Presiden Republik Islam Iran , Mahmoud Ahmadinejad, saat ini berada di New York untuk menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB ke-67. Di hari pertama kunjungannya ke New York , Ahmadinejad diwawancarai oleh televisi CNN dan Washington Post.
Ahmadinejad diwawancarai
oleh David Ignatius dari Washington Post yang mengemukakan berbagai pertanyaan
tentang ancaman rezim Zionis Israel
terhadap Iran
dan gelombang Kebangkitan Islam Arab.
Dalam "wawancara menantang" itu dibicarakan pula
tentang protes umat Muslim dunia terhadap publikasi film penistaan terhadap
Rasulullah Saw dan reaksi masyarakat Timur Tengah terhadap aksi tercela serta
kemarahan mereka di hadapan para politisi Amerika Serikat.
Piers Morgan, dari televisi CNN mewawancarai Ahmadinejad dan bertanya tentang "Musim Semi Arab" di Timur Tengah dan tidak adanya intervensi militer untuk mengubah pemerintahan di Mesir dan Libya. Ahmadinejad menjawabnya dengan fakta bahwa dunia saat ini memerlukan reformasi baru tidak terkecuali di Amerika Serikat.
Melalui pertanyaan cepat dan pengalihan topik-topik dengan gesit, Piers berusaha untuk mengorek pendapat Ahmadinejad tentang Mitt Romney dan Barack Obama, dua rival dalam pilpres mendatang, akan tetapi Ahmadinejad menjawabnya dengan mengatakan, "Tahun ini saya sangat sulit untuk berbicara dengan warga Amerika, saya tidak ingin mengemukakan pernyataan yang berkesan mencampuri urusan dalam negeri Amerika."
Dikatakannya, "Warga Amerika Serikat sendiri mengetahui bagaimana harus menentukan nasib mereka, akan tetapi yang saya tahu, mereka sudah lelah dengan perang dan pertumpahan darah."
Piers berulangkali memotong pernyataan Ahmadinejad dengan tujuan hanya memperoleh jawaban yang sesuai dengan pandangan Amerika, terkait Holocaust, undang-undang gay-lesbian, dan khususnya dukungan penuh AS kepada rezim Zionis Israel dalam masalah pendudukan Palestina.
Namun Presiden Iran menyadari upaya Piers dan mengatakan, "Bahwa Anda ingin mendapat jawaban yang Anda inginkan dengan berulangkali memotong ucapan saya, ini juga sejenis diktatorisme. Dan tidak harus seperti ini bahwa ketika kalian mendukung masalah buruk seperti gay-lesbian, maka semua orang akan berpikir dan bersikap seperti kalian."
"Dalam masalah Palestina, sikap kami sudah jelas dan berulangkali kami ungkapkan bahwa semua pihak harus membantu agar warga Palestina memutuskan nasib negara mereka dalam situasi yang bebas dan adil, dan ketika itu kita semua akan mendukungnya."
Setelah wawancara tersebut, Morgan ketika ditanya wartawan IRNA mengatakan, "Menurut saya ini adalah wawancara yang menarik, mendebarkan, dan jawaban Presiden Iran terhadap pertanyaan-pertanyaan tadi sangat fantastis dan cerdik."
Menurut rencana Ahmadinejad juga akan diwawancarai oleh televisi al-Mayadin dan setelah itu bertemu dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon.
(IRIB Indonesia/MZ)
Piers Morgan, dari televisi CNN mewawancarai Ahmadinejad dan bertanya tentang "Musim Semi Arab" di Timur Tengah dan tidak adanya intervensi militer untuk mengubah pemerintahan di Mesir dan Libya. Ahmadinejad menjawabnya dengan fakta bahwa dunia saat ini memerlukan reformasi baru tidak terkecuali di Amerika Serikat.
Melalui pertanyaan cepat dan pengalihan topik-topik dengan gesit, Piers berusaha untuk mengorek pendapat Ahmadinejad tentang Mitt Romney dan Barack Obama, dua rival dalam pilpres mendatang, akan tetapi Ahmadinejad menjawabnya dengan mengatakan, "Tahun ini saya sangat sulit untuk berbicara dengan warga Amerika, saya tidak ingin mengemukakan pernyataan yang berkesan mencampuri urusan dalam negeri Amerika."
Dikatakannya, "Warga Amerika Serikat sendiri mengetahui bagaimana harus menentukan nasib mereka, akan tetapi yang saya tahu, mereka sudah lelah dengan perang dan pertumpahan darah."
Piers berulangkali memotong pernyataan Ahmadinejad dengan tujuan hanya memperoleh jawaban yang sesuai dengan pandangan Amerika, terkait Holocaust, undang-undang gay-lesbian, dan khususnya dukungan penuh AS kepada rezim Zionis Israel dalam masalah pendudukan Palestina.
Namun Presiden Iran menyadari upaya Piers dan mengatakan, "Bahwa Anda ingin mendapat jawaban yang Anda inginkan dengan berulangkali memotong ucapan saya, ini juga sejenis diktatorisme. Dan tidak harus seperti ini bahwa ketika kalian mendukung masalah buruk seperti gay-lesbian, maka semua orang akan berpikir dan bersikap seperti kalian."
"Dalam masalah Palestina, sikap kami sudah jelas dan berulangkali kami ungkapkan bahwa semua pihak harus membantu agar warga Palestina memutuskan nasib negara mereka dalam situasi yang bebas dan adil, dan ketika itu kita semua akan mendukungnya."
Setelah wawancara tersebut, Morgan ketika ditanya wartawan IRNA mengatakan, "Menurut saya ini adalah wawancara yang menarik, mendebarkan, dan jawaban Presiden Iran terhadap pertanyaan-pertanyaan tadi sangat fantastis dan cerdik."
Menurut rencana Ahmadinejad juga akan diwawancarai oleh televisi al-Mayadin dan setelah itu bertemu dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon.
(IRIB Indonesia/MZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar