"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 08 Maret 2013

Presiden Venezuela Hugo Chavez Meninggal Dunia


Presiden Venezuela Hugo Chavez telah meninggal dunia, kata wakil presiden saat mengumumkan meninggalnya presiden kecintaan rakyat Venezuela, Hugo Chaves.

Hugo Chavez tidak muncul di depan publik sejak ia kembali ke Venezuela bulan lalu setelah melakukan pengobatan kanker di Kuba.

Wakil Presiden Nicolas Maduro terlihat sangat emosional saat membuat pengumuman pada Selasa malam, 05/03/13 yang ditayangkan lewat TV yang diapit oleh para pemimpin politik dan militer Venezuela.


Sebelumnya, Maduro mengatakan, pemimpin Venezuela anti AS dan anti hegemoni berumur 58 tahun itu mengalami infeksi dan pernafasan parah sebelum akhirnya meninggal.

Hugo Chaves adalah salah satu pemimpin yang paling tenar, vokal dan kontroversial di Amerika Latin.
Chaves dalam karir militer pernah menjadi penerjun payung dan memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 1998 dan kemudian memenangkan masa jabatan enam tahun presiden pada bulan Oktober 2012.

Bulan Mei lalu, Chaves mengatakan jika dirinya telah sembuh dari kanker yang menderanya, setelah menjalani operasi dan kemoterapi pada tahun 2011 dan melanjutkan operasinya pada bulan Februari 2012.

Namun, pada bulan Desember 2012, Chaves kembali mengumumkan bahwa ia menjalani pengobatan operasi kanker di Kuba, dan Wakil Presiden, Nicolas Maduro, ditunjuk sebagai penggantinya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Akhirnya tokoh yang dengan kegigihannya melawan hegemoni Monster Besar, AS itu meninggal dunia pada Selasa, 05/03/13, pukul 4.25 sore (waktu setempat) di rumah Sakit Militer Caracas, dalam usia 58 tahun. Selamat jalan pemimpin. 



Rakyat Venezuela: "Hasta Siempre, Comandante"


Kepergian Hugo Chavez menyisakan kepedihan yang sangat mendalam bagi rakyat Venezuela. Ratusan orang berkumpul di depan rumah sakit militer di Caracas, tempat terakhir kali mendiang Chavez dirawat.

Mereka menangis dan meneriakkan slogan-slogan yang menunjukkan kecintaan pada Chavez. Mereka mengenakan pakaian serba merah yang identik dengan warna khas partai mendiang Chavez, PSUV. "Kami semua milik Chavez!" teriak mereka, seperti dilansir AFP, Rabu (6/3/2013).

Beberapa warga terlihat melambai-lambaikan bendera nasional Venezuela. Sedangkan yang lainnya tampak membawa poster yang bertuliskan "Rakyat, Chavez dan revolusi, perjuangan terus berlanjut" sambil mengelu-elukan mendiang pemimpin mereka tersebut.

"Chavez terus hidup!" teriak ratusan warga di bawah pengawalan ketat tentara Venezuela.

"Kami sedih karena bapak bangsa kami telah pergi meninggalkan kami. Dia mengajarkan kami untuk mencintai Tanah Air kami. Seorang pemimpin yang secara jasmani memang telah pergi, namun dia tetap tinggal di dalam hati kami dan kami akan terus membangun Tanah Air," ucap seorang warga Venezuela, Francis Izquierdo (40).

"Itu adalah harapan terbesarnya agar kami tidak berhenti melakukan revolusi," imbuhnya sambil menyeka air mata.

Kesedihan akan kematian Chavez juga disampaikan oleh warga Venezuela lainnya, salah satunya Ariani Rodriguez yang berprofesi sebagai guru. "Hati saya hancur seperti orang yang ditinggal pergi ayah atau anak saya sendiri," ucapnya.

Selain berkumpul di depan rumah sakit, warga Venezuela dalam jumlah yang lebih besar juga berkumpul di alun-alun kota Caracas maupun tempat publik di wilayah lainnya. Mereka menyanyikan lagu nasional Venezuela sembari memeluk foto mendiang Chavez dan menyeka air mata mereka.

"Dia (Chavez-red) seharusnya tidak pergi. Dia presiden terbaik yang pernah dimiliki Venezuela," tutur seorang warga yang bernama Frank Aponte (45) di jalanan kota Caracas.

"Saya akan datang ke tempat persemayamannya, bahkan saya rela jika harus mengantre selama 2 hari," tambahnya.

Hugo Chavez meninggal pada usia 58 tahun setelah 14 tahun memerintah Venezuela. Kondisi kesehatan yang terus memburuk, membuat Chavez menderita infeksi pernapasan paru-paru yang parah, terutama setelah menjalani operasi kanker pelvis di Kuba.

Chavez sempat kembali ke Venezuela dua pekan lalu setelah menjalani pengobatan di Kuba. Dia sempat dirawat di rumah sakit militer Caracas yang dijaga ketat pasukan. Namun sayangnya dia kembali terserang infeksi pernapasan yang membuat kesehatannya terus memburuk hingga akhirnya dia tutup usia.

Pemerintah Venezuela mengumumkan masa berkabung nasional selama 7 hari. Upacara pemakaman nasional bagi mendiang Chavez akan digelar pada Jumat (8/3) mendatang. Namun sebelumnya, jasad Chavez akan disemayamkan selama 3 hari di akademi militer di Caracas, untuk memberi kesempatan kepada rakyat yang hendak memberikan penghormatan terakhir.

Dan jutaan rakyat Venezuela mengucapkan kepada sang Komandan, "Hasta siempre, comandante," "Perpisahan selamanya, komandan."

Laporan berita
Presiden Venezuela Hugo Chavez meninggal dunia pada Selasa, 05/03/13, setelah berjuang hampir dua-tahun melawan kanker yang menggerogoti tubuh kekarnya.

Wakil Presiden Nicolas Maduro, diapit oleh para pemimpin politik dan militer kemudia membuat pengumuman pada Selasa malam itu lewat chanel televisi nasional.

"Kami baru saja menerima informasi yang paling tragis dan mengerikan. Jam 4:25 pm (20:55 GMT) hari ini, 5 Maret, Presiden Hugo Chavez meninggal dunia, " kata Maduro sambil meneteskan air mata dan menangis. Pengmumuan itu disiarkan langsung dari sebuah rumah sakit militer di Caracas.

"Hidup Chavez," teriak para pejabat sekitar Maduro serempak.

"Ini adalah saat-saat merasakan rasa sakit yang paling menyakitkan," katanya dalam pidato tersebut dengan terbata-bata menahan tangis.

Beberapa jam sebelum kematian Chavez, wakil presiden Venezuela itu menyatakan bahwa suatu hari nanti akan ada "bukti ilmiah" bahwa pemimpin sosialis itu terinfeksi kanker akibat "imperialis" musuh.

"Kami tidak ragu lagi, bahwa komandan Chavez diserang penyakit ini," kata Maduro.

"Musuh-musuh lama tanah air kita mencari cara untuk menghancurkan kesehatannya," katanya lagi.

Sebelumnya, Chavez juga pernah menyatakan hal senada ketika masih menjalani perawatan di Kuba. Saat itu Chavez menyebut bahwa kanker yang dideritanya merupakan serangan dari musuh 'imperialis'-nya, yakni AS, yang bekerja sama dengan musuh-musuh domestiknya di Venezuela.

Pada tanggal 18 Februari lalu, pemimpin Venezuela berumur 58 tahun itu kembali ke Caracas sepulangnya dari pengobatan operasi kanker di Kuba.

Chavez melakukan perjalanan ke Havana pada tanggal 10 Februari untuk melakukan operasi keempat setelah kanker itu mendera kembali, setalah setengah tahun menjalani pengobatan.

Pada akhir Maret 2012, Chavez mulai melakukan pengobatan radiasi di Kuba setelah operasi pada bulan Februari 2012 untuk mengangkat tumor kanker kedua dari daerah pinggulnya. Tumor pertama Chavez diangkat pada bulan Juni 2011, dan kemudian ia menjalani kemoterapi.

Kehidupan Sang Komandan

Chavez lahir di sebuah keluarga miskin pada tanggal 28 Juli 1954 di Sabaneta, Barinas negara Venezuela. Ia lulus dari Ilmu Akademi Militer Venezuela pada tahun 1975.

Kemudian jiwa revolusionernya membawa Chavez terlibat dalam gerakan revolusioner dalam angkatan bersenjata pada tahun 1977.

Pada tahun 1992, ia memimpin usaha untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Carlos Andres Perez dukungan AS, namun gagal dan dipenjara selama dua tahun. Meskipun fakta menunjukkan kudeta yang dilakukan Chavez gagal, insiden itu justri lemabungkan nama dan karir politik sang Komandan.

Chavez kemudian berkeliling ke seluruh Venezuela dengan pidato-pidatonya yang menggelegar, dan memenangkan pemilihan presiden pada tahun 1998. Dia kembali memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2000, 2006, dan 2012, yang meningkatkan kepercayaan demokrasinya.

Pada tahun 2002, sekelompok politisi oposisi dan tentara yang didukung oleh Amerika Serikat melancarkan kudeta terhadap Chavez. Kemudian Chavez ditangkap dan diasingkan ke pangkalan militer di pulau Karibia.

Namun, hanya dua hari kemudian, upaya perwira militer yang loyal pada Komandan dan dukungan demonstrasi besar-besaran yang dilakukan rakyat Venezuela membawa dia kembali ke tampuk kekuasaan.

Chavez kemudian memulai Revolusi Bolivarian untuk membangun demokrasi kerakyatan dan kemandirian ekonomi dan pemerataan pendistribusian kekayaan alam di Amerika Latin.

Dia adalah salah satu pemain kunci dalam gerakan progresif yang terus melanda seluruh Amerika Latin selama beberapa tahun terakhir.

Dan kematian sang Komandan membuat presiden Bolivia Evo Morales meneteskan air mata, salah satu sekutu terdekat Chavez. Morales menyatakan, "Chavez lebih hidup dari sebelumnya," sebagaimana dilaporkan The Associated Press (AP) pada Selasa, 05/03/13.

"Chavez akan terus menjadi inspirasi bagi semua orang yang memperjuangkan pembebasan mereka," kata Morales pada hari Selasa dalam pidato yang disiarkan televisi. "Chavez akan selalu hadir di semua wilayah di dunia dan semua sektor sosial. Hugo Chavez akan selalu bersama kita, menemani kita semua!." Kata Morales.

Dari Iran, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah pesan surat kepada Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada hari Rabu mengatakan, "Saya menyatakan simpati atas insiden menyedihkan bagi bangsa besar Venezuela, keluarga terhormat Hugo Chavez dan semua bangsa di dunia."

"Dia adalah martir saat melayani rakyat Venezuela dan melestarikan nilai-nilai kemanusiaan dan revolusioner.

"Chavez adalah simbol dan pewaris semua prajurit gagah berani, para revolusioner yang mulia.

"Lambang dan semangat kebesaran hati rakyat negeri ini, serta semua bangsa tertindas di dunia, ia adalah pelopor anti-kolonialisme, pencari keadilan, dan persahabatan antara bangsa-bangsa." Tulis surat Ahmadineja tersebut.

"Chavez tetap hidup, dengan keadilan, cinta dan kebebasan. Dia hidup, dengan ketakwaan, bening kemanusiaan, dan selalu hidup. Dia hidup, dan negara-negara yang hidup akan memperjuangkan untuk mencapai kemerdekaan, keadilan dan kebaikan.

"Saya tidak ragu bahwa ia akan datang kembali, bersama dengan Kristus sang Juru Selamat, bersama pewaris anusia suci dan pewaris manusia sempurna, dan akan membawa kedamaian, keadilan dan kesempurnaan bagi semua.

"Sekali lagi, saya menyampaikan belasungkawa atas kehilangan berat ini, dan saya memohon
Allah Swt, kesehatan kebahagiaan, kesejahteraan kebanggaan, bagi Anda dan bangsa Venezuela."

Dari Kuba, pemerintahan Presiden Raul Castro menyatakan dua hari berkabung nasional dan memerintahkan menaikkan bendera setangah tiang untuk menghormari sang Komandan.

"Peristiwa ini adalah kesedihan yang mendalam dan menyiksa rakyat kami, dan pemerintah revolusioner telah belajar dari kematian Presiden Hugo Chavez Frias Rafael," kata Raul Castro dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah pada Selasa malam. 

"Rakyat Kuba menganggapnya sebagai salah satu dari anak-anak mereka yang paling menonjol."

Sementara Presiden Argentina Cristina Fernandez, sekutu lain Chavez juga menyatakan tiga hari berkabung nasional.

Fernandez mengatakan, dia akan melakukan perjalanan ke Venezuela untuk mengikuti upacara pemakaman.

Dari Uruguay Jose Mujica dan sejumlah pemimpin dunia lainnya juga berencana untuk menghadiri pemakaman.

Dari Nikaragua, Rosario Murillo, istri sekaligus juru bicara Presiden Daniel Ortega mengatakan, Chavez adalah salah satu dari mereka yang mati namun tidak pernah mati."

"Kita semua Chavez," katanya dalam pernyataan berapi-api yang disiarkan lewat televisi nasional secara langsung.

Mantan Presiden AS Jimmy Carter juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Chavez akan dikenang.

Bahkan Carter berani memuji komitmen Chavez untuk memperbaiki kehidupan jutaan rakyatnya. Secara terbuka, Carter pun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Chavez.

"Kami bisa mengenal seseorang yang memiliki visi untuk mendatangkan perubahan besar bagi negaranya yang menguntungkan khususnya mereka yang merasa terabaikan dan terpinggirkan," tutur Carter seperti dilansir Fox News, Rabu (6/3/2012).

"Meskipun kami tidak setuju dengan semua metode yang dilakukan pemerintahannya, kami tidak pernah meragukan komitmen Hugo Chavez untuk memperbaiki kehidupan jutaan rakyatnya," tandas Carter.

Menurut Carter, kepemimpinan tegas Chavez telah membantu menurunkan angka kemiskinan di negaranya. Meskipun diakui Carter, perpecahan juga terjadi dalam upaya Chavez melakukan perubahan di Venezuela.

Dari PBB, Duta Besar Rusia Vitaly Churkin menyebut kematian sang Komandan adalah tragedi.

"Dia adalah seorang politikus besar bagi negaranya, Amerika Latin dan dunia. Ia memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan hubungan antara Venezuela dan Rusia, jadi kami merasa hal ini sangat buruk, "kata Churkin.

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pujian kepada Presiden Venezuela Hugo Chavez yang wafat pada usia 58 tahun. Putin menyebut Chavez sebagai pria luar biasa dan kuat yang telah memberikan kontribusi besar bagi hubungan antara Moskow dan Caracas.

"Dia pria luar biasa dan kuat yang melihat ke masa depan dan selalu menetapkan target tertinggi untuk dirinya," kata Putin dalam telegram dukacita seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (6/3/2013).

Putin pun menyampaikan terima kasih pada Chavez karena telah membangun "basis solid" bagi hubungan Rusia-Venezuela.

Melalui Menteri Luar Negeri William Hague, Inggris menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Venezuela atas kematian presiden mereka.

"Saya sedih mengetahui kematian Presiden Hugo Chavez hari ini. Sebagai Presiden Venezuela selama 14 tahun, ia telah meninggalkan kesan abadi pada negara dan lebih luas lagi," ujar Hague dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Inggris, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (6/3/2013). 

Presiden Ekuador Rafael Correa bersedih, dan mengatakan, "Kami telah kehilangan seorang revolusioner, tetapi jutaan dari kita tetap terinspirasi."

Kata-kata terkenal Hugo Chavez

1. "Kawan-kawan, dengan sangat menyesal, tujuan yang telah kita siapkan belum tercapai."

Kalimat ini diucapkan Chavez kepada rekan seperjuangannya pada 14 Februari 1992, ketika beliau belum berhasil melakukan kudeta terhadap Rezim Venezuela yang tengah berkuasa saat itu, Carlos Andres Perez.

2. "Marisabel, malam ini aku akan berikan apa yang menjadi milikmu."

Kalimat romantis ini terlontar dari mulut Chavez ketika menikahi istri keduanya, Marisabel Rodriguez, pada 14 Februari 2000.

3. "Kuba adalah lautan kebahagiaan. Ke sanalah tujuan Venezuela."

Chavez mengucapkan kalimat ini pada 8 Maret 2000, ketika dia menerima relawan pekerja asal Kuba. Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, diketahui merupakan sahabat Chavez. Hubungan mereka sangat dekat, bahkan Chavez sudah menganggap Castro sebagai ayahnya sendiri.

4. "ALCA, ALCA, pergi saja ke neraka!"

Kalimat ini disampaikan Chavez pada 4 November 2005, saat menentang pembentukan kawasan perdagangan bebas Amerika Latin yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

5. "Kau adalah seekor keledai, Tuan Berbahaya."

Kalimat Chavez ini ditujukan bagi mantan Presiden AS, George W Bush. Dia melontarkan kalimat tersebut dalam sebuah acara televisi bernama "Hello President" pada 19 Maret 2006. Dalam acara tersebut, Chavez juga berkali-kali menyebut Bush sebagai seorang pengecut, pembunuh, pelaku kejahatan genosida dan pemabuk.

6. "Kemarin setan itu ada di sini. Tepat di sini dan baunya tercium seperti belerang."

Kalimat ini juga dialamatkan kepada Bush ketika berbicara di depan sidang majelis umum PBB pada 20 September 2006.

7. "Jangan macam-macam denganku, Condeleezza."

Chavez melontarkan kalimat ini pada 19 Februari 2006, sebagai jawaban atas pernyataan mantan Menlu AS, Condoleezza Rice yang menyebut Venezuela sebagai sebuah ancaman bagi demokrasi regional.

8. "Pergi ke neraka Yankee Brengsek!"

Pada 11 September 2008, Chavez mengusir Dubes AS untuk Venezuela, Patrick Duddy sambil mengucapkan kalimat makian tersebut. Aksi ini dilakukan Chavez sebagai bentuk solidaritas terhadap Bolivia yang telah melakukan hal yang sama beberapa hari sebelumnya.

9. "Kami akan hidup dan menang!"

Seruan ini diucapkan Chavez pada 30 Juni 2011 setelah dirinya didiagnosa menderita kanker.

10. "Kau punya ekor dan telinga babi. Kau juga mendengkur seperti babi. Kau memang seekor babi."

Chavez melontarkan kalimat ini pada 16 Februari 2006 ketika mengomentari lawan politik yang bersekutu dengan Amerika dalam pemilu Presiden yang akan berlangsung awal Oktober

11. "Berikan aku mahkota duriMu, Tuhan Yesus, sehingga aku terluka. Berikan aku 100 salibMu dan aku akan membawanya untuk Mu, tetapi jangan ambil nyawaku, karena aku masih ingin melakukan berbagai hal untuk rakyat dan negaraku. Jangan dulu ambil nyawaku."

Kalimat ini diucapkan Chavez pada 5 April 2012 dalam sebuah misa yang diadakan untuk pengobatan penyakit kanker yang dideritanya.

12. "Pilih Maduro sebagai presiden republik ini. Aku meminta ini dari hatiku yang terdalam" 

(islamtimes.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar