akan terbebaskan dari rasa berdosa yang menghinggapinya setiap hari. Terbebas dari rasa berdosa dengan taubat berarti orang tersebut telah meraih keceriaannya kembali. Sekaitan dengan hal ini Rasulullah Saw bersabda, "Seseorang yang banyak melakukan istighfar kepada Allah, maka istighfar itu akan menghapus kegelisahannya dan membuka jalan baginya." 

(irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar