"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 20 Juli 2012

Inilah Beda Sistem Pertahanan Israel, Iran, dan Indonesia

Kepala Program Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Joko Purwono, menjelaskan mengapa Israel lebih tangguh dan unggul dalam teknologi pertahanan udara dibanding negara lain. Menurut Joko, kondisi itu tercipta lantaran Israel merasa pertahanannya terancam dan terintimidasi dengan negara sekitarnya di Timur Tengah.



Untuk bisa bertahan, paparnya, negeri Zionis tersebut berupaya meningkatkan kekuatan pertahanan udaranya untuk mengontrol ancaman dari luar. Caranya dengan terus mengembangkan teknologi berbagai pesawat tempur hingga pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV). "Mereka merasa tidak tenang, dan untuk survive Israel terus berinovasi mengembangkan teknologi pesawatnya hingga bisa canggih," ujar Joko kepada Republika.

Joko melanjutkan, pola yang sama juga terjadi di Iran. Merasa negaranya menjadi incaran Israel dan Amerika Serikat (AS), serta tidak bakal dibantu negara Teluk lainnya, maka pihak militer berkomitmen mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak.

Iran terus berpacu mengejar ketertinggalan teknologi dengan banyak mempelajari teknologi luar. Alhasil, beberapa waktu lalu Iran sukses merontokkan pesawat intai AS dan Israel yang mencoba menyusup masuk ke wilayah udara negara Para Mullah tersebut. "Iran berjuang mengembangkan teknologi pesawatnya hingga sudah tahap canggih, tapi teknologi dan industri pertahanan Israel sudah jauh lebih maju karena sudah mengembangkannya lebih dulu," kata Joko.

Untuk Indonesia, Joko mengaku sangat prihatin sebab dapat dikatakan tertinggal akibat tidak adanya komitmen pemerintah. Ini karena pemerintah masih sibuk pada program peningkatan kesejahteraan masyarakat dan alokasi APBN sangat minim untuk pengembangan industri alutsista dalam negeri.

Padahal sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki bangsa ini tidak kalah dibandingkan dengan negara lainnya. Sayangnya, hanya kurang mendapat kesempatan dan pelatihan.

Namun, lanjut Joko, belakangan ini pemerintah mulai sadar untuk menggiatkan program peningkatan alutsista, termasuk pembelian pesawat intai untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia. "Bagus sekarang sektor pertahanan dihidupkan pemerintah. Tapi, lebih baik beli pesawat dalam negeri, bukan luar negeri," kritik Joko.

(www.republika.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar