"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 15 Oktober 2012

Drone Iran Sukses Terobos Israel


Baru-baru ini kita disuguhi dengan berita-berita tentang penembakan sebuah pesawat tanpa awak (drone) misterius oleh angkatan udara Israel tgl 6 Oktober lalu. Berita-berita itu bahkan dibumbui dengan video keberhasilan Israel menembak jatuh pesawat misterius tersebut dengan menggunakan 2 pesawat tempur F-16. Namun hingga kini Israel dan media-media massa tidak pernah menyebutkan pesawat apa yang ditembak jatuh itu dan siapa pengirimnya.


Sebuah artikel di blog "roytov.com" tulisan Roy Tov berjudul "IDF Photographs its own Defeat" mengupas nyaris tuntas insiden penerobosan wilayah Israel oleh pesawat tanpa awak itu, sekaligus implikasi serius dari insiden tersebut yang menjadi alasan kuat bagi Israel untuk tidak mempublikasikan pesawat tanpa awak itu.


Menurut Roy Tov pesawat tanpa awak (drone) itu meluncur dari Lebanon paralel dengan garis pantai Laut Tengah melintasi 2 kota besar Israel, Haifa dan Tel Aviv. Pesawat itu juga melintasi pusat-pusat industri Israel dan pangkalan-pangkalan udara Israel. Selanjutnya dalam 30 menit terakhir pesawat melintasi beberapa instalasi militer dan inteligen strategis Israel. Semua instalasi tersebut dilengkapi radar-radar paling canggih buatan Amerika dan Israel, termasuk sistem pertahanan udara modern "Iron Dome" yang digelar Amerika untuk Israel. Namun pesawat itu terbang tak terdeteksi hingga mendekati reaktor nuklir Dimona sebelum akhirnya ditembak jatuh.
Pesawat terbang tanpa awak itu ternyata buatan Iran yang diluncurkan oleh sekutunya, Hizbollah. Iran dan Hizbollah tentu saja tidak berniat memprovokasi perang dengan insiden itu, meski jika mereka mau pesawat itu sudah bisa menghancurkan beberapa sasaran strategis, termasuk reaktor nuklir Dimona. Mereka hanya menguji coba kehandalan drone mereka sekaligus kekuatan pertahahan udara Israel. Mereka juga cukup cerdas untuk meyakini bahwa Israel tidak akan pernah mengakui sistem pertahanan udara mereka ditembus Iran dan Hizbollah, meski Israel tahu betul bahwa pesawat drone tersebut milik Iran dan Hizbollah.

Seolah mengejek Israel, pemimpin Hizbollah Sayyed Nasrallah pada hari Rabu (10/9), mengumumkan akan mengadakan jumpa pers tentang kecanggihan pesawat-pesawat drone milik Hizbollah. Dan ejekan itu berubah menjadi tamparan keras setelah pada hari Kamis malam (11/10) Nasrallah menyatakan bahwa pesawat drone yang menerobos wilayah Israel adalah milik Hizbollah. 

Ini bukan yang pertama kalinya pesawat drone buatan Iran yang dimiliki Hizbollah menerobos Israel meski harus diakui yang terakhir ini adalah yang paling "sukses". Dalam perang Lebanon II tahun 2006 dua pesawat drone "Ababil" milik Hizbollah berhasil menerobos Israel sebelum ditembak jatuh di sebelah utara kota Haifa. Sejak saat itu Hizbollah dengan bantuan Iran telah memiliki drone-drone yang lebih canggih.

Pada tgl 2 September lalu Deputi Menhan Iran Mohammad Eslami memberikan pernyataan mengejutkan kepada media Iran "Press TV". Menurut pengakuannya Iran telah berhasil menguasai teknologi pesawat drone siluman canggih RQ-170 Santinel Amerika yang "dibajak" Iran akhir tahun lalu. Tidak hanya itu, ia juga mengakui Iran telah melengkapi pesawat-pesawat drone jarak jauh mereka, "Karrar" dengan rudal dan bom. "Karrar" akhirnya dilaunching oleh Presiden Ahmadinejad tgl 22 Agustus 2012. Daya jelajah pesawat drone ini mampu menjangkau Israel.

"Insiden" penerobosan pesawat drone itu berkaitan dengan sebuah peristiwa lainnya. Pada tgl 4 SEptember lalu koran "The New York Times" melaporkan bahwa "Iran telah mengirim peralatan militer ke Syria melalui udara Irak". Amerika yang telah hengkang dari Irak dan Irak tidak memiliki angkatan udara yang kuat menjadikan wilayah udara Irak sebagai jalur udara yang efisien bagi Iran untuk membantu sekutu-sekutunya Syria dan Hizbollah. Sejak pengiriman itu militer Syria dilaporkan mengalami kemajuan signifikan dalam perangnya melawan pemberontak, terutama di medan perang Aleppo dan Homs. Ini semua membuktikan bahwa Iran telah mensuplai Hizbollah (melalui Syria, Lebanon berbatasan langsung dengan Syria) dengan pesawat drone terbaru yang digunakan untuk menerobos Israel.

Ketika sebuah teknologi pembuatan drone ditemukan, sebagaimana teknologi pesawat drone siluman RQ 170 Amerika, tidak memerlukan biaya mahal untuk memproduksi dan mengembangkannya. Pesawat ini hanya membutuhkan material murah berupa bahan-bahan komposit dan sirkuit elektronik, tidak beda dengan pembuatan laptop. Di sisi lain pesawat tempur dan sistem pertahanan udara andalan Israel sangat mahal harganya. Jika terjadi perang antara drone-drone Iran/Hizbollah melawan angkatan udara Israel, Israel bakal mengalami krisis finansial serius, bahkan jika Amerika mengelontorkan dananya ke Israel.


(cahyono-adi.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar