Kematian Presiden Venezuela Hugo Chavez Selasa sore waktu setempat memicu kesedihan mendalam bagi warga di Venezuela . Ribuan orang di negara ini turun ke jalan-jalan, memanggil namanya.
Selama dua tahun, presiden
Reuters memberitakan, ribuan orang turun ke jalan-jalan dan alun-alun
Membawa poster-poster dan foto Chavez, mereka mengagung-agungkan pemimpin
Rakyat
"Dia adalah ayah kami. 'Chavismo' tidak akan berakhir. Kami adalah rakyatnya. Kami akan terus berjuang," kata Nancy Jotiya, 56, di alun-alun Bolivar,
Oleh para pendukungnya, Chavez dikenal karena gayanya yang karismatik, anti Amerika, pandai berpidato, dan dicintai karena kebijakan minyaknya yang berujung pada subsidi makanan dan medis bagi jutaan rakyat miskin di negeri itu.
Chavez mendeklarasikan diri sebagai musuh AS dengan memaki Presiden George W. Bush dengan sebutan "setan" di hadapan Sidang Majelis Umum PBB. Berkali-kali Chavez mengancam akan menghentikan kiriman minyak ke AS, meski terbukti belum pernah jadi dilakukannya.
Terinspirasi oleh kawan dan gurunya di Kuba, Fidel Castro, Chavez menerapkan cara-cara radikal dalam memperbaiki perekonomian negaranya. Dia menasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta untuk membiayai negaranya. Caranya ini menuai kecaman dari kelompok oposisi.
Ayah tiga putri dan seorang putra ini dikenal dengan pidatonya yang panjang dan menawan. Tahun 2012, dia berpidato selama 10 jam. Sedikit yang diketahui soal kehidupan pribadinya. Namun dia adalah penggemar baseball, suka membaca dan mendengarkan musik folk.
Pamor Chavez semakin meroket. Dia bak manusia setengah dewa yang dicintai para pengikutnya. "Chavez adalah segalanya, tanpa Chavez kami tidak ada apa-apa," kata seorang pendukungnya.
AS Dituding Berada di Balik Kematian Chavez
Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh ada andil dari "musuh imperialis" mereka, yaitu Amerika Serikat, dan kelompok oposisi di dalam negeri dalam kematian Presiden Hugo Chavez. Maka itu, dia pun mengusir beberapa diplomat AS yang dituduh telah mengancam keamanan negara tersebut.
Diberitakan Reuters, Rabu 6 Maret 2013, Maduro menggelar pertemuan di istana kepresidenan setelah kematian Chavez yang telah menjabat selama 14 tahun. Pemerintahan Maduro meyakini, kematian Chavez adalah akibat serangan dari musuh-musuh politiknya.
"Kanker ini adalah serangan dari musuh imperialis. Musuh lama Tanah Air kita berusaha merusak kesehatannya," kata Maduro menuding-nuding, sembari berusaha membandingkan Chavez dengan pemimpin Palestina Yasser Arafat yang diduga mati diracun agen
Atas tuduhan ini, Maduro mengatakan bahwa
"Tanggung jawab terbesar kami adalah menghadirkan kebenaran pada rakyat," kata Maduro dalam sebuah siaran televisi.
Hal serupa juga sebelumnya pernah disampaikan Chavez pada 2011 lalu. Dia melihat ada keanehan karena banyak pemimpin Amerika Latin yang juga mengidap kanker.
Hugo Chavez Mewariskan Jati Diri Bangsa
Tidak adil kadang dunia ini seperti tidak adilnya dunia pada masa kecil Hugo Chavez. Presiden
Selama 14 tahun Chavez berkuasa, pers dunia cenderung melihat sisi ekstremnya, yakni sisi revolusionernya. Chavez menasionalisasi korporasi swasta, meredam oposisi, membungkam lawan dan musuh-musuhnya.
Akan tetapi, Chavez bukan seorang Presiden seperti almarhum mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos. Chavez tidak terdengar memperkaya diri melebihi batasan yang wajar. Dia juga bukan Husni Mubarak versi Mesir.
Adalah Fidel Castro, pemimpin Kuba, yang sejak lama telah menginspirasi Chavez. Ini terkait soal kemandirian dan jati diri bangsa,soal keinginan untuk terbebas dari penekanan para kapitalis yang berbasis di Washington dan
Adalah Chavez yang mengkristalkan inspirasi itu. Selama Perang Dingin dan selama kekuasaan AS yang begitu dahsyat, para pemimpin Amerika Latin ini selalu mendapat cap sebagai sosialis ekstremis. Kini Amerika Latin berkembang pesat secara ekonomi.
Chavez adalah pihak yang memulai itu secara nyata. Menurut data Bank Dunia, kemiskinan di
Dia akhirnya meninggal setelah dua tahun berjuang melawan kanker. Namun, dia telah meninggalkan warisan berupa jati diri bangsa dan sikap seorang pemimpin yang peduli pada warga yang dia pimpin.
"Inilah sisi positif yang diwariskan Chavez," kata Michael Shifter, Presiden Inter-American Dialogue, sebuah lembaga yang bermarkas di Washington, seperti dikutip CNN, Selasa (5/3/2013).
Hal serupa dikatakan pengamat lain. "Chavez telah memberi identitas jelas dan rasa harga diri kepada orang-orang yang selama ini terabaikan," kata Jennifer McCoy, Direktur Americas Program at the
(IRIB Indonesia/Vivasnews/Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar