Dina Y. Sulaeman*
Pada 11 Februari lalu, kolom Resonansi harian Republika menurunkan sebuah artikel yang menurut saya sangat menyedihkan. Bagaimana mungkin seorang jurnalis senior, mantan Pemimpin Redaksi harian besar diIndonesia itu,sedemikian awamnya dalam memahami konflik Syria dan konstelasi politik global?
Pada 11 Februari lalu, kolom Resonansi harian Republika menurunkan sebuah artikel yang menurut saya sangat menyedihkan. Bagaimana mungkin seorang jurnalis senior, mantan Pemimpin Redaksi harian besar di
Sang jurnalis yang bernama Ikhwanul Kiram Mashuri (IKM) itu menyandarkan analisisnya dari sebuah video yang belum diverifikasi kebenarannya, lalu menyimpulkan bahwa "musuh umat Islam tidak hanya Zionis, melainkan juga rezim brutal seperti Assad."
Bagaimana mungkin seorang jurnalis senior sampai tidak tahu bahwa perang
Kaum oposisi
Bila IKM menyodorkan video tentang Hamzah Al Khatib yang (konon) dibunuh oleh tentara Assad (IKM tidak memberi bukti apakah secara jurnalistik video itu sudah terverifikasi), bagaimana bila dia menonton salah satu video sangat brutal yang diunggah oleh kaum oposisi? Video itu sudah terverifikasi (The Guardian memverifikasinya kepada Mustafa al-Sheikh, Ketua Dewan Tinggi Militer FSA) dan bisa diliat di you tube dengan kata kunci ‘syrian+rebel+execute+
Shabiha(yang bermakna ‘hantu') memang strategis untuk dimunculkan sebagai sosok antagonis. Ketika terjadi pembantaian massal terhadap warga Syria, yang tidak bisa dituduhkan kepada tentara Syria (karena tidak ada bukti), juga FSA menolak mengaku bertanggung jawab, maka muncullah shabiha, yaitu milisi sipil pendukung Assad yang konon melakukan pembunuhan brutal di mana-nama.Shabiha adalah kambing hitam nomer wahid di Syria. Dalam Tragedi di Houla, misalnya (Mei 2012), yang sedemikian brutalnya sampai-sampai Kofi Annan menyebut situasi di Syria saat itu sebagai ‘tipping point'. Tanpa menunggu investigasi PBB, hanya berdasarkan laporan telepon dari aktivis oposisi, media mainstream menyebut pembantaian itu dilakukan oleh Assad dengan cara dibombardir senjata berat. Ketika tim investigasi PBB datang keesokan paginya dan menemukan bukti yang sangat jelas bahwa pembantaian itu dilakukan dengan cara-cara nonmiliter: ditusuk, digorok, dan ditembak jarak dekat, serta tidak ada bukti kehadiran militer di
Sebagai seorang jurnalis, IKM seharusnya jeli membaca laporan-laporan media
Yang menggelikan, IKM membawa-bawa Taliban dalam tulisannya. Dia menyayangkan, mengapa ketika Taliban membunuh Malala Yousafzai reaksi dunia sangat keras, sementara untuk korban
Pertama, terkait Taliban/Al Qaida.Bagaimana mungkin, seorang jurnalis sekelas IKM tidak tahu bahwa sebenarnya pelaku teror di Syria adalah Al Qaida(meski dengan berbagai nama lain).Bagaimana mungkin dia tidak membaca laporan-laporan dari berbagai media mainstream yang menyebutkan bahwa pasukan jihad dari Libya dan berbagai negara Arab datang ke Syria? Bahkan Mustafa al-Sheikh(Ketua Dewan Tinggi Militer FSA) saat diwawancarai Mona Mahmoud (The Guardian) mengakui hal ini, "Al-Qaida saat ini ada di berbagai penjuru
Dan seorang jurnalis yang cerdas seharusnya akan dibuat heran oleh situasi ini: bagaimana mungkin AS yang di Afghanistan memburu Al Qaida dan Taliban, tetapi di Syria malah mendukung dan memfasilitasi kehadiran mereka (laporan-laporan bahwa CIA terlibat dalam pengiriman senjata dan pasukan jihad dari Libya dan negara-negara Arab sudah banyak diungkapkan oleh media-media mainstream).Apalagi, bukankah Republika juga merilis berita bahwa Israel pun kini sudah mulai terjun ke medan perang di Syria? Tidakkah fakta ini membuat IKM curiga: ada kelompok jihad Islam, tapi kok malah didukung Barat dan
Baru akhir-akhir ini saja, ketika kelompok garis keras di Syria terlihat sulit dikendalikan(apalagi malah nekad mendeklarasikan berdirinya khilafah di Syria), barulah AS ingin cuci tangan dan menyatakan ‘kiriman senjata untuk pihak oposisi ternyata jatuh ke pihak yang salah', dan menaruh Front Al Nousra (salah satu kelompok oposisi yang sangat banyak melakukan peledakan bom di fasilitas publik) ke dalam list organisasi teroris.
Selain itu, seharusnya IKM menggali lebih dalam, tidak hanya membaca Syarq Al Awsat, tetapi mau membaca laporan-laporan PBB (dalam informasi yang simpang-siur dari dua pihak yang bertikai, laporan PBB bisa dianggap lebih valid, terutama dari sisi riset akademis). Menarik untuk dicermati bahwa Sekjen PBB dalam suratnya kepada Dewan Keamanan(Mei 2012) tidak secara tegas menyebutkan bahwa militer
"Ada laporan terus-menerus mengenai bertambahnya tindakan pengamanan yang keras yang dilakukan pemerintah, yang membawa ke arah pelanggaran HAM secara massif oleh tentara pemerintah dan milisi pro-pemerintah, termasuk penahanan secara semena-mena, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pembunuhan terhadap aktivis, [yaitu] oposan dan pembelot [militer]."
Perhatikan bahwa Sekjen PBB menggunakan kalimat ‘ada laporan' dan sama sekali tidak memberikan konfirmasi mengenai hal itu. Padahal, ada tim khusus PBB di Syria, yaitu UNSMIS, meski sekarang sudah dibubarkan. Sebaliknya dalam laporan itu disebutkan dengan tegas bahwa sangat banyak aksi teror yang menimpa warga sipil, tentara, dan termasuk anggota misi PBB sendiri (UNSMIS). Bahkan laporan Sekjen PBB itu terang-terangan menyebut ada kelompok teroris mapan yang terlibat di
"
Kedua, terkait reaksi internasional.IKM pastilah sudah tahu dunia internasional sangat keras reaksinya terhadap
Lalu, apa yang terjadi setelah pasukan asing masuk ke
Dan bila dilacak ke belakang: siapa pemilik kontraktor-kontraktor AS, pemilik perusahaan-perusahaan senjata, pemilik saham dari lembaga keuangan yang bagi-bagi hutang itu; yang semuanya mengeruk keuntungan dari perang? Tak lain adalah orang-orang Zionis. Ini bukan teori konspirasi. Segalanya sangat jelas dan terang-benderang, hanya dibutuhkan kejelian membaca data yang berserakan di internet.
Dan skenario di
Apa boleh buat, hanya satu simpulan saya atas artikel IKM di Republika yang menanyakan "Apakah Musuh itu Hanya Zionis
________
*Magister Hubungan Internasional Unpad, Research Associate of Global Future Institute
[1]salah satu link nya: http://youtu.be/KggxTWkZJmU
[2]Surat Sekjen PBB bisa diunduh di www.securitycouncilreport.org/atf/.../Syria%20S2012%20363.pdf
[3]Artikel IKM bisa dibaca di: http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/13/02/10/mi083m-apakah-musuh-itu-hanya-zionis-israel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar