Warga Palestina ikut berduka mendengar kabar kematian Presiden Venezuela , Hugo Chavez. Selama ini Chavez dianggap tidak pernah lelah memberikan dukungannya kepada warga Palestina untuk melawan pendudukan Israel .
“Ini adalah kehilangan besar bagi kami,” ujar Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam acara duka cita di Konsulat
“Warga Palestina akan setia kepada Chavez, kami akan terus mengenang dukungannya terhadap kemerdekaan penuh Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya,” terang Abbas, seperti dikutip AFP, Jumat (8/3/2013).
Dukungan Chavez terhadap Palestina dimulai sejak
“Saya sedih dengan kematian Chavez karena ia sangat mirip dengan
Para warga Palestina pun menunjukkan belasungkawanya dengan memajang foto Chavez dan bendera
“Saat ini tidak ada pemimpin dunia yang memberikan dukungan besar kepada Palestina seperti yang dilakukan Chavez,” sesal warga Palestina lainnya, Imad Mahmud.
(okezone.com)
Venezuela Hapus Pemberlakuan Visa Masuk Bagi Rakyat Palestina
Pemerintahan
Terkait hal tersebut Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al-Maliki menyatakan bahwa apa yang mereka lakuan bersama antara Palestina dan Venezuela merupakan sebuah pesan penting kepada dunia sebab Palestina sekarang sedang memasuki tahap baru. Setelah mendapatkan “kenaikan” status dalam Sidang Umum PBB dari entitas peninjau yang diwakili oleh PLO menjadi negara peninjau non anggota ,
Telah Lama Bersemi
Hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut sebenarnya telah dimulai sejak April 2009 sebagai respon
Dukungan terhadap Palestina ini ditunjukkan pula dalam Sidang Umum PBB belum lama ini. Duta besar Venezuela untuk PBB, Jorge Valero menyatakan dengan tegas bahwa Israel telah melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina dan karenanya jajaran Elit Israel harus didakwa atas kejahatan-kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan.
Chavez sendiri, pernah dalah suratnya yang dikirimkan kepada Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon tertanggal 17 September 2011 menyatakan bahwa argumentasi Zionisme yang digunakan oleh Israel merupakan sebuah pendekatan yang hanya akan menguntungkan kolonialisme Prancis dan Inggris serta imperialism Amerika Serikat yang selalu memberikan dungungan militer kepada Israel. Menurutnya Zionisme merupakan upaya imperialism untuk menguasai politik Timur Tengah. Ia mengajukan perjanjian Balfour tahun 1917 sebagai bukti bermainnya kepentingan-kepentingan imperialism dengan sengaja membesar-besarkan Zionisme. Baginya konflik yang bermula sejak 1948 tersebut bukanlah sebua konflik agama melainkan konflik politik yang bukan dimulai dari Timur Tengah melainkan dari Eropa.
Oleh : Are De Paskim Pengurus Eksekutif Nasional ( EN ) Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi ( LMND ).
(kompasiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar